Sukses

Waspada, Temuan Video Instruksi Bunuh Diri di Youtube Kids

Baru-baru ini, video berbahaya yang memuat konten cara bunuh diri ditemukan di Youtube Kids.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai media tempat berbagi video paling populer, kamu bisa mengakses beragam topik di Youtube. Sayangnya, hal ini menjadikan Youtube seperti pisau bermata dua. Beragam video negatif juga bisa ditemukan di sana.

Baru-baru ini, video berbahaya yang memuat konten cara bunuh diri ditemukan di Youtube Kids, aplikasi Youtube yang dikhususkan untuk anak-anak. Video tersebut ditemukan oleh dokter spesialis anak, dr Free Hess.

Menurut Hess, video itu awalnya membahas mengenai gim anak-anak. Namun, beberapa menit kemudian seorang pria muncul dan memberikan intruksi cara bunuh diri.

Hess mengaku terkejut setelah menonton video itu. Yang menyedihkan, adegan instruksi bunuh diri itu bahkan telah tersebar ke gim Nintendo populer Splatoon yang ada di Youtube dan Youtube Kids.

Dokter asal Florida, Amerika Serikat itu telah lama mengulik video-video dengan konten berbahaya karena permintaan orang tua dan pakar kesehatan anak. Hess berupaya menghentikan video-video itu agar tak menyebabkan efek negatif pada anak.

"Saya kira, video ini amat berbahaya untuk anak-anak. Mereka menghadapi dunia baru dengan media sosial dan akses internet. Ini semua mengubah cara tumbuh kembang mereka," ungkap Hess seperti dilansir dari Washington Post.

Lebih jauh, ia menjabarkan video itu menampilkan seorang pria yang memegang sebuah pisau imajiner. Kemudian pria itu berkata "Ingat anak-anak, (iris) membujur untuk mendapat perhatian dan lebih panjang untuk mendapatkan hasil terbaik."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Youtube

Youtube akhirnya buka suara. Lewat juru bicaranya, Andrea Faville, Youtube mengatakan pihaknya memastikan agar video tersebut tidak memicu tindakan berbahaya. Youtube juga telah memiliki regulasi yang ketat agar video berbahaya seperti itu tidak dibagikan di media sosial.

"Kami (Youtube) mengandalkan pengguna dan fitur pendeteksi konten berbahaya untuk kasus seperti ini. Sebagai tindak lanjutnya, semua video yang melanggar kebijakan akan dihapus."

Youtube telah lama berupaya membebaskan platform mereka dari video-video bermuatan kebencian, prank berbahaya, eksploitasi anak-anak, dan konten berbahaya lainnya. Bahkan pada bulan Januari lalu, pihak Youtube mengklaim tengah membangun kembali algoritma rekomendasi video agar video bermasalah tidak muncul.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.