Sukses

Kumpulan Hoaks terkait Pandemi Virus Corona Covid-19 Pekan Lalu

Beragam upaya dilakukan pemerintah untuk melawan hoaks terkait covid-19. Mulai dari menggandeng platform media sosial hingga media massa.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus corona covid-19 masih terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri jumlah kasus hingga Minggu (25/10/2020) jumlah kasus mencapai 389.712 dan telah menewaskan 13.299 orang.

Sayangnya di tengah upaya untuk menekan penyebaran covid-19, hoaks masih menyebar di masyarakat. Mulai dari asal virus, cara penyembuhan, hingga yang terbaru soal vaksin.

Beragam upaya dilakukan pemerintah untuk melawan hoaks terkait covid-19. Mulai dari menggandeng platform media sosial hingga media massa.

Namun upaya tersebut belum sepenuhnya maksimal. Lalu apa saja hoaks terkait covid-19 yang muncul pekan lalu? Berikut ulasannya...

 ** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Cek Fakta: Tidak Benar Penyataan Perkumpulan Dokter Eropa Covid-19 Tak Berbahaya

Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi perkumpulan dokter Eropa mengeluarkan pernyataan virus Corona baru (Covid-19) tidak memiliki efek berbahaya.

Informasi tersebut tersebar berantai pada aplikasi percakapan WhatsApp, berikut informasi pernyataan perkumpulan dokter Eropa tentang Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya:

"Para kumpulan dokter ahli, ilmuwan dan pengacara di Eropa 10 october 2020 mengeluarkan statement perihal Covid 19,,bahwa hasil penyelidikan mereka selama ini,Covid19 adalah penuh kebohongan, rekayasa dan membuat orang punya rasa takut,kehilangan pekerjaan , usaha dan dukungan keungan,,,ini adalah karya setan,,hasil penyilidikan mereka selama ini Covid 19 tdk seperti yg di beritakan hangat di media saat ini, mereka akan tuntut dan investigasi orang yg bekerja sama membuat kekacauan dan situasi ekonomi yg buruk saat ini dan minta tdk ada lagi istilah new normal,,krn Covid 19 tdk memiliki efek yg berbahaya seperti di beritakan selama ini,,mereka minta pemerintah hrs mengembalikan kedaan seperti kedaan semula, tidak ada lagi istilah new normal dan pengunaan masker, jaga jarak dan hal lain yg berhub dengan situasi Covid saat ini,,ini statement dan Videonya,,

Watch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownWatch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownOriginal Link https://www.youtube.com/watch?v=DZitDEI7EgM A meeting hosted by Heiko Schöning to introduce the World Doctors Alliance (WDA) in Berlin, Germany on 10th October 2020. Speakers in order of appearance are: HEIKO SCHÖNING, M.D. Doctor an"

Informasi tersebut dilengkapi dengan sebuah tautan YouTube, namun tautan tersebut sudah tidak aktif.

Benarkah pernyataan perkumpulan dokter Eropa tentang Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di link berikut ini...

3 dari 6 halaman

2. Cek Fakta: Hak Paten Virus Corona Covid-19 Sudah Ada Sejak 2015?

Sebuah postingan Facebook dibagikan dan menjadi viral. Unggahan itu berupa gambar yang menyebut seseorang bernama Richard A. Rothschild mengajukan hak paten untuk tes virus corona covid-19 sejak tahun 2015.

Bahasan soal hak paten virus corona covid-19 sejak tahun 2015 juga dibicarakan di Twitter. Salah satu pengguna Twitter, @The_Found_ membuat tangkapan layar dari pemilik akun Facebook, Clinton Wensley yang membahas isu ini.

Begini narasi yang dibuat Clinton Wensley seperti diunggah oleh @The_Found_ di Twitter:

"Bagi Anda yang tidak mengira penipuan covid-19 tidak direncanakan bertahun-tahun sebelumnya.

Tolong jelaskan bagaimana Rothschild mengajukan paten COVID 19 KEMBALI PADA 2015?!?!

5 tahun yang lalu?? Hallo??"

Lalu, benarkah seseorang bernama Richard A. Rothschild telah mengajukan hak paten untuk tes virus corona covid-19 sejak tahun 2015? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di link berikut ini...

4 dari 6 halaman

3. Cek Fakta: Hoaks Link Pendataan untuk Imunisasi Covid-19 dari Dinkes DKI Jakarta

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi link pendataan untuk imunisasi covid-19 dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta. Pesan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang membagikannya di Facebook adalah akun bernama Cherlin Eka. Dia mempostingnya pada Rabu (21/10/2020) dengan narasi sebagai berikut:

"Alhamdulilah isi form pendaftaran untuk vaksin covid 19"

Lalu benarkah ada pendataan untuk imunisasi covid-19 dari Dinkes Pemprov DKI Jakarta? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di link berikut ini...

5 dari 6 halaman

4. Cek Fakta: Hoaks Vaksin Covid-19 Bisa Mengubah DNA Manusia

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah klaim yang menyebut penggunaan vaksin covid-19 ke dalam tubuh bisa mengubah DNA manusia. Disebutkan kalau vaksin ini sangat berbahaya untuk tubuh manusia.

Adalah akun Facebook atas nama Lilis Sulastri yang mengunggah video penggunaan vaksin covid-19 ke dalam tubuh bisa mengubah DNA manusia. Dia pun memberikan narasi untuk video unggahannya sebagai berikut:

"VAKSIN COVID-19

Spesialis Penyakit Dalam Berbagi Kekhawatiran Tentang Vaksin COVID-19

Dr. Carrie Madej, DO adalah Spesialis Penyakit Dalam di McDonough, GA dan memiliki lebih dari 19 tahun pengalaman di bidang medis. Dia lulus dari Kansas City Univ Of Medicine Bioscience College Of Osteopathic Medicine sekolah kedokteran pada tahun 2001

Perlombaan yang sedang berlangsung untuk mendapatkan vaksin virus corona telah menimbulkan beberapa kekhawatiran terkait kemanjuran dan keamanan penggunaannya. Satu perhatian khusus yang dikhawatirkan oleh para profesional medis adalah bagaimana vaksin berpotensi mengubah DNA manusia.

Spesialis penyakit dalam Dr. Carrie Madej, yang mempelajari vaksin selama sekitar 20 tahun dan terlatih dalam pengobatan osteopati, menjelaskan potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh vaksin Covid-19 dalam sebuah video yang dia posting secara online. Sepanjang pandemi, susunan genetik SARS-CoV-2 telah bermutasi, membuatnya lebih rumit bagi para ilmuwan untuk mengembangkan vaksin yang berfungsi.

Dr. Madej berbicara tentang bagaimana pergantian kecil dalam genom manusia menghasilkan penulisan ulang kode genetik atau DNA. Perubahan DNA dapat membantu meningkatkan kesehatan atau merusaknya. Karena vaksin akan mengandung kode genetik sintetis dari virus corona, tidak seperti vaksin tradisional. Dr Madej menekankan fakta bahwa vaksin DNA yang sedang dikembangkan belum pernah digunakan pada manusia sebelum uji coba baru-baru ini

Selain itu, bahaya lain dari vaksin potensial adalah bagaimana Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan beberapa perusahaan penunjukan Jalur Cepat, yang memungkinkan pengembang untuk melewati beberapa langkah penting dalam pengembangan vaksin. Beberapa telah 'melompati uji coba hewan [dan] langsung ke uji coba manusia

"Kami tidak tahu apakah, sungguh, itu akan berhasil dalam populasi" katanya, sambil menunjukkan bahwa perusahaan telah mengatakan tidak cukup waktu untuk melakukan studi semacam itu. Madej memperingatkan, vaksin rekombinan mungkin menyertakan banyak kode genetik asing, yang dapat mengakibatkan perubahan permanen pada DNA seseorang."

Lalu, benarkah vaksin covid-19 bisa mengubah DNA manusia? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di link berikut ini...

6 dari 6 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini