Sukses

Kisah Menarik di Balik 5 Perlengkapan Kantor Ini

Sejumlah perlengkapan kantor yang dipakai sehari-hari ternyata punya histori yang menarik. Seperti apa kisahnya?

Liputan6.com, Jakarta - Penjepit kertas, penghapus pensil, sampai kertas untuk menuliskan pesan alias post-it note -- setiap hari kita menggunakan perlengkapan perkantoran itu tanpa prasangka. Namun, ada histori dan kisah-kisah menarik di balik penemuannya.

Salah satunya, tentang penjepit kertas yang ternyata dijadikan simbol perlawanan rakyat Norwegia melawan pendudukan Nazi Jerman. Atau lem Pritt Stick yang ternyata terinspirasi bentuk lipstik.

Berikut kisahnya seperti dikutip Liputan6.com dari BBC, 11 September 2014:

Penjepit Kertas (Paperclip)



Tak ada yang pasti soal asal-usul penjepit kertas. Salah satu teori yang beredar luas adalah bahwa benda itu ditemukan oleh orang Norwegia Johann Vaaler dan mendaftarkan patennya pada 1899. Namun, ciptaannya itu dianggap kurang praktis dan tak pernah diproduksi massal. Buatan Inggris lebih disukai.

Namun, Vaaler tetap dikenal sebagai penemu penjepit kertas. Bahkan menjadikannya menjadi pahlawan rakyat di negerinya.

Begini kisahnya: selama tahun-tahun penjajahan Nazi, penjepit kertas dipakai sebagai simbol perlawanan di Norwegia. Dipasang di kerah baju. Sebagai pengingat bahwa orang-orang Norwegia bersatu melawan pasukan penjajah. "Kita terikat bersama".

Bertahun-tahun setelah perang, keyakinan bahwa Vaaler menjadi penemu paperclip menyebar luas. Kisahnya masuk ensiklopedia Norwegia -- bercampur dengan kisah-kisah perlawanan yang menjadikan penjepit kertas mendekati imej simbol nasional.

Pada tahun 1989, BI Business School di Norwegia mendirikan tugu penjepit kertas setinggi 7 meter sebagai bentuk penghormatan pada Vaaler -- meski desainnya tak sama dengan paperclip ciptaannya.

Penghapus Pink Pearl 



Meski tak sepopuler di  AS, penghapus Pink Pearl bisa dengan  mudah dikenali oleh warga Inggris.  Warna merah mudanya yang khas dan teksturnya yang mencolok adalah hasil dari pencampuran batu apung vulkanik dicampur dengan karet dan faktis selama proses manufaktur.

Penghapus pensil  terbuat dari karet alami atau sintetis. Namun, karet biasanya hanya digunakan sebagai pengikat, sekitar 10-20 persen. Bahan lain dicampurkan termasuk campuran minyak sayur dan sulfur dikenal sebagai faktis -- yang berfungsi sebagai penghapus.

Pink Pearl diluncurkan pada 1926, saat aturan wajib belajar sedang diberlakukan di Amerika Serikat.

Harganya yang murah dan kualitas lumayan membuatnya menjadi bagian umum di kelas-kelas di seluruh negara. Pada tahun 1967, seniman Vija Celmins membuat pahatan dari kayu balsa -- yang dibentuk dan dicat seperti aslinya. Sepuluh tahun kemudian, produsen kosmetik Avon memproduksi sikat kuku merah muda Pink Pearl -- untuk menghilangkan kotoran penghapus di kuku-kuku para murid.

Bentuk dan warna Pink Pearl bahkan dikenal hingga kini -- dalam versi yang dipasarkan Papermate. Ikon 'penghapus' dalam Photoshop juga meniru bentuknya. Saat ini juga tersedia hiasan magnet Pink Pearl, lencana, juga USB yang dimasukkan dalam penghapus itu. 

Selanjutnya: Lem yang Terinspirasi Lipstik...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lem yang Terinspirasi Lipstik


Pritt Stick



Pada tahun 1967, Dr Wolfgang Dierichs, peneliti di perusahaan Jerman, Henkel sedang dalam perjalanan bisnis. Ia check in untuk masuk ke pesawat, duduk di kursi, memasang dan mengencangkan ikat pinggang, siap untuk kondisi lepas landas.

Saat kapal terbang hendak mendarat, tiba-tiba tercetus ide untuk merevolusi dunia. Ia terinspirasi perempuan yang sedang mengenakan lipstik. Dierichs yang mengamatinya, berpikir bentuk pewarna bibir itu bisa digunakan untuk hal berbeda: lem.

Lem padat ditempatkan di wadah mirip lipstik, bisa dikeluarkan dengan cara diputar. Gampang dipakai dan tak kotor. "Orang-orang yang melihat perempuan mengenakan lipstik nantinya akan berpikir, "bayangkan yang ia oles di bibir adalah lem."

Perusahaan Henkel meluncurkan Pritt Stick pada tahun 1969. Dalam 2 tahun, produk itu tersedia di 38 negara di dunia. Dan kini, ia dijual di lebih dari 120 negara di muka Bumi.

Sekitar 130 juta Pritt Stics diproduksi tiap tahunnya dan lebih dari 2,5 miliar terjual sejak kali pertama diproduksi. "Cukup untuk menorehkan garis perekat yang membentang dari Bumi, melewati Bulan, ke Mars, kemudian kembali lahi," demikian klaim perusahaan. Pada tahun 1987, Henkel mulai meluncurkan iklan lem itu  dengan karakter yang disebut Mr Pritt.

Drawing Pin (paku payung)



Seperti halnya sebutannya, drawing pin awalnya digunakan ahli gambar untuk menahan kertas yang mereka gambari. Kini kerap digunakan sebagai penempel kertas di kantor-kantor.

Paku payung atau pines tersebut memiliki beragam bentuk dan desain -- berevolusi dari bentu sederhana paku yang lurus.

Seperti halnya perkembangannya yang pesat, ada perdebatan seru soal siapa yang menemukannya. Sejumlah orang mengklaim, paku itu ditemukan pembuat jam asal Jerman bernama Johann Kirsten antara tahun 1902 dan 1903.

Sadar bahwa paku dengan pangkal yang lebih lebar makin nyaman bagi ibu jari, ia memalu lempeng kuningan dan memasangkannya pada paku.

Meski menjadi penemu, Kirsten tak mendapatkan keuntungan dari karyanya itu. Ia hanya mampu menjual sejumlah kecil paku untuk pengrajin lokal lainnya -- mungkin karena kebiasaan mabuknya -- terpaksa menjual desain paku payung ke  pemilik pabrik Arthur Lindstedt.

Dengan sedikit perubahan, paku payung mendatangkan pundi-pundi uang ke Lindstedt. Para pekerjanya bisa memproduksi ribuan paku setiap hari yang diekspor ke seantero Eropa.

Pada tahun 2003, Christa Kothe, pemilik sebuah hotel kecil di luar kota Lychen membangun patung untuk mengenang 100 tahun penemuan paku payung. Setidaknya, masih ada yang ingat sosok Kirsten.

Post-it Note



Spence Silver bergabung di 3M pada tahun 1966 sebagai ahli kimia senior dalam laboratorium penelitian perusahaan. Tim di mana ia bergabung sedang mengembangkan perekat yang sensitif terhadap tekanan -- bisa menempel dengan mudah, tapi gampang dilepas.

Bekerja pada satu rumus, Silver mengubah jumlah salah satu bahan kimia dan sengaja menciptakan perekat yang sangat lemah tetapi dapat diandalkan.

Awalnya, temuannya itu terlihat sia-sia. Namun, Silver yakin, pasti ada gunanya. Ia menunjukkanya pada rekan-rekannya dan bahkan mengadakan seminar untuk menjelaskan sifat temuanya yang tidak biasa.

Silver berniat menjual perekat itu dalam bentuk aerosol -- yang akan disemprotkan pada bagian belakang selembar kertas atau poster.

Salah satu karyawan 3M yang menghadiri seminar Silver adalah Art Fry -- yang kerap frustasi saat latihan paduan suara. Sebab, potongan-potongan kertas yang digunakan untuk menandai halaman dalam buku nyanyiannya terus jatuh. Ia menyadari perekat buatan rekannya bisa jadi solusi.

Namun, penanda buku berperekat yang ia usulkan tak ditanggapi baik para koleganya. Suatu hari, Fry ingin menuliskan pesan pada atasannya, lalu ia mengambil pembatas buku karyanya, menuliskan sejumlah kalimat dan menempelkannya di depan buku.

Kemudian, setelah menerima pesan itu, si bos juga mengambil bookmark dan menempelkannya di depan paragraf  yang harus dikoreksi -- ditambah dengan sejumlah komentar. Eureka! Sticky note pun lahir. Sebuah histori dimulai. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.