Sukses

30-9-2009: Gempa 7,6 SR Mengguncang Padang Sumatera Barat

Hari ini, delapan tahun yang lalu, gempa berkekuatan 7,6 SR mengguncang Sumatera Barat dan daerah sekitarnya.

Liputan6.com, Padang - Hari ini, delapan tahun yang lalu, gempa berkekuatan 7,6 SR mengguncang Sumatera Barat dan daerah sekitarnya. Peristiwa itu disebut-sebut sebagai salah satu bencana alam dengan dampak yang cukup parah dalam sejarah Indonesia modern.

Episentrum gempa terletak di sekitar 50 km lepas pantai barat laut Sumatera dengan kedalaman berkisar 87 km dari permukaan, serta terdeteksi sekitar pukul 17.16 waktu setempat. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (30/9/2017).

Gempa terasa di seluruh kawasan Sumatera, Jabodetabek, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Menurut data pemerintah daerah Sumatera Barat, peristiwa itu mengakibatkan 1.115 orang tewas dan 2.329 lainnya terluka, 279.000 bangunan mengalami kerusakan, serta berdampak pada 1.250.000 warga di kawasan.

Padang Pariaman menjadi kota dengan korban jiwa terbanyak (675), diikuti Kota Padang (313), Agam (80), dan Pariaman (37).

"Bangunan besar di Padang hancur. Kami juga kesulitan melakukan komunikasi," jelas Rahmat Triyono dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Saat guncangan terjadi, lebih dari 900.000 warga dilaporkan mengalami kepanikan massal. Hampir seluruh orang yang sedang berada di dalam gedung atau bangunan, berhamburan ke jalan serta berbagai tempat terbuka. Beberapa di antaranya mencari tempat tinggi sebagai destinasi untuk menyelamatkan diri.

Mereka yang tak berhasil menyelamatkan diri tewas akibat tertimpa reruntuhan bangunan atau tertimbun longsoran tanah.

Pada saat yang sama, listrik padam di seluruh kawasan yang terdampak. Beberapa stasiun berita Tanah Air yang meliput kejadian melaporkan adanya kebakaran di beberapa lokasi dan tanah longsor di kawasan Danau Maninjau.

Usai gempa, Bandar Udara Minangkabau ditutup dan dibuka kembali pada 1 Oktober 2009.

Menurut sejumlah pakar kebumian, penyebab Sumatera Barat, terkhusus Padang, menjadi lokasi yang terdampak paling parah dari gempa tersebut karena, wilayah itu berada dekat dengan persinggungan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.

Kala itu, lindu sempat menyiagakan alat pendeteksi tsunami milik The Pacific Tsunami Warning Centre di Hawaii. Menurut lembaga itu, Indonesia, Malaysia, India, dan Thailand menjadi empat negara yang mungkin terdampak potensi tersebut.

Analis juga menyebut kemungkinan adanya erupsi vulkanis dari gunung Marapi, Talang, dan Tandikat usai gempa level VII skala Mercalli itu.

Meski pada akhirnya, apa yang dikhawatirkan tak benar-benar terjadi.

Berbagai komunitas domestik hingga internasional mengulurkan tangan untuk Minangkabau, usai dilanda salah satu bencana alam yang cukup parah dalam sejarah Indonesia modern itu.

Negara yang membantu antara lain, Australia, China, Denmark, Estonia, Uni Eropa, Jerman, Hong Kong, Republik Irlandia, Jepang, Malaysia, Belanda, Norwegia, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Korea Selatan, Swiss, Qatar, Taiwan, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, dan Inggris.

Sementara itu, lembaga kemanusiaan yang terlibat dalam upaya bantuan kemanusiaan untuk Sumatera Barat adalah Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, World Vision, Oxfam, IFRC, Muslim Charity, Mercy Corps, serta berbagai organisasi lain.

Sementara itu, pada tanggal yang sama tahun 1947, Pakistan dan Yaman bergabung dengan PBB. Sedangkan pada 30 September 1968, merupakan momen perdana Boeing 747 dipublikasikan di Boeing Everett Factory.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini