Sukses

Luluh Lantak di Liga Europa, Ini Janji Gelandang Manchester United Jelang Semifinal Piala FA

Manchester United (MU) tampil memalukan pada leg kedua perempat final Liga Europa 2022/2023. Setan Merah menyerah 0-3 dari tuan rumah Sevilla di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan, Jumat (21/4/2023) dini hari WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Manchester United (MU) tampil memalukan pada leg kedua perempat final Liga Europa 2022/2023. Setan Merah menyerah 0-3 dari tuan rumah Sevilla di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan, Jumat (21/4/2023) dini hari WIB.

Hasil tersebut membuat Manchester United gagal merebut treble kompetisi gugur pada musim ini. Pasukan Erik ten Hag sebelumnya sukses memenangkan Piala Liga Inggris.

MU kini berusaha membayar kekecewaan dengan melangkah ke final Piala FA. Untuk itu mereka wajib menyingkirkan Brighton & Hove Albion di Wembley, Minggu (23/4/2023).

"Tidak akan sulit mencari sumber motivasi di laga nanti. Kami berjanji bangkit. Setiap pesepak bola yang mengalami hari buruk, pasti berusaha lebih baik pada kesempatan selanjutnya," tegas gelandang MU Christian Eriksen dilansir situs resmi klub.

"Kami ingin menunjukkan kualitas sebenarnya, tidak seperti yang terlihat saat meladeni Sevilla. Kami punya waktu tiga hari mempersiapkan diri menghadapi pertandingan penting ini," sambung sosok asal Denmark tersebut.

MU menyingkirkan Everton, Reading, West Ham United, dan Fulham demi mencapai semifinal Piala FA. Jika kembali meraih kemenangan, mereka bakal menghadapi pemenang duel Manchester City vs Sheffield United pada partai puncak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harry Maguire Jadi Kambing Hitam Kekalahan Manchester United

Manchester United berniat merombak lini pertahanan di bursa transfer musim panas 2023. Salah satu yang akan dibuang adalah kapten tim Harry Maguire yang tak bisa menunjukkan performa terbaiknya sejak bergabung dengan MU tahun 2019.

Maguire kembali jadi sorotan di perempat final Liga Europa. Pria Inggris itu dipercaya manajer Erik ten Hag menggantikan Raphael Varane dan Lisandro Martinez yang terkena cedera. Maguire malah ngelawak abis.

Pada leg pertama saat masuk sebagai pemain pengganti, Maguire membuat MU gagal menang atas Sevilla dengan membuat gol bunuh diri. Setan Merah akhirnya harus puas bermain imbang 2-2 di kandang sendiri, Stadion Old Trafford.

Maguire kembali dipercaya sebagai starter pada leg kedua karena Varane dan Lisandro Martinez belum bisa main. Maguire malah membuat blunder konyol di menit awal.

Saat mendapat bola dari kiper David de Gea di depan kotak penalti MU, Maguire malah panik sehingga salah mengoper bola. Si kulit bundar direbut pemain Sevilla dan berujung pada gol Youssuf En-Nesyri.

Maguire pun jadi bulan-bulanan di media sosial. Fans Manchester United sudah kesal dengan Maguire dan berharap segera dibuang dari Old Trafford karena minim kontribusi dan malah lebih banyak merugikan tim.

3 dari 3 halaman

David de Gea Juga Jadi Biang Kerok Tumbangnya Manchester United

Penjaga gawang MU David de Gea juga melakukan kesalahan besar. Walau begitu, Ten Hag enggan menyalahkan De Gea atas kekalahan Setan Merah. Eks pelatih Ajax Amsterdam itu malah membela anak asuhnya.

Ia menyebut David de Gea merupakan kiper mumpuni lantaran berhasil salah satu penjaga gawang dengan catatan clean sheet terbanyak di Liga Inggris.

“Dia adalah kiper dengan clean sheet terbanyak di Premier League. Hal itu menunjukkan dirinya merupakan penjaga gawang yang sangat cakap,” ujar Ten Hag pasca menelan hasil minor dari Sevilla di Liga Europa, seperti dilansir dari Metro.

Lebih lanjut, Ten Hag memilih untuk menyalahkan mental para pemain, alih-alih menunjuk satu nama. Sang juru taktik menilai permainan yang diperlihatkan anak-anak asuhnya kala bertandang ke markas Sevilla sama sekali tak bisa diterima.

“Saya harus mengakui bahwa itulah kebenarannya: (kekalahan ini) sulit, berat, dan tidak bisa diterima,” ujar Ten Hag.

“Kami harus belajar. Kami harus memulai pertandingan dengan lebih baik, dengan lebih banyak keinginan, gairah, serta ketenangan (saat menguasai) bola. Dan saat kami mengalami kemunduran, kami harus bisa mengatasinya serta kembali menguasai bola.”

“(Hasil negatif ini) bukan soal skill bermain. Ini tentang karakter (para pemain),” sambung pelatih berusia 53 tahun tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini