Sukses

Pilot Terbaik Serbia Tewas Saat Selamatkan Bayi

Satu unit helikopter penyelamat milik Serbia dilaporkan jatuh saat berusaha mendarat di ibukota Belgrad.

Liputan6.com, Belgrade - Satu unit helikopter penyelamat milik Serbia dilaporkan jatuh saat berusaha mendarat di ibukota Belgrad. Awalnya mereka hendak membawa bayi yang baru lahir untuk mendapatkan perawatan medis, namun cuaca buruk menyebabkan kendaraan udara tak tentu arah sehingga jatuh.

Semua yang berada di dalam helikopter -- tujuh orang, termasuk sang bayi malang -- meninggal dunia.

"Helikopter berupaya mendarat dalam kondisi cuaca berkabut tebal di ibukota Belgrad pada Jumat 13 Maret malam waktu setempat. Empat awak dan dua tenaga medis tewas," demikian diberitakan BBC yang dikutip Senin (16//3/2015).

Menteri Pertahanan Bratislav Gasic mengungkapkan bahwa anggota militer yang tewas adalah orang-orang terbaik. "Militer telah kehilangan pilot helikopter terbaik," jelas dia.

Media Serbia menyebut korban dalam kecelakaan tersebut adalah pilot terbaik negara itu, Mayor Omer Mehic dan Kapten Milovan Djukelic, serta insinyur penerbangan Ensign Nebojsa Drajic dan Ensign Ivan Miladinovic. Foto mereka telah dimuat di situs angkatan bersenjata Serbia.

Tewas bersama mereka adalah seorang dokter bernama Dzevad Ljajic, dan ahli anestesi Miroslav Veselinovic. Namun identitas bayinya tak disebutkan.

Wartawan BBC Guy Delauney dari Belgrade menyebutkan, kecelakaan itu membuat para penerbang di Kementerian Pertahanan Serbia sangat kehilangan.

Mereka yang ada di dalam helikopter dianggap sebagai pahlawan, karena menyelamatkan puluhan orang selama banjir besar tahun lalu. "Para pilot yang meninggal tadi malam adalah pilot terbaik di militer Serbia. Ini merupakan kehilangan terbesar bagi kami" ucap Menhan Bratislav Gasic.

Menurut menteri pertahanan itu, helikopter transportasi buatan Rusia MI-17 adalah peralatan terbaik untuk operasi pencarian dan penyelamatan (SAR).

Helikopter tersebut dipanggil setelah ambulans yang membawa bayi itu terhalang tanah longsor sekitar 200 km arah selatan Belgrade. Bayi berusia lima hari itu memang butuh penangan cepat karena mengalami masalah pernapasan yang mengancam jiwa.

"Menara kontrol di bandara Belgrade kehilangan kontak dengan helikopter ketika menunggu izin mendarat pada hari Jumat setelah pukul 22.30 waktu setempat," ungkap pihak berwenang.

Insiden itu diduga kuat terjadi akibat dua upaya pendaratan gagal karena jarak pandang minim. "Visibilitas rendah," ucap komandan satuan helikopter Predrag Bandic.

Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vucic pun menyatakan hari berkabung nasional pada Minggu 15 Maret, untuk menandai insiden kecelakaan terburuk sejak dua dekade lalu. (Tnt/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.