Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis anak konsultan saluran napas dan paru anak (respirologi) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Fahrul Udin mengatakan, anak yang kena tuberkulosis (TB) perlu segera diobati agar tak berujung pada kondisi disabilitas.
“Setelah kena TBC, anak harus segera diobati jangan sampai sudah kena TBC otak atau meningitis karena itu beda sekali bisa kejang dan bahkan disabilitas,” ujar Fahrul dalam Kelas Orangtua Hebat (Kerabat) seri 9 bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara hybrid Kamis (26/09/2024).
Baca Juga
Nutrifood Cetak Pemimpin Muda yang Berkontribusi Mengedukasi Soal Sampah sampai Ajak Siswa Disabilitas Masuk Perguruan Tinggi
Kisah Berdirinya SLB Mandiri Putra yang Berpartisipasi di Peparnas 2024, Ketuk Pintu Hati Orangtua ABK dari Pintu ke Pintu
Seluruh Atlet Peparnas XVII Solo Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Batas Biaya Perawatan
Sebelumnya dia menerangkan, anak-anak terutama di bawah umur lima tahun adalah kelompok yang rentan terkena infeksi penyakit tuberkulosis.
Advertisement
Kemenkes mencatat, ada 100.726 anak di Indonesia yang terjangkit TB pada 2022. Jumlah tersebut merupakan anak berusia 0-14 tahun. Secara rinci, ada 57.024 anak yang terkena TB berusia 0-4 tahun.
TB adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bisa menular melalui udara, trang Fahrul. Selain menyerang paru-paru, ternyata TB dapat menyerang kulit, mata dan organ lainnya.
“Anak-anak adalah yang sangat rentan karena sistem imun mereka belum berkembang sempurna, inilah pentingnya pengetahuan bagi orangtua untuk lebih sadar gejala dan cara pencegahan terkait TB,” jelasnya.
TB dapat Menular Lewat Udara
Fahrul juga mengatakan, TB dapat menular melalui udara terutama saat yang terinfeksi batuk atau bersin. Setiap orang bersin mengeluarkan 1000 kuman.
Anak lebih rentan tertular TB apabila ada anggota keluarga terjangkit TB aktif. Ventilasi di rumah yang buruk juga memperbesar risiko penularan karena kuman berputar di dalam rumah.
“Sebaiknya rumah terpapar sinar matahari karena kuman dapat mati terkena sinar matahari.”
Advertisement
Orangtua Perlu Tahu Gejala TB pada Anak
Jika terjangkit TB, anak bisa saja menunjukkan beberapa gejala seperti:
- Batuk berkepanjangan yakni batuk tidak pernah berhenti, bukan hilang timbul, selama lebih dari dua minggu;
- demam lebih dari dua minggu;
- penurunan berat badan;
- anak berkeringat di malam hari padahal ruangan dingin dan tidak ada aktivitas fisik;
- anak kurang aktif dan lemas;
- ada pembengkakan kelenjar getah bening.
Bagaimana Jika Anak Tunjukkan Gejala TB?
Jika orangtua mendapati anaknya menunjukkan gejala TB, maka harus segera membawanya ke fasilitas kesehatan (faskes).
“Segera periksa ke faskes terdekat seperti puskesmas, dokter anak, dokter spesialis paru anak, lakukan pemeriksaan laboratorium dan ikuti petunjuk dokter,” saran Fahrul.
Lantas, apa yang perlu dilakukan jika anak sudah positif TB?
“Yang dilakukan jika anak sudah positif TB yaitu dengan isolasi dan pencegahan penularan. Beri nutrisi yang cukup dan pantau pengobatan juga perkembangan anak, lakukan skrining pada anggota keluarga lain yang tinggal dalam satu rumah dan jaga kebersihan serta sirkulasi udara,” papar Fahrul.
Fahrul juga menekankan pentingnya vaksin BCG pada bayi baru lahir untuk pencegahan TBC. Pasalnya, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Selain vaksin, pencegahan juga bisa dilakukan dengan gaya hidup sehat, energi yang penuh dapat melawan kuman dan meningkatkan daya tahan tubuh. Tak lupa, konsumsi obat pencegahan TBC (TPT).
“Ini bukan terapi tapi pencegahan, ini diberikan bagi anak di bawah umur lima tahun yang memiliki resiko besar terkena TBC karena satu rumah dengan pengidap,” ucapnya.
Advertisement