Sukses

Dampak Nyata Perubahan Iklim Ancam Masa Depan Generasi Mendatang

Kondisi perubahan iklim yang menunjukkan dampaknya terlihat semakin nyata juga turut mengancam masa depan dari generasi mendatang, terutama dari segi kesehatan.

Liputan6.com, London - Mereka yang lahir hari ini, di mana pemanasan global terasa semakin nyata, harus menghadapi berbagai ancaman kesehatan sebagai dampak dari perubahan iklim. 

Keadaan bumi yang semakin panas, berkurangnya persediaan makanan, penyebaran berbagai penyakir, bencana banjir dan kebakaran dimana-mana hanyalah sebagian dari kondisi alam yang harus dialami saat ini, menurut temuan sebuah studi global.

Menurut sebuah studi yang dirilis oleh The Lancet Medical Journal, perubahan iklim saat ini telah membahayakan kesehatan manusia lantaran meningkatnya kondisi cuaca ekstrem dan parahnya polusi udara yang ada.

Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (14/11/2019), jika tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, dampaknya dapat membebankan seluruh generasi dengan berbagai penyakit sepanjang hidupnya.

"Anak-anak sangatlah rentan terhadap berbagai risiko kesehatan dari dampak perubahan iklim. Tubuh dan sistem imun mereka masih bertumbuh, dan mereka masih rentan terhaap penyakit dan polutan lingkungan," ujar Nick Watts, pemimpin bersama dari studi oleh The Lancet Countdown on Health and Climate Change.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlunya Solusi Segera

Watts juga memperingatkan bahwa gangguan kesehatan di masa pertumbuhan anak anak sangatlah berpengaruh dan bertahan lama sehingga dampak membawa konsekuensi dalam jangka waktu yang panjang.

"Tanpa adanya solusi segera dari seluruh negara untuk mengurangi emisi gas efek rumah kaca, ancaman terhadap kesejahteraan dan harapan hidup panjang akan semakin nyata. Perubahan iklim akan menentukan kesehatan seluruh generasi," tambah Watts.

Namun, tim peneliti menambahkan bahwa usaha dalam memperkenalkan kebijakan untuk membatasi emisi dan pemanasan global akan menghasilkan hal yang berbeda.

WHO mengatakan secara global pada tahun 2016 bahwa 7 juta kasus kematian adalah karena masalah polusi dan dampak dari rumah tangga. Mayoritas dari mereka datang dari negara dengan ekonomi menengah ke bawah.

"Jika kita ingin melindungi anak kita, kita harus memastikan bahwa udara yang mereka hirup bukanlah sebuah racun," ujar Sonja Ayeb-Karlsson, spesialis kesehatan global di Britain's Sussex University yang juga bekerja dalam studi Lancet.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.