Sukses

Buku Eks Direktur FBI Sebut Kepemimpinan Donald Trump Mirip Bos Mafia

James Comey, eks Direktur FBI yang dipecat Donald Trump, pekan depan akan merilis buku berjudul A Higher Loyalty: Truth, Lies, and Leadership.

Liputan6.com, Washington DC - Mantan Direktur FBI James Comey menyebut Donald Trump tidak etis dan "tidak setia pada kebenaran". Hal itu Comey ungkapkan dalam buku barunya, yang juga menggambarkan kepemimpinan Presiden seperti transaksi jual beri, didorong ego, dan hanya menunjukkan kesetiaan pada pribadinya sendiri.

Buku itu berjudul A Higher Loyalty: Truth, Lies, and Leadership, dan akan terbit minggu depan. Buku itu berkisah kesaksian Comey dan pernyataan tertulis tentang kontaknya dengan Presiden selama hari-hari awal pemerintahan serta kekhawatirannya yang berkembang tentang integritas Presiden.

Comey juga menyebut Trump sosok bos yang seperti mafia. Ia menggambarkan interaksinya dengan Trump layaknya "kilas balik karier saya sebelumnya sebagai jaksa yang melawan mafia."

"Trump berusaha untuk mengaburkan batas antara penegakan hukum dan politik dan mencoba untuk menekan saya mengenai penyelidikan soal gangguan Rusia dalam pilpres AS," tulis Comey seperti dikutip dari The Independent pada Jumat (13/4/2018).

Presiden, katanya, terobsesi dengan topik pelacur dari dokumen terkenal yang disusun oleh mantan mata-mata Inggris, Christopher Steele.

Dalam dokumen yang dimuat di buku itu disebutkan, Donald Trump telah menyaksikan para pelacur buang air kecil di kamar hotel di Moskow, tempat yang sama di mana pendahulunya Barack Obama dan ibu negara pertama Michelle menginap. Itu dilakukan "sebagai cara mengotori tempat tidur".

Comey menulis, presiden berusaha meyakinkannya bahwa itu tidak benar dengan mengklaim dirinya mengalami germafobia atau fobia terhadap kuman.

Trump kemudian mengatakan kepada Comey, "Tidak mungkin saya membiarkan orang-orang saling kencing di sekitar saya. Tidak mungkin," lapor surat kabar Washington Post.

Buku itu juga memuat pukulan-pukulan yang sangat pribadi kepada Donald Trump, yang mungkin akan mengganggu presiden.

Comey yang tinggi besar -- nyaris 2 meter-- menggambarkan presiden AS itu pendek dengan dasi 'terlalu panjang' dan kulitnya setengah putih setengah merah seperti orang habis berjemur.

Dalam buku itu, Comey juga menulis, bahwa ia secara sadar mengecek ukuran tangan presiden.

"Lebih kecil dari tangan saya, tetapi tidak tampak luar biasa," tulisnya.

Donald Trump memecat Comey pada bulan Mei 2017, memicu keributan di Departemen Kehakiman yang menyebabkan penunjukan Robert Mueller sebagai penasihat khusus yang mengawasi penyelidikan atas campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS.

Pemeriksaan Mueller telah diperluas untuk melihat apakah Donald Trump merintangi keadilan dengan memecat Comey, sebuah ide yang dibantah oleh presiden. Lalu, Trump menyebut Comey sebagai tukang "pamer" dan "pembohong".

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Partai Republik Membela Donald Trump

Dengan terbitnya buku eks direktur FBI yang penuh kritikan, Komite Nasional Partai Republik siap untuk memimpin upaya penyangkalan terhadap pernyataan isi buku Comey. Caranya, komite membuat situs yang berisi penyangkalan itu untuk mempertanyakan kemampuan Comey memimpin FBI.

Buku Comey tidak diragukan lagi akan sangat diteliti oleh tim hukum presiden yang mencari inkonsistensi antara isi buku dengan kesaksiannya di depan publik, di bawah sumpah, sebelum Kongres.

Mereka akan mencari kesalahan Comey sebagai saksi kunci dalam penyelidikan Mueller, yang Presiden Donald Trump sebut perburuan penyihir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.