Sukses

Usai KTT Amerika Serikat-Rusia, Menhan Kedua Negara Dijadwalkan Bertemu?

Menteri pertahanan Amerika Serikat dan Rusia dilaporkan akan bertemu usai kedua pemimpin negara mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi di Helsinki, Finlandia.

Liputan6.com, Helsinki - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, mengatakan bahwa dirinya mungkin akan menggelar pertemuan terbuka dengan Menhan Rusia Sergey Shoigu, usai pemimpin dua negara ini bertemu di Helsinki, ibu kota Finlandia. Apabila benar adanya, maka tatap muka Mattis dan Shoigu merupakan perjumpaan pertama sejak 2015.

"Mattis terbuka untuk pembicaraan itu. Namun ada dua kemungkinan perbincangan yang dilakukaan mereka, bertemu secara langsung atau melalui telepon," kata dua pejabat AS yang enggan disebut namanya, seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (18/7/2018).

Pekan lalu, Shoigu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia, Il Giornale, bahwa ia sangat yakin semua perselisihan harus diselesaikan secara damai dan tanpa menggunakan kekuatan militer.

"Saya yakin bahwa setiap masalah dapat dan harus diselesaikan tanpa menggunakan kekuatan militer. Saya telah berulang kali mengundang pimpinan Pentagon untuk membahas masalah-masalah keamanan global dan regional yang ada, termasuk perang melawan terorisme," papar Shoigu kepada koran itu.

Tetapi menurutnya, Amerika Serikat tidak siap untuk berdialog mengenai hal tersebut.

Pembicaraan terakhir antara menteri pertahanan Amerika Serikat dan Rusia terjadi pada tahun 2015, ketika Shoigu berbincang dengan Ashton Carter. Dua pejabat militer senior itu kemudian menyetujui bahwa kedua negara akan melanjutkan kontak militernya dan melanjutkan diskusi mengenai resolusi damai terhadap krisis Suriah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Donald Trump dan Vladimir Putin Bertatap Muka dalam KTT AS-Rusia

Momen besar yang ditunggu masyarakat internasional tengah berlangsung. Presiden Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin akhirnya bertatap muka dalam KTT Amerika Serikat-Rusia di Helsinki, Finlandia, Senin 16 Juli 2018 siang waktu setempat (sekitar 18.00 WIB).

Seperti dikutip dari CNN 16 Juli 2018, Trump mengangkat sejumlah isu seputar AS-Rusia kepada Putin, meliputi: bilateral ekonomi perdagangan, militer, perlombaan senjata nuklir dan pemusnah massal, serta isu geopolitik yang menjadi perhatian kedua negara.

"Kami berdiskusi tentang semua hal, dari perdagangan, militer, misil, nuklir, hingga China," kata Trump bersama Putin di hadapan sejumlah wartawan jelang dialog tatap muka tertutup yang akan mereka lakukan segera di Helsinki.

Trump dan Putin juga melaksanakan dialog tatap muka selama beberapa menit tanpa didampingi delegasi penasihat masing-masing. Hal itu merupakan keinginan sang presiden AS yang merasa bahwa dirinya akan mampu "menilai Putin secara lebih baik, antar sesama pemimpin dengan pemimpin."

"Kami memiliki peluang besar bersama sebagai dua negara, namun terus terang, kita belum bergaul dengan baik selama beberapa tahun terakhir ... Tetapi saya pikir kita akan berakhir memiliki hubungan yang luar biasa," tambah Trump dalam kesempatan yang sama.

Pada gilirannya, Putin tak berbicara panjang dalam kesempatan itu.

"Presiden yang terhormat, saya senang bisa bertemu Anda di Finlandia. Kita telah melakukan kontak secara berkelanjutan via telepon belakangan ini. Jelas, waktunya telah tiba bagi kita melakukan dialog seperti ini, karena telah banyak kejadian di dunia yang mesti kita bahas," kata Putin dalam bahasa Rusia yang kemudian diterjemahkan oleh penerjemah.

Sementara itu, dalam sesi serupa, Trump turut mengangkat soal isu senjata nuklir dan pemusnah massal --yang membayangi kedua negara sejak era Perang Dingin.

"Saya pikir dunia ingin melihat kita (AS-Rusia) akur. Kita merupakan negara kekuatan nuklir. Kami memiliki 90 persen nuklir di dunia --tapi itu bukan hal yang baik, itu hal yang buruk," tambahnya.

Kendati demikian, dalam kesempatan tersebut, Trump tidak mengangkat isu soal dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 (populer disebut Russian Meddling) --sebuah skandal yang belakangan menjadi sumber kontroversi sarat tensi tinggi dalam relasi Washington-Moskow sejak 2016.

Ini menjadi KTT pertama sejak Trump duduk di kursi kepresidenan AS pada Januari 2017, juga perdana sejak Putin menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kedua pada pertengahan tahun 2018 ini.

Meski keduanya pernah bertemu tatap muka, namun pertemuan mereka hanya berlangsung singkat sekilas, memanfaatkan sela forum multilateral seperti KTT G20 Juli 2017 di Jerman dan KTT APEC November 2017 di Vietnam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.