Sukses

Penelitian Ungkap Rekor Manusia Tahan Tidak Tidur hingga 11 Hari

Penjelasan ilmiah terkait manusia tanpa tidur dan efek samping ketika manusia tanpa tidur di waktu yang lama.

Liputan6.com, Jakarta - Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan semua manusia. Tidur sangatlah penting karena merupakan bentuk istirahat bagi tubuh. Tubuh sendiri perlu diistirahatkan agar fisik dan pikiran kembali normal dan segar, demikian dikutip P2PTM Kemenkes, Jumat (16/12/2022). 

Sekadar informasi, ketika orang tertidur, tubuh bukan hanya beristirahat tetapi otak juga akan dibersihkan dari racun-racun tidak berguna yang terbentuk ketika kita berpikir seharian. Untuk itulah, manusia butuh tidur yang cukup tiap harinya. 

Kendati begitu, tidak bisa dimungkiri bahwa pekerjaan yang padat kerap mengganggu waktu tidur. Bahkan sampai ada orang yang tidak tidur demi bisa menyelesaikan pekerjaannya. Pertanyaannya, seberapa lamakah seseorang sanggup tanpa tidur?

Mengutip ScientificAmerican, Jumat (16/12/2022), batas manusia untuk tetap terjaga alias begadang adalah 264 jam atau 11 hari berturut-turut. Hal tersebut dibuktikan pada tahun 1965 oleh seorang siswa yang berumur 17 tahun, Randy Gardner. Ia mencetak rekor dunia tentang orang terlama yang melawan kantuk, hingga 11 jam, untuk pameran sains.

Laman yang sama juga menyebut, beberapa subjek penelitian bisa tetap terjaga antara delapan hingga 10 hari dalam eksperimen yang dipantau dengan cermat ini.  Meski tidak tidur berhari-hari, hasil penelitian itu juga mengungkap, tidak satu pun dari orang-orang ini mengalami masalah medis, neurologis, fisiologis, atau kejiwaan yang serius.

Di sisi lain, mereka semua menunjukkan defisit progresif yang signifikan dalam hal konsentrasi, motivasi, persepsi, dan proses mental lainnya seiring dengan meningkatnya durasi kurang tidur. Namun demikian, semua subjek eksperimen pulih ke normalitas relatif setelah memulihkan diri dengan tidur satu atau dua malam.

Laporan dalam penelitian lainnya mendapati, tentara bisa tetap terjaga selama empat hari saat dalam pertempuran. Selain itu, pasien yang tidak mendapatkan pengobatan bisa tidak tidur selama tiga hingga empat hari. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Efek Samping Tidak Tidur di Waktu yang Panjang

Meski berdasarkan penelitian di atas manusia sanggup tidak tidur hingga berhari-hari, kurang tidur memiliki efek negatif bagi tubuh. Efek dari kurang tidur disebut dengan kurang tidur pasial kronis.

Menurut penelitian dari jurnal Sleep deprivation: Impact on cognitive performance oleh Paula Alhola dan Päivi Polo-Kantola, orang kerap hanya tidur beberapa jam per malam.

Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa sebanyak 35 persen orang dewasa tidak cukup tidur. Hal tersebut dikaitkan dengan risiko kesehatan jangka pendek dan komplikasi jangka panjang. Berikut sejumlah dampak buruk jika seseorang kurang tidur:

  • Kecemasan suasana hati yang tidak stabil
  • Mengantuk
  • Pelupa
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kesulitan untuk tetap waspada
  • Gangguan kognitif
  • Penurunan kinerja di tempat kerja atau sekolah
  • Peningkatan risiko penyakit atau cedera

Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat mengurangi kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko kondisi kesehatan tertentu. Mulai dari  tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, obesitas, diabetes, dan penyakit mental. 

 

3 dari 4 halaman

Berapa Waktu Kita Butuh Tidur?

Lalu, berapa jam waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan tidur yang baik? Jumlah tidur yang dibutuhkan per malam bervariasi sesuai dengan usia Anda.

Secara umum, bayi baru lahir dan bayi membutuhkan lebih banyak tidur. Sementara, orang dewasa membutuhkan lebih sedikit tidur. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika memiliki rekomendasi tidur harian berdasarkan kelompok usia:

  • Bayi baru lahir: 14-17 jam
  • Bay: 12-16 jam
  • Balita: 11-14 jam
  • Anak usia prasekolah: 10-13 jam
  • Anak usia sekolah: 9-12 jam
  • Remaja: 8-10 jam
  • Orang dewasa: 7-9 jam

Jenis kelamin juga dapat berperan dalam berapa banyak tidur yang dibutuhkan. Studi PubMed Central Highly respected database from the National Institutes of Health telah menemukan bahwa wanita cenderung tidur sedikit lebih lama daripada pria, meskipun alasannya tidak jelas.

 

4 dari 4 halaman

Manfaat Tidur Cukup

Tubuh manusia memerlukan tidur yang cukup agar bisa berfungsi normal. Dari berbagai hal, daya ingat yang baik bisa didapat dengan mendapat durasi tidur yang cukup.

Sebuah studi mengungkap manfaat tidur tidur berpengaruh pada daya ingat. Setidaknya, Anda tidak akan mudah pikun di masa tua jika memerhatikan durasi tidur setiap hari.

Bukan rahasia lagi jika kurang tidur bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Kini, para peneliti di California menemukan bahwa kurang tidur juga berpengaruh terhadap daya ingat.

Perlu diketahui, tidur yang cukup mulai dari enam hingga sembilan jam sehari, akan mampu melindungi daya ingat dan menjaga ingatan terbaru. Demikian isi studi yang dimuat dalam jurnal eLife tersebut.

Selain itu manfaat tidur juga diyakini menghapus ingatan lama dan memulai memori baru untuk beraktivitas keseharian. 

"Kita belajar banyak hal baru setiap hari dan ingatan-ingatan tersebut akan bersaing dengan ingatan-ingatan lama," jelas penulis utama penelitian Maksim Bazhenov, profesor di Fakultas Kedokteran University of California San Diego, melansir New York Post.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.