Sukses

Cek Fakta: Jokowi Sebut Kapal China Masuk ke Natuna untuk Mengejar Ikan yang Lari?

Selain situs www.operainff.blogspot.com, tak ada media lain yang mengabarkan Jokowi menyebut bahwa kapal-kapal China masuk Natuna untuk mengejar ikan yang lari.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan, berita pergerakan kapal-kapal China di wilayah Perairan Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia ramai diperbincangkan.

Salah satunya dimuat dalam artikel berjudul, Setelah Dikomfirmasi, Jokowi Sebut China Hanya Mengejar Ikan yang Lari ke Indonesia Melalui Natuna, Jadi Bukan Mencuri. Artikel itu belakangan viral di Facebook. 

Artikel itu dimuat oleh www.operainff.blogspot.com dan berisi tentang kunjungan kerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Natuna.

[Cek Fakta] Jokowi Sebut Kapal China Masuk ke Natuna Untuk Ambil Ikan Miliknya Sendiri, Benarkah?

Berikut isi artikel lengkapnya:

"Hubungan Pemerintah Indonesia dan China memanas menyusul dugaan pencurian dilakukan kapal Negeri Tirai Bambu di perairan Natuna. Indonesia sendiri sudah menyampaikan protes lewat nota diplomatik ke China.

Presiden Joko Widodo mendatangi Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, yang kini sedang hangat jadi perbincangan karena diklaim oleh China. Di sana Jokowi menemui nelayan dan melihat laut Natuna dari KRI Usman Harun.

Jokowi tiba di Pangkalan Angkatan Laut Terpadu Selat Lampa sekitar pukul 11.47 WIB, Rabu (8/1/2020), dan langsung menyapa awak kapal. Tak berselang lama, Jokowi menaiki KRI Usman Harun yang tengah bersandar di dermaga.

Dari atas KRI Usman Harun, Jokowi memastikan tak ada pelanggaran oleh china, baik itu dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) maupun pencurian ikan yang banyak disebut-sebut media.

"Saya sudah komfirmasi, mereka (nelayan China) kesini buka mencuri ikan, namun mengejar ikan yang lari keperairan Indonesia, jadi dari daerah mereka (China) itu ikannnya lari ke Indonesia melalui Perairan Natuna, nah itu yang terjadi," ujar Jokowi.

Di sana Presiden Jokowi juga bertemu dengan nelayan Natuna di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Natuna. Kepada para nelayan, Jokowi memastikan Natuna adalah wilayah NKRI.

"Hari ini saya ingin memastikan dan memberitahukan bahwa Kepulauan Natuna adalah teritorial kita yang masuk dalam NKRI dan China juga tau akan hal itu," kata Jokowi seperti dilansir Antara.

China akan meninggalkan perairan Natuna setelah menagkap ikan "buronannya" yang tidak tau pasti berapa jumlahnya.

Pakar politik internasional Obsatar Sinaga menilai kunjungan Jokowi untuk memberi sinyal ke China. Rektor Universitas Widyatama itu menilai kunjungan Jokowi bakal berdampak pada persoalan Natuna. Sebab, dengan kunjungan itu, China dan masyarakat dunia diberi pesan bahwa Natuna adalah wilayah Indonesia.

"Presiden ingin menunjukkan kepada China jika sikap Indonesia tegas terhadap urusan Natuna," kata Obsatar saat ditemui seusai MoU antara Universitas Buana Perjuangan Karawang dan Universitas Widyatama."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba mencari tahu kebenaran pernyataan Jokowi yang diklaim menyebut bahwa China yang berlayar di Perairan Natuna untuk mengejar ikan, bukan mencuri. 

Hasilnya, selain situs www.operainff.blogspot.com, tak ada media lain yang mengabarkannya. 

Sementara itu, pernyataan Jokowi soal Natuna diunggah ke Instagram Presiden Jokowi @jokowi pada 9 Januari 2020. Jokowi juga mengunggah foto dirinya saat kunjungan kerja ke Natuna.

Jokowi menuliskan, tidak ada kapal asing yang masuk ke dalam laut teritorial Indonesia. Kapal asing tersebut berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, bukan laut teritorial Indonesia. Mereka boleh melintas tapi tak berhak mengambil kekayaan alam di sana.

[Cek Fakta] Jokowi Sebut Kapal China Masuk ke Natuna Untuk Ambil Ikan Miliknya Sendiri, Benarkah?

"Pangkalan Angkatan Laut Selat Lampa, Natuna, hari ini. Saya sempat memasuki dek kapal perang KRI Usman Harun 359 yang berlabuh bersisian dengan KRI Karel Satsuit Tubun 356.

Tadi saya bertanya ke Panglima TNI, apakah ada kapal negara asing memasuki laut teritorial Indonesia? Ternyata tidak ada.

Kapal asing tersebut berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, bukan laut teritorial Indonesia. Di zona tersebut kapal internasional dapat melintas dengan bebas, dan Indonesia memiliki hak atas kekayaan alam di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya.

Indonesia memiliki hak berdaulat untuk menangkap atau menghalau kapal asing yang mencoba memanfaatkan kekayaan alam di dalamnya secara ilegal.

Kapal-kapal TNI Angkatan Laut senantiasa bersiaga menjaga kedaulatan Tanah Air Indonesia di laut Natuna." tulis Jokowi menyertai unggahan fotonya.

Selain itu, Liputan6.com juga mengunggah video saat Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Natuna yang berjudul VIDEO: Jokowi ke Natuna, Pastikan Penegakan Hukum Hak Berdaulat RI.

"Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (8/1/2020). Kunjungan Jokowi tersebut pascakapal coast guard milik China berlayar di perainan laut Natuna."

[Cek Fakta] Jokowi Sebut Kapal China Masuk ke Natuna Untuk Ambil Ikan Miliknya Sendiri, Benarkah?

Dalam video, Jokowi mengatakan kunjungannya ke Natuna ingin memastikan penegakan hukum atas hak berdaulat kita.

"Hak berdaulat negara kita atas kekayaan sumber daya alam laut kita di Zona Ekonomi Eksklusif. Kenapa di sini hadir Bakamla, Angkatan Laut, untuk memastikan penegakan hukum yang ada di sini," ucap Jokowi dalam video.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Tak ada bukti yang mendukung klaim bahwa Jokowi menyebut, nelayan China bukan mencuri ikan, namun mengejar ikan yang lari ke perairan Indonesia. Selain situs www.operainff.blogspot.com, tak ada media lain yang mengabarkannya. 

 Reporter: Eka M

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini