Sukses

Kurangi Dampak FTX, Binance Bentuk Dana Pemulihan untuk Industri Kripto

Ini dilakukan untuk mengurangi efek negatif lebih lanjut dari FTX.

Liputan6.com, Jakarta - Menyusul jatuhnya pertukaran cryptocurrency FTX, Binance mengumumkan mereka sedang membentuk dana pemulihan untuk industri kripto. Hal tersebut dikatakan oleh CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ) dalam sebuah cuitan di Twitter.

Ini dilakukan untuk mengurangi efek negatif lebih lanjut dari FTX, Binance membentuk dana pemulihan industri, untuk membantu proyek-proyek yang kuat, tetapi berada dalam kondisi krisis likuiditas.

"Binance juga sambut pemain industri lain dengan uang tunai yang ingin berinvestasi bersama, Kripto  tidak akan pergi. Kami masih di sini, mari membangun kembali,” kata Zhao, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (18/11/2022).

FTX mengajukan kebangkrutan Bab 11 pada Jumat (11/11/2022). Sebelum pengajuan kebangkrutan, Binance sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi pertukaran kripto saingannya. 

Namun, setelah melakukan uji tuntas, perusahaan memutuskan untuk meninggalkan kesepakatan tersebut, mengutip laporan FTX yang salah menangani dana pelanggan dan penyelidikan oleh otoritas AS.

Dia menyamakan kegagalan FTX dengan krisis keuangan 2008, memperingatkan efek berjenjang.

“Sebagai sebuah industri, kita perlu meningkatkan transparansi. Kita perlu bekerja sangat erat dengan regulator di seluruh dunia untuk membuat industri ini lebih kuat,” kata Zhao. 

Dia menambahkan, ada peran yang kuat untuk dimainkan oleh regulator, tetapi Zhao tidak dapat menyalahkan ini pada satu pihak mana pun. Bos Binance itu juga mencatat industri kripto masih berkembang dan masih membangun.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

CEO Binance Changpeng Zhao: Perlindungan Konsumen Kripto Tanggung Jawab Semua Pihak

Sebelumnya, terkait banyaknya kasus kejahatan dan runtuhnya para pemain besar di Industri kripto membuat keamanan investor kripto sebagai konsumen terancam. Menanggapi hal ini, CEO Binance, Changpeng Zhao menyebut perlindungan konsumen kripto jadi tanggung jawab semua pihak.

"Industri kripto punya peran untuk melindungi konsumen tak hanya regulator, bukan tugas regulator 100 persen untuk melindungi konsumen. Jadi perlindungan konsumen adalah tanggung jawab semuanya, kata Zhao dalam acara B20 Summit Indonesia, di Bali, Senin (14/11/2022). 

Tak hanya itu, Zhao menambahkan konsumen juga bertanggung jawab atas perlindungan dirinya sendiri dengan mengedukasi diri terkait kripto. 

"Kami dari Binance tak hanya sebagai exchanger, tetapi kami juga memberikan fasilitas untuk orang mengakses kripto. Kami mempunyai Coinmarketcap sebagai tempat informasi kripto,” kata Zhao. 

Adapun terkait regulasi soal kripto, Zhao menyebut industri saat ini membutuhkan regulasi untuk mengurangi berbagai kejahatan.

“Semuanya memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlindungan pada konsumen. Kita juga membutuhkan banyak regulasi dari regulator,” lanjut Zhao. 

Bos binance menuturkan saat ini banyak regulator yang menyamakan pertukaran kripto seperti bank, padahal menurut Zhao keduanya sangat berbeda. 

“Saat in banyak regulasi yang menekankan pada KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti Money Laundering), banyak regulator yang menganggap exchange beroperasi seperti bank, padahal sistemnya sangat berbeda,” tutur Zhao.

Zhao turut menyarankan agar pelaku industri dapat lebih transparan dan terus bekerja sama dengan regulator di seluruh dunia agar ekosistem di industri kripto semakin baik ke depannya.

3 dari 4 halaman

Regulator AS Selidiki FTX Terkait Dugaan Salah Menangani Dana Pelanggan

Sebelumnya, di tengah krisis likuiditas yang dialami pertukaran kripto FTX dan gagalnya akuisisi dari Binance untuk membantu. Sekarang, FTX menghadapi regulator AS yang sedang mencari tahu apakah FTX berpotensi salah menangani dana pelanggan di platformnya.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (11/11/2022), Komisi Sekuritas AS (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) sedang menyelidiki hubungan FTX dengan entitas saudaranya Alameda Research serta dengan FTX AS. 

Investigasi ini belum diungkapkan kepada publik, tetapi telah dimulai berbulan-bulan yang lalu sebagai penyelidikan terhadap FTX AS dan aktivitas pinjaman kripto-nya, menurut laporan bloomberg. Namun penyelidikan ini diperluas terkait kasus baru yang menimpa FTX. 

Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan kripto yang dijalankan oleh kepala FTX Sam Bankman-Fried, tertangkap di mata badai minggu ini ketika keuangan neraca yang bocor mengungkapkan hubungan dekat yang tidak biasa dengan FTX melalui token FTT asli bursa. 

Changpeng Zhao, kepala eksekutif Binance, mengirimkan gelombang kejutan di Twitter ketika dia menulis perusahaannya, sebagai investor awal di FTX dan pemegang besar tokennya, akan melikuidasi posisinya di FTT.

Sejak serangkaian Tweet itu, pemegang FTT Coin telah berbondong-bondong menjual token mereka. Zhao mengklaim Bankman-Fried kemudian memanggilnya, meminta Binance untuk menyelamatkan perusahaannya yang bermasalah.

4 dari 4 halaman

Binance Mundur dari Akuisisi FTX

Binance dan FTX pada Selasa, 8 November 2022 keduanya mengungkapkan telah menandatangani letter of intent yang tidak mengikat yang memberikan opsi untuk membeli FTX sambil menunggu uji tuntas. 

Namun pada Rabu, Binance mengumumkan telah mundur dari kesepakatan akuisisi itu karena adanya beberapa faktor. 

“Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter.

Binance kemudian mencatat mereka ingin membantu pelanggan FTX tetapi masalahnya berada di luar kendali atau kemampuan Binance membantu. Pertukaran kripto terbesar itu lebih lanjut mengatakan setiap kali bisnis kripto besar gagal, investor ritel yang menderita.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.