Sukses

4 Hoaks Kesehatan yang Sempat Viral di Masyarakat

Ironisnya hoaks terkadang masih ada yang dipercaya masyarakat. Sehingga menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat itu sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks kesehatan masih terus menyebar di masyarakat. Terlebih setelah pandemi virus corona covid-19 tahun ini.

Beragam hoaks dan misinformasi yang terkait covid-19 mulai dari penyebab, penyembuhan hingga vaksin masif tersebar di media sosial dan aplikasi percakapan.

Ironisnya hoaks terkadang masih ada yang dipercaya masyarakat. Sehingga menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat itu sendiri.

Selain hoaks terkait covid-19, ada juga beragam hoaks kesehatan lain yang disebarkan berulang-ulang.

Lalu apa sajakah hoaks kesehatan yang masih beredar di masyarakat? Berikut beberapa diantaranya dilansir dari website Kementerian Kesehatan dan berbagai sumber.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Hoaks coklat dan mie instan mengandung arsenik

Sempat beredar hoaks bahwa makan coklat setelah mengkonsumsi mi instan bisa memunculkan reaksi kimia senyawa arsenik yang beracun. Hoaks ini telah muncul sejak 2016.

"Berdasar hasil pengujian laboratorium disimpulkan bahwa produk mie instan yang terdaftar dan beredar di Indonesia memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku, serta dinyatakan aman untuk dikonsumsi," ujar Dra Kustantinah, Apt, M.App.Sc, eks Kepala BPOM RI.

3 dari 6 halaman

2. Minum air dingin usai makan picu kanker

Marak beredar di media sosial kebiasaan minum air dingin usai makan sangat berbahaya bagi kesehatan dan bisa menimbulkan kanker.

"Ketika air dingin masuk ke saluran cerna, tubuh secara otomatis akan meningkatkan suhu air, menyesuaikannya dengan suhu tubuh normal. Jadi, anggapan bahwa lemak dapat dibekukan oleh air dingin sama sekali tidak benar," ujar dr Dyan Mega Inderawati dilansir dari Klik Dokter.

4 dari 6 halaman

3. Vaksin HPV menyebabkan menopause

Beredar hoaks vaksin HPV yang bisa mencegah kanker serviks bisa menyebabkan menopause dini. Hoaks tersebut beredar saat Pemerintah mewajibkan imunisasi HPV pada murid kelas 5 dan 6 SD tahun 2016.

Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Elizabeth Jane Supardi mengatakan berdasarkan data WHO, tidak ada satu laporan pun yang menyebutkan imunisasi HPV menyebabkan menopause dini ( primary ovarian failure).

Dia juga menjelaskan vaksin ini diberikan sejak dini, yakni usia 9-13 tahun atau di usia kelas 5-6 SD karena lebih efektif. Pasalnya pada usia tersebut anak belum melakukan hubungan seks.

5 dari 6 halaman

4. Makan sayap dan ceker ayam bisa sebabkan kanker

Sempat beredar hoaks di Facebook dan aplikasi percakapan soal wanita yang suka mengonsumsi sayap dan ceker ayam lebih rentan terkena kanker yang berkenaan dengan kelenjar hormonal.

"Belum ada buktinya, itu kan baru asumsi. Umur ayam itu kan pendek sampai dia dipotong, kalau dipotong obat hormonnya itu masih ada atau belum habis lalu dimakan menyebabkan kanker, sampai sekarang belum ada buktinya,” kata dr Ramadhan, SpBOnk, yang berpraktik di RS Kanker Dharmais, dilansir dari Detik Health dalam artikel berjudul "Hobi Makan Sayap dan Ceker Ayam Bisa Sebabkan Kanker?" yang tayang 3 Maret 2016.

6 dari 6 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini