Sukses

Proyek Resor Mewah Melayang di Atas Tanah Milik Arab Saudi Diklaim Sudah Makan Korban Jiwa

Pemerintah Arab Saudi dan manajemen Neom menolak berkomentar terkait tuduhan ini.

Liputan6.com, Riyadh - Pihak berwenang Arab Saudi telah mengizinkan penggunaan Langkah berbahaya untuk membuka lahan bagi kota gurun futuristik yang dibangun oleh puluhan perusahaan Barat, kata seorang mantan perwira intelijen kepada BBC.

Kolonel Rabih Alenezi mengatakan, dia diperintahkan untuk mengusir penduduk desa dari sebuah suku di negara Teluk tersebut untuk membuka jalan bagi projek The Line, yang merupakan bagian dari proyek lingkungan Neom.

Salah satu dari mereka kemudian ditembak dan dibunuh karena memprotes penggusuran, dikutip dari laman BBC, Kamis (9/5/2024).

Pemerintah Saudi dan manajemen Neom menolak berkomentar terkait tuduhan ini.

Neom, kawasan ekologi Arab Saudi senilai US$ 500 miliar, adalah bagian dari strategi Visi Saudi 2030 yang bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian kerajaan dari minyak.

Proyek andalannya, The Line, telah disebut-sebut sebagai kota bebas mobil, dengan lebar hanya 200 meter dan panjang 170 km -- meskipun hanya 2,4 km dari proyek tersebut yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2030.

Puluhan perusahaan global, beberapa di antaranya berasal dari Inggris, terlibat dalam pembangunan Neom.

Area di mana Neom dibangun digambarkan sebagai kanvas kosong yang sempurna oleh pemimpin Arab Saudi, Putra Mahkota Mohamed bin Salman. Namun menurut pemerintahannya, lebih dari 6.000 orang telah dipindahkan untuk proyek tersebut.

Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris ALQST memperkirakan angka tersebut lebih tinggi.

BBC telah menganalisis citra satelit dari tiga desa yang dihancurkan – al-Khuraybah, Sharma dan Gayal. Rumah, sekolah, dan rumah sakit telah hilang dari peta.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fasilitas Mewah di Proyek Neom

Mengutip The Sun pada Jumat, 23 Maret 2024, pada proyeknya kali ini, NEOM akan membuat desain yang inovatif yang dapat menciptakan ilusi seperti matahari terbenam dari jauh. Resor mewah yang membentang seperti jembatan di atas laut ini akan berada di ketinggian 36 meter di atas permukaan laut.

 "Dari titik pandang yang tinggi, 36 meter di atas laut, para tamu disuguhi pengalaman yang menakjubkan, seolah-olah melayang, dengan pemandangan laguna yang menakjubkan, karang yang hidup, dan perairan yang tenang dan tak terputus membentang hingga ke cakrawala," bunyi pengumuman itu.

Arsitektur dari resor ini akan dibuat mirip seperti jembatan yang menghubungkan pantai utara dan selatan, yang terdiri dari 250 kamar tamu. Pengelola resor juga berjanji akan memadukan kemewahan dengan petualangan. Tamu bisa melakukan berbagai olahraga dan aktivitas, termasuk berlayar, menyelam, dan olahraga air lainnya.

Tidak hanya aktivitas di air, resor ini juga akan menyediakan banyak kegiatan yang dapat diikuti oleh para tamu, seperti perawatan spa yang menenangkan dan banyak pilihan tempat makan yang mewah. Tujuannya agar para tamu bisa tetap rileks setelah berolahraga atau kegiatan lainnya.

3 dari 3 halaman

Bagian Proyek Ambisius Arab Saudi

Mengutip situs resmi NEOM pada Sabtu, 23 Maret 2024, pihak pengembang berkomitmen untuk menjadikannya tempat yang ramah lingkungan dan akan menjaga serta berintegrasi dengan ekosistem pesisirnya. Peluncurannya juga selaras dengan inisiatif pariwisata berkelanjutan di Teluk Aqaba, yaitu Leyja, Epicon, Siranna, Utamo, Norlana, Aquellum, Zardun, Xaynor, Elanan dan Gidori, yang melambangkan komitmen dan kolektivisme ini.

Treyam hanyalah salah satu dari banyak proyek ambisius di Arab Saudi karena kerajaan tersebut menghabiskan USD1 triliun atau sekitar Rp15 kuadriliun untuk menghilangkan ketergantungannya pada minyak. Melalui investasi besar-besaran sebagai bagian dari Visi Arab Saudi 2030, negara ini telah meluncurkan proyek-proyek ambisius yang didanai miliaran minyak dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sejalan dengan visi megalomania Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Arab Saudi juga sangat berambisi menjadi pusat dunia. Harga masing-masing proyek belum diketahui, tetapi Saudi diperkirakan menghabiskan USD 175 miliar USD atau sekitar Rp2 kuadriliun setiap tahun untuk proyek-proyek besar antara 2025 dan 2028.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.