Sukses

Ketampanan Nabi Yusuf: Menyingkap Fakta Sebenarnya yang Mendalam

Sejarah mencatat Nabi Yusuf AS sebagai manusia paling tampan di dunia yang mampu memikat hati kaum hawa. Namun, dalam agama Islam, fakta menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai manusia paling tampan. Berbeda dengan ketampanan Nabi Yusuf yang sering dikaitkan dengan daya tarik terhadap wanita, ketampanan Nabi Muhammad SAW menginspirasi rasa hormat dan kekaguman, tanpa menimbulkan iri hati.

Liputan6.com, Jakarta Sejarah mencatat bahwa Nabi Yusuf AS diakui sebagai manusia paling tampan karena mampu memikat hati kaum hawa. Namun, dalam Islam, fakta mengejutkan muncul saat Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai manusia paling tampan di dunia. Perbandingan unik menyatakan bahwa jika ketampanan diibaratkan seperti bulan, setengahnya adalah milik Nabi Muhammad SAW, seperempatnya untuk Nabi Yusuf AS, dan sisanya untuk seluruh pria di dunia.

Ketampanan Nabi Muhammad SAW bukan sekadar keindahan fisik namun, lebih dari itu sosok Nabi Muhammad SAW mencerminkan keindahan spiritual yang luar biasa. Perbedaannya dengan ketampanan Nabi Yusuf AS yang sering dikaitkan dengan daya tarik terhadap wanita, ketampanan Nabi Muhammad SAW tidak dijelaskan secara khusus. Ini menunjukkan bahwa keindahan beliau melebihi sekadar penampilan fisik; ia memancarkan spiritualitas yang menakjubkan.

Kelebihan Nabi Muhammad SAW juga terletak pada sifatnya yang tidak memicu iri hati, seperti yang terjadi pada saudara Nabi Yusuf AS. Sebaliknya, ketampanannya mengilhami rasa hormat dan kekaguman yang mendalam. Dengan demikian, ketampanan Nabi Muhammad SAW tidak hanya menggoda mata, melainkan juga memancarkan keindahan batin yang menarik perhatian dan menginspirasi seluruh umat Islam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Penjelasan lengkap terkait ketampanan Nabi Yusuf AS

Suatu hari pada zaman Nabi Yusuf AS berkumpul para wanita sosialita dan sibuk memotong buah di tangannya. Namun, ketika Nabi Yusuf AS melintas, pesonanya seolah memikat seluruh perhatian para wanita tersebut. Mereka mendekati Nabi Yusuf tanpa berkedip, terhanyut dalam keindahan wajahnya. Yang mengejutkan, mereka bahkan tidak menyadari bahwa pisau di tangan mereka melukai jari mereka sendiri, sebab pandangan mereka telah teralihkan oleh kecantikan Nabi Yusuf.

Ini adalah gambaran singkat tentang daya tarik luar biasa dari wajah Nabi Yusuf, yang mampu mengalihkan perhatian serta pandangan para wanita. 

Kisah-kisah ini menggambarkan bahwa keindahan sejati tidak hanya terletak pada penampilan fisik semata, melainkan juga pada karakter dan moral yang memancar dari dalam diri seseorang. Nabi Yusuf dan Nabi Muhammad SAW adalah teladan bagi umat, memperlihatkan bahwa kecantikan sejati adalah harmoni antara keindahan lahiriah dan batiniah yang menciptakan pesona yang tak terlupakan.

3 dari 5 halaman

2. Alasan Ketampanan Nabi Muhammad dengan Ketampanan Nabi Yusuf

Lalu mengapa Nabi Muhammad SAW (yang memiliki ketampanan yang lebih dari Nabi Yusuf AS) tidak dijelaskan secara lebih detail? Hal itu terjadi karena Nabi Muhammad SAW memiliki Al-Haibah Al-Jalaliyah, atau ketenangan yang agung, dan Dho'un Nuroniyah, atau cahaya yang bersinar, menciptakan aura kehormatan dan keagungan di sekitar Nabi Muhammad SAW. 

Wanita-wanita pada zamannya menghormati beliau sedemikian rupa sehingga mereka tidak berani menatapnya secara langsung. Ini adalah bukti bahwa kecantikan Nabi Muhammad SAW melebihi sekadar aspek fisik.

Dalam pandangan lain, Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki meriwayatkan dari seorang sahabat Nabi bahwa Allah SWT hanya menampakkan satu bagian dari sepuluh bagian ketampanan Nabi Muhammad SAW. Ini dilakukan untuk melindungi hati orang-orang yang melihatnya, karena jika seluruh keindahannya ditampakkan, hati mereka dapat terkoyak tanpa mereka sadari.

Pendapat tentang ketampanan Nabi Yusuf (Yusuf bin Yaqub) memang sering muncul dalam tradisi dan cerita-cerita Islam. Namun, perlu diingat bahwa dalam konteks keagamaan, penekanan lebih diletakkan pada keutamaan moral dan spiritual daripada penampilan fisik.

4 dari 5 halaman

3. Pendapat Lain dari Ulama Besar, Buya Yahya

Dalam suatu kajian, Buya Yahya mengungkapkan sebuah syair yang diciptakan oleh Hasan bin Tsabit. Buya Yahya menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diakui memiliki ketampanan yang jauh melebihi Nabi Yusuf AS. 

Dalam analogi yang menarik, Buya Yahya memberikan gambaran kegantengan Nabi Muhammad SAW dengan rembulan. Setengah dari keindahan rembulan itu dipersembahkan untuk Rasulullah, sementara seperempatnya adalah milik Nabi Yusuf AS, dan seperempat terakhir untuk seluruh umat.

Namun, pembahasan semakin menarik ketika Buya Yahya menjelaskan kelebihan tampan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Beliau memaparkan bahwa ketampanan Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar fisik, melainkan didukung oleh Haibah (kewibawaan) dari Allah SWT. Haibah ini membuat wanita yang memandang tidak akan tergoda oleh nafsu syahwat. Berbeda dengan ketampanan Nabi Yusuf AS, yang meskipun memukau, tidak didukung oleh Haibah sehingga bisa memancing syahwat wanita.

5 dari 5 halaman

4. Beberapa Fakta yang Sebenarnya Tentang Nabi Yusuf Menurut Tradisi Islam

- Ketampanan Fisik

Nabi Yusuf AS, dijuluki sebagai 'sebaik-baiknya bentuk manusia' dalam Al-Qur'an, memancarkan ketampanan fisik yang luar biasa. Namun, perlu diingat bahwa keindahan ini adalah pemberian Allah dan bukan fokus utama. Pesona fisiknya adalah bagian dari karunia ilahi yang menjadi salah satu aspek dari kesempurnaan insan.

- Keteguhan Moral

Lebih dari sekadar ketampanan fisiknya, keutamaan utama Nabi Yusuf terletak pada keteguhan moral dan ketakwaannya kepada Allah. Ketika dihadapkan pada godaan yang hebat dari istri Potifar, Zulaikha, Nabi Yusuf menunjukkan keteguhan iman yang luar biasa. Keputusannya untuk menolak godaan tersebut merupakan bukti nyata dari kekokohan moral yang menginspirasi banyak orang.

- Nabi dan Pembawa Wahyu

Nabi Yusuf tidak hanya diberkati dengan ketampanan dan kekokohan moral, tetapi juga diangkat sebagai nabi dan pembawa wahyu Allah. Mukjizat dalam bentuk mimpi yang dapat diinterpretasikan menjadi alat Allah untuk membuktikan kebenaran risalahnya. Ini menegaskan bahwa keindahan Nabi Yusuf tidak hanya terbatas pada penampilan fisiknya, melainkan juga pada visi spiritual dan wahyu ilahi yang dibawanya.

- Kisah Pengangkatan Sebagai Penguasa Mesir

Kisah hidup Nabi Yusuf mencerminkan banyak ujian dan cobaan, mulai dari dijual sebagai budak hingga dipenjarakan tanpa alasan yang jelas. Namun, kesetiaannya kepada Allah dan keteguhan imannya membawanya menjadi penguasa Mesir dan memulihkan kedudukannya di antara keluarganya. Ini adalah contoh nyata bagaimana keutamaan moral dan spiritual dapat membimbing seseorang melewati ujian hidup.

Kehidupan dan kisah Nabi Yusuf memberikan pelajaran yang mendalam tentang nilai-nilai agama Islam, mengajak kita untuk menghargai ketampanan yang lebih dalam dari sekadar yang terlihat di permukaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini