Sukses

Manusia Purba Neanderthal Mampu Berburu Singa Gua dengan Tombak Kayu 48.000 Tahun Lalu

Neanderthal, manusia purba 48,000 tahun lalu, menantang singa gua dengan keberanian dan strategi unik. Temuan ini mengungkap keterampilan berburu dan kompleksitas interaksi manusia dengan lingkungan prasejarah, memperdalam pemahaman kita tentang evolusi manusia.

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 48.000 tahun yang lalu, di masa yang menyaksikan keberadaan manusia purba, terjadi suatu peristiwa menarik yang terpatri dalam jejak sejarah evolusi manusia. Neanderthal, nenek moyang manusia modern, terlibat dalam perburuan yang luar biasa, menewaskan seekor singa gua dengan keberanian dan strategi yang mengejutkan. Temuan ini membawa kita lebih dalam ke dalam kehidupan sehari-hari Neanderthal, menyajikan gambaran yang mendalam tentang keterampilan berburu dan ketangguhan yang dimiliki oleh spesies manusia kuno ini.

Sisa-sisa singa gua yang ditemukan di Jerman menjadi bukti kuno yang mencengangkan, menggambarkan momen krusial dalam hubungan antara Neandertal dan hewan sekitarnya. Temuan ini tidak hanya memperlihatkan kemampuan Neanderthal dalam berburu, tetapi juga menciptakan gambaran tentang kompleksitas interaksi manusia purba dengan lingkungannya. Melalui analisis sisa-sisa singa gua, para peneliti dapat mengupas lapisan demi lapisan kehidupan Neanderthal dan melibatkan diri dalam petualangan menemukan rahasia masa lalu.

Perburuan singa gua oleh Neanderthal membawa kita ke jantung pertanyaan penting: bagaimana perilaku manusia kuno beradaptasi dengan tantangan lingkungan mereka? Seiring kita menyelidiki lebih dalam mengenai metode perburuan dan interaksi manusia purba dengan fauna prasejarah, kita dapat memahami lebih baik evolusi manusia dan perjalanan panjangnya menuju dominasi di alam.

Merangkum dari sciencenews.org, artikel ini akan mengungkap studi terbaru tentang manusia purba Neanderthal!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

1. Catatan Tertua Hominid yang Berhasil Membunuh Predator Besar

Penemuan ini bukan hanya membawa kebahagiaan para peneliti, tetapi juga menandai langkah signifikan dalam pemahaman kita tentang perilaku Neanderthal. Merupakan bukti langsung pertama bahwa Neanderthal terlibat dalam perburuan singa gua, dan juga menjadi catatan tertua tentang hominid yang berhasil membunuh predator besar. Keberanian Neanderthal dalam menghadapi ancaman dari hewan buas seperti singa gua menciptakan narasi baru mengenai kemampuan berburu dan interaksi kompleks antara manusia kuno dan fauna prasejarah. Temuan ini menggugah pertanyaan tentang apakah perilaku semacam itu sudah ada sejak awal perkembangan Neanderthal.

Para ahli zooarkeolog, seperti Gabriele Russo dan rekan-rekannya, memberikan pandangan lebih lanjut pada 12 Oktober dalam Scientific Reports, menyiratkan bahwa perilaku berburu predator besar mungkin menjadi ciri khas Neanderthal yang telah dimulai sejak masa yang lebih awal. Analisis lebih lanjut terhadap temuan ini dan potensi penemuan lainnya dapat membantu mengungkap sejarah panjang evolusi perilaku Neanderthal. Pertanyaan kunci yang muncul melibatkan motivasi dan strategi berburu mereka, serta dampak interaksi ini terhadap dinamika populasi Neanderthal dan lingkungan sekitarnya.

Dengan penelitian lebih lanjut, kita dapat mengharapkan gambaran yang semakin jelas tentang bagaimana Neanderthal menghadapi dan beradaptasi dengan lingkungan mereka. Temuan ini membuka jendela baru untuk memahami kehidupan sehari-hari manusia kuno dan memberikan wawasan penting tentang dinamika ekologi serta peran predator besar dalam sejarah evolusi manusia.

3 dari 10 halaman

2. Neanderthal Jadi Manusia Purba yang Pandai Mengelola Hasil Buruan

Para peneliti tidak hanya membatasi penelitian mereka pada sisa-sisa singa gua dari satu situs saja. Mereka juga memeriksa tiga tulang cakar singa gua dari situs lain di Jerman, yang memiliki usia lebih dari 190.000 tahun. Temuan ini, yang terungkap pada tahun 2019, menyoroti keterampilan Neanderthal dalam memanfaatkan sumber daya hewan besar. Tulang-tulang cakar tersebut diyakini berasal dari singa gua yang baru saja diburu dan dibunuh oleh Neanderthal. Bekas-bekas pada salah satu tulang menunjukkan tanda-tanda pengulitan kulit binatang, mengisyaratkan bahwa Neanderthal mengambil kulit singa gua untuk keperluan tertentu. Meskipun temuan ini menunjukkan kreativitas dalam penggunaan sumber daya alam, tidak ada bukti yang mengindikasikan bahwa tulang-tulang tersebut digunakan sebagai liontin atau bagian dari pakaian.

Analisis lebih lanjut terhadap tulang-tulang cakar ini memberikan wawasan tentang teknik Neanderthal dalam memproses sumber daya hewan untuk berbagai keperluan. Fakta bahwa tulang-tulang tersebut ditemukan berdekatan dan termasuk satu tulang dengan bekas ulitan menunjukkan kerajinan Neanderthal dalam mengelola sisa-sisa singa gua. Meskipun belum ada bukti yang mendukung pemakaian tulang-tulang tersebut sebagai perhiasan atau bagian pakaian, temuan ini menambah pemahaman kita tentang keterampilan dan kecakapan manusia kuno dalam memanfaatkan lingkungannya.

