Sukses

Viral Sendok Plastik hingga Bungkus Permen di Perut Ikan dari Laut Indonesia Jadi Sorotan

Temuan viral delapan item sampah plastik ditemukan dari ikan di perairan Ujunggenteng, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia, menjadi sorotan media asing.

Liputan6.com, Jakarta - Ibu rumah tangga ini terkejut menemukan sejumlah sampah plastik dari seekor ikan yang dibelinya dari nelayan di pasar. Ia menemukan sendok plastik hingga pembungkus permen dalam perut binatang laut yang tengah dibersihkan untuk dimasak.

Temuan Anna Nurjanah di Provinsi Jawa Barat itu didapati dari ikan mahi-mahi yang dibelinya dari pasar di Ujunggenteng, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia pada bulan Mei lalu. Ia mengatakan bahwa asisten rumah tangganya sedang membersihkan ikan ketika dipanggil untuk memeriksa isi perut hewan air tersebut karena sang pembantu melihat ada keanehan.

Setelah memeriksanya, mereka mendapati delapan item sampah plastik, termasuk sendok plastik utuh dan bungkus dari permen.

Juga ditemukan di dalam ikan adalah penutup botol deodorizer, tali plastik panjang, dan berbagai potongan plastik kecil lainnya.

Anna, seorang ibu rumah tangga dan juru kampanye lingkungan, kemudian mengunggah video itu ke akun Instagram-nya, Volunteersindo pada Juni lalu. Tak butuh waktu lama, unggahan tersebut pun menjadi viral.

Sejumlah media asing menyoroti isu tersebut. Salah satunya situs berita Malaysia, New Straits Times, yang mengulasnya dalam sebuah tulisan bertajuk "Watch: Housewife shocked to find plastic spoon, candy wrapper in fish being prepared for meal".

Media Inggris, Daily Mail, juga ikut mengangkat temuan sampah plastik pada ikan itu dengan artikel "Woman highlights the horrors of plastic pollution as she pulls packaging, wrappers and even a SPOON from a fish's stomach as she prepares to cook it in Indonesia".

Situs lainnya, World of Buzz, mengangkat isu tersebut dengan berita viral yang dibubuhkan judul "Fish That Was Being Prepared As Food Found to Have Plastic Spoon, Candy Wrapper & Other Plastics in Stomach".

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Temuan 8 Item Sampah Plastik

Mahi-mahi adalah ikan yang biasa ditemukan di perairan sekitar khatulistiwa. Mereka adalah pemangsa yang hidup di permukaan dan memakan alga yang mengambang di permukaan air, serta ikan kecil lainnya.

Karena mereka sebagian besar adalah pengumpan tanpa pandang bulu, mahi-mahi sangat rentan untuk menelan plastik karena mengira itu makanan.

Ikan itu kemudian berjuang untuk mencerna plastik di perut mereka, yang menyebabkan perutnya penuh dan mengakibatkan binatang itu mati kelaparan. Penyumbatan akibat sampah plastik juga dapat menyebabkan infeksi fatal.

Temuan delapan sampah plastik itu diunggah ke akun Instagram @Volunteersindo. Menurut informasi dari akun tersebut, VolunteersIndo adalah organisasi lingkungan non-profit yang mengajari anak-anak tentang bahaya plastik dan lainnya.

Berikut ini rekaman detik-detik delapan sampah plastik dari perut ikan yang mencuri perhatian sejumlah media asing:

Menurut pantauan Liputan6.com hingga Rabu, 10 Juli, video tersebut sudah dilihat lebih dari 280 ribu kali.

Tayangan tersebut juga disertai pesan untuk berbagi video tersebut agar menyebarkannya, guna membuka mata orang-orang soal bahaya sampah plastik.

"...Ini adalah apa yang tidak kita lihat di pasar, saya membeli ikan hari ini dari nelayan dan ini adalah apa yang saya temukan di dalam ikan. Masa depan dimulai dari sekarang, kita harus bertindak sekarang!," tulis akun @VolunteersIndo.

3 dari 3 halaman

Bahaya Sampah Plastik

Sebuah studi tahun 2017 oleh The Ocean Cleanup Foundation memperkirakan bahwa antara 1,15 juta dan 2,41 juta ton sampah plastik masuk ke lautan setiap tahun, 67 persen di antaranya tersapu di sana berasal dari sungai di Asia.

Plastik sangat berbahaya karena membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terdegradasi atau terbagi menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.

Potongan-potongan ini menumpuk dari waktu ke waktu, dan kerap dikonsumsi oleh satwa liar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini