Sukses

Rakyat Kecewa dengan Politisi, Tapi Tidak untuk Timnas Argentina di Piala Dunia 2022

Sebanyak 60.000 pendukung Argentina sudah berada di Qatar, mereka meninggalkan negara demi timnas dan Messi. Namun mereka tak tahu bagaimana pulang setelah Piala Dunia 2022 karena tak punya uang lagi.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 60.000 pendukung Argentina berada di Qatar. Mereka menempuh perjalanan sejauh 8.200 mil ke Qatar untuk mendukung tim nasionalnya membawa trofi Piala Dunia 2022.

Lebih banyak  yang menggunakan pesawat ke Spanyol, lalu ke London untuk mengejar penerbangan ke Dubai, kemudian melakukan perjalanan dengan bus dan kereta api melalui Arab Saudi ke Doha.

Sebagian besar datang dengan modal nekad, pas-pasan asal bisa sampai ke Doha dan punya sedikit uang untuk biaya hidup. Mereka banyak ingin melihat Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia. Hingga kini mereka belum tahu bagaimana nanti pulang ke Argentina, dan mereka tak peduli.

“Kami tidak punya uang dan tidak ada cara untuk pulang ke Argentina, tetapi melihat pahlawan kami Messi mengangkat Piala Dunia adalah satu-satunya yang kami pedulikan,” kata mereka seperti dikutip dari The Sun.

Di Argentina terjadi krisis ekonomi dengan inflasi mencapai 88 persen, dengan empat dari sepuluh penduduk hidup dalam kemiskinan.

Warga negaranya sangat miskin — dengan upah rata-rata hanya £320 (sekitar Rp 6 juta) sebulan — sehingga hampir semuanya memiliki dua atau tiga pekerjaan. Mereka bekerja 16 jam sehari dalam perjuangan mati-matian untuk membayar tagihan yang meroket.

Tapi 60.000 penggemar sepak bola negara yang luar biasa itu, entah bagaimana telah tiba di Qatar untuk mendukung pahlawan mereka.

Para supporter dengan jersey biru dan putih tersenyum. Memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa akan memenangkan Piala Dunia hari Minggu (18/12/2022) menghadapi Prancis. Mereka yakin Messi akan memenangkan pertarungan dengan Kylian Mbappe yang juga rekannya