“Kulit singa dengan cakar yang terpasang bisa mempunyai banyak arti bagi Neanderthal dan dipakai sebagai pakaian khusus untuk kehangatan, acara-acara penting, atau sekadar dipamerkan,” kata Russo, dari Universitas Tübingen di Jerman.

4 dari 10 halaman

3. Penggunaan Tombak Kayu Sebagai Alat Berburu

Analisis teliti terhadap tulang rusuk dari kerangka singa gua yang ditemukan pada tahun 1985 mengungkapkan petunjuk mendalam tentang interaksi dramatis antara Neanderthal pemburu dan predator besar ini. Para peneliti menemukan luka tusukan pada tulang rusuk yang mencerminkan bekas tumbukan dari tombak kayu. Dari sudut lukanya, dapat disimpulkan bahwa pemburu mendekati singa gua, kemungkinan seekor singa jantan tua, dari belakang dan menyerangnya dengan mengejar tombak ke perut bagian bawah saat singa itu berbaring miring ke kanan. Temuan ini membangun narasi dramatis tentang keberanian dan strategi Neanderthal dalam menghadapi makhluk-makhluk buas pada masa itu.

Berdasarkan temuan ini, dapat ditarik gambaran rinci tentang kronologi peristiwa pada saat perburuan singa gua tersebut. Selain luka tusukan, tanda-tanda perkakas batu pada bagian lain dari kerangka singa gua memberikan bukti bahwa setelah berhasil menaklukkan predator, Neanderthal melakukan aksi penyembelihan untuk memanfaatkan sumber daya hewan tersebut. Proses ini tidak hanya mengungkapkan aspek keterampilan berburu Neanderthal, tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang cara mereka memanfaatkan hasil buruan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sementara penemuan ini menjadi bukti arkeologis unik, ia juga menyiratkan tentang kehidupan sehari-hari Neanderthal dan tantangan yang dihadapi dalam mengamankan sumber makanan. Neanderthal tidak hanya dikenal sebagai pemburu yang mahir tetapi juga sebagai makhluk sosial yang mampu berkolaborasi dalam perburuan besar, seperti yang diindikasikan oleh strategi perburuan terkoordinasi ini terhadap singa gua, memberikan kita pandangan lebih dalam tentang aspek sosial dan kecerdasan manusia kuno ini.

5 dari 10 halaman

4. Neanderthal Telah Memburu Banyak Hewan Besar, Mulai dari Kuda hingga Gajah

Sebelum penemuan dramatis ini, temuan-temuan sebelumnya telah membuka jendela pada kemampuan Neanderthal dalam menggunakan tombak kayu untuk berburu berbagai jenis hewan. Analisis fosil-fosil yang berasal dari rentang waktu yang cukup luas mengindikasikan bahwa Neanderthal telah mengasah keterampilan berburu mereka selama periode evolusi yang panjang. Ditemukannya bukti bahwa Neanderthal menggunakan tombak kayu untuk mengejar kuda liar sekitar 300.000 hingga 400.000 tahun yang lalu menyoroti tingkat keterampilan dan inovasi yang dimiliki oleh manusia purba ini dalam menghadapi berbagai sumber makanan.

Seiring berjalannya waktu, kemampuan berburu Neanderthal semakin berkembang. Temuan ini menyebutkan bahwa sekitar 125.000 tahun yang lalu, Neanderthal telah menggunakan tombak kayu untuk berburu rusa dan kemungkinan gajah. Perkembangan ini mencerminkan adaptasi dan evolusi strategi berburu mereka, menunjukkan kecanggihan dalam mengatasi tantangan dari mangsa yang semakin besar dan kompleks. Dengan memanfaatkan alat-alat yang mereka kembangkan, Neanderthal membuktikan kemampuannya dalam memahami lingkungan sekitar dan menggunakan sumber daya alam dengan efektif.

Rangkuman temuan ini menunjukkan gambaran yang semakin lengkap tentang perjalanan evolusi Neanderthal dan bagaimana mereka memanfaatkan berbagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Keterampilan berburu yang berkembang seiring waktu tidak hanya mencerminkan kebijakan adaptasi Neanderthal terhadap lingkungan, tetapi juga memperlihatkan bagaimana inovasi dalam peralatan dapat membentuk dan mengubah dinamika interaksi manusia dengan dunia sekitarnya selama periode masa lalu yang panjang.

6 dari 10 halaman

Bagaimana Neanderthal punah?

Kekerasan dalam masyarakat pemburu-pengumpul manusia awal kemungkinan besar dimulai dari persaingan sumber daya.

 

7 dari 10 halaman

Apa yang dimaksud dengan Neanderthal?

Neanderthal adalah spesies manusia yang terpisah dari manusia modern (Homo sapiens). Mereka menghuni Eropa selama ratusan ribu tahun sebelum punah 40.000 tahun yang lalu.

 

8 dari 10 halaman

Kapan Neanderthal punah?

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature pada tahun 2014, analisis penanggalan radiokarbon dari empat puluh situs Neanderthal dari Spanyol ke Rusia menemukan bahwa Neanderthal punah dari Eropa antara 41,000 dan 39,000 tahun yang lalu dengan probabilitas 95%.

 

9 dari 10 halaman

Kapan Neanderthal hidup?

Jejak proto-Neanderthal pertama muncul di Eropa 600.000–350.000 tahun yang lalu.

 

10 dari 10 halaman

Manusia Neanderthal ditemukan dimana?

Spesies ini dinamakan Neandertal sesuai dengan lokasi tempat pertama kali ditemukan di Jerman, Neandertal atau Lembah Neander.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini