Sukses

Riset Potensi Tsunami di Mars Beri Sinyal Tentang Kehidupan Planet Merah

Studi baru ini memberikan beberapa petunjuk penting tentang lautan purba kutub utara Mars.

Liputan6.com, Arizona - Lokasi awal mula jatuhnya sebuah meteor di Mars yang menyebabkan terjadinya sebuah mega-tsunami lebih dari 3 miliar tahun yang lalu, mungkin telah ditemukan. Sebuah studi baru melaporkan, tsunami yang disebabkan meteor purba, disebut-sebut memberikan efek amplifikasi pada pembentukan Kawah Lomonosov, sebuah lubang selebar 120 kilometer di Kutub Utara Mars.

Ukuran besar Lomonosov menunjukkan bahwa meteor yang menabrak sejatinya telah berukuran besar, serupa dalam skala dengan asteroid selebar 10 km --mirip dengan asteroid yang melanda Semenanjung Yucatan Meksiko 66 juta tahun yang lalu, memicu kepunahan massal yang membunuh 75% spesies Bumi, termasuk dinosaurus.

Namun, tumbukan meteor, yang memicu tsunami, semakin memperluas ukuran kawah tersebut.

Batuan angkasa yang begitu besar tidak sering menghantam Planet Merah. Jadi, studi baru ini memberikan beberapa petunjuk penting tentang lautan purba kutub utara Mars, serta potensi bahwa di masa lalu, planet itu menampung kehidupan, kata anggota tim riset, seperti dikutip dari Space.com, Jumat (9/8/2019).

"Implikasinya adalah bahwa laut akan mempertahankan komponen cairan untuk waktu yang sangat lama," kata rekan penulis studi Alexis Rodriguez, seorang ilmuwan senior di Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, kepada Space.com. Dia memperkirakan 4 juta hingga 5 juta tahun sebagai angka representatif, tetapi menekankan bahwa angka itu hanya perkiraan.

"Ini mungkin pertama kalinya bahwa potensi kawah laut terkait dengan tsunami telah diselidiki di luar Bumi," kata Rodriguez.

Dan kemudian ada implikasi astrobiologis. Seperti disebutkan di atas, ukuran Lomonosov menunjukkan lautan utara Mars --lingkungan yang berpotensi dihuni-- bertahan untuk waktu yang relatif lama.

Bagaimanapun, secara statistik tidak mungkin bahwa dampak Lomonosov terjadi tepat setelah lautan itu terbentuk.

Dan bahkan jika samudera sebagian besar membeku pada saat itu, dampaknya akan menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi kehidupan seperti yang kita kenal, karena, energi luar biasa yang dilepaskan akan melelehkan banyak es dan menciptakan sistem hidrotermal di Lomonosov, kata Rodriguez.

Karenanya, kawah adalah target yang menggiurkan untuk misi pencarian kehidupan di Mars di masa depan. Penjelajah robot mungkin tidak melakukan tugas itu, karena daerah Lomonosov ditutupi oleh lapisan es setebal 10 meter, kata Rodriguez.

Tetapi penjelajah manusia mungkin bisa menelusuri es dan mengakses sedimen di lantai kawah. Dan para perintis ini dapat menggunakan es air yang berlimpah untuk mendukung kehidupan, menyediakan tujuan lebih lanjut tentang eksplorasi Mars.

"Itu akan sangat menarik," kata Rodriguez.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Laut Kutub Utara Mars

Laut utara Mars yang asin dan besar kemungkinan terbentuk sekitar 3,4 miliar tahun yang lalu. Keberadaan lautan diterima secara luas oleh para peneliti Mars, kata Rodriguez, tetapi ada banyak perdebatan tentang sifatnya.

Sebagai contoh, beberapa ilmuwan percaya lautan itu berumur panjang, jika cukup dingin. Tetapi yang lain tidak berpikir bahwa iklim Mars purba dapat mendukung adanya air permukaan yang stabil untuk waktu yang lama, dan karenanya berpendapat bahwa laut membeku dengan sangat cepat - mungkin dalam beberapa ribu tahun atau kurang.

Studi baru, yang diterbitkan pada akhir Juni di 'Journal of Geophysical Research: Planet', mendukung sudut pandang sebelumnya.

Rodriguez dan rekan-rekannya, yang dipimpin oleh François Costard dari Pusat Nasional Penelitian Ilmiah Prancis, mendasarkan riset pada beberapa tahun penelitian sebelumnya tentang laut dan jejaknya di Mars kuno.

Sebagai contoh, Rodriguez memimpin sebuah studi tahun 2016 yang mengidentifikasi cekungan besar di dataran utara --fitur yang sangat menyerupai tanda yang ditinggalkan oleh tsunami di Bumi. Tim menentukan bahwa cekungan diukir oleh dua mega-tsunami yang berbeda, yang membanjiri wilayah itu lebih dari 3 miliar tahun yang lalu.

Mars tidak memiliki aktivitas lempeng tektonik yang signifikan, sehingga ombak besar mungkin dipicu oleh meteor. Jadi, Costard, Rodriguez dan rekan-rekan mereka mencari kawah yang ditinggalkan oleh tumbukan meteor, mempersempit pencarian sesuai rentang tahun yang dibutuhkan penelitian.

Pencarian itu berhasil menemukan dua kawah potensial. Dan kemudian, beberapa baris bukti menyebut Lomonosov sebagai kandidat terkuat, kata para ilmuwan melaporkan dalam studi baru.

Sebagai contoh, Lomonosov berada di tempat yang tepat, dengan usia yang tepat (sebagaimana ditentukan oleh jumlah kawah), dan itu sangat mirip dengan kawah laut di Bumi.

Lomonosov juga cocok dengan sejumlah kriteria yang ditentukan. Sebagai contoh, kawah itu sedalam yang diperkirakan para ilmuwan tentang lautan dangkal di saat tabrakan. Dan bagian dari Lomonosov hilang, yang konsisten dengan mega-tsunami; air yang dipindahkan mungkin telah merusak bongkahan besar tersebut.

Meskipun bukti ini sugestif, namun, belum naik ke tingkat tataran fakta, kata Rodriguez.

"Kawah ini adalah kandidat," katanya. "Saya tidak akan mengatakan lebih jauh bahwa ini pasti kawah yang menghasilkan tsunami."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.