Sukses

Dewan Keamanan PBB Desak AS dan Iran Setop Ketegangan

Dewan Keamanan PBB, pada Senin 24 Juni 2019, menyerukan dialog dan langkah-langkah untuk mengakhiri ketegangan di Timur Tengah.

Liputan6.com, New York - Dewan Keamanan PBB, pada Senin 24 Juni 2019, menyerukan dialog dan langkah-langkah untuk mengakhiri ketegangan di Timur Tengah, menyusul perseteruan antara Amerika Serikat dan Iran.

Tetapi, Teheran menolak pembicaraan dengan Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump memberlakukan sanksi baru .

Dalam pernyataan pers (satu dari beberapa opsi tindakan diplomatik dalam koridor Dewan Keamanan) yang disusun oleh Kuwait, dewan mengutuk serangan baru-baru ini terhadap kapal tanker minyak, menyebut mereka ancaman terhadap pasokan energi dunia dan perdamaian dan keamanan internasional.

Setelah pertemuan dua jam, dewan menyetujui sebuah pernyataan yang menjelaskan bahwa semua pihak harus mundur dari konfrontasi militer yang dikhawatirkan bisa terjadi, demikian seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (25/6/2019).

Sikap bersama dari dewan terjadi hanya beberapa jam setelah Trump memberikan sanksi baru terhadap Iran, dengan menargetkan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan delapan komandan Iran.

Ketika dewan bertemu di balik pintu tertutup atas permintaan Washington, duta besar Iran untuk PBB mengerdilkan agenda itu, mengatakan kepada wartawan bahwa kondisinya tidak mendukung untuk dialog dengan Amerika Serikat.

"Anda tidak dapat memulai dialog dengan seseorang yang mengancam Anda, yang mengintimidasi Anda," kata Duta Besar Majid Takht Ravanchi, yang mengatakan "suasana dialog semacam itu belum siap."

Dewan mengatakan semua pihak yang berkepentingan dan semua negara di kawasan itu harus "menahan diri secara maksimal dan mengambil tindakan serta tindakan untuk mengurangi eskalasi dan ketegangan."

"Anggota dewan mendesak agar perbedaan harus diatasi secara damai dan melalui dialog," kata pernyataan yang didukung oleh Rusia (sekutu terdekat Iran), dan Amerika Serikat.

Inggris, Prancis dan Jerman secara terpisah menyerukan "de-eskalasi dan dialog, dengan rasa hormat penuh terhadap aturan internasional."

Berkomentar lebih lanjut, duta besar Iran mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat harus menghentikan "perang ekonominya melawan rakyat Iran" dan memperbarui tawaran untuk mengadakan pembicaraan regional mengenai keamanan, di bawah naungan PBB.

"Selama ancaman ini ada, tidak mungkin Iran dan AS dapat memulai dialog," kata sang duta besar.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ketegangan AS - Iran

Ketegangan melonjak setelah Iran pekan lalu menembak jatuh pesawat pengintai AS yang Teheran berkeras telah memasuki wilayah udaranya - klaim yang ditolak oleh Washington.

Trump memicu alarm internasional ketika dia mengatakan pada hari Jumat bahwa dia telah membatalkan serangan militer AS terhadap Iran pada menit terakhir karena dia memutuskan akan ada terlalu banyak kerusakan.

Selama pertemuan itu, Amerika Serikat menyajikan bukti yang katanya menunjukkan bahwa Iran berada di belakang serangan baru-baru ini terhadap kapal tanker minyak di Teluk Oman, menggunakan penyelam yang menempatkan ranjau pada kapal.

Teheran telah membantah bertanggung jawab atas serangan-serangan itu.

Penjabat Duta Besar AS di PBB, Jonathan Cohen mengatakan, "Satu-satunya aktor negara dengan kemampuan dan motif untuk melakukan serangan itu adalah Iran."

Para diplomat PBB mengatakan Amerika Serikat mendesak untuk menyebutkan "aktor negara" yang bertanggung jawab atas serangan-serangan kapal tanker itu dalam pernyataan pers, tetapi Rusia menolaknya.

Dewan Keamanan dijadwalkan pada hari Rabu untuk membahas kesepakatan nuklir Iran yang telah dikeluarkan Amerika Serikat dan bahwa Eropa sedang berjuang untuk menyelamatkannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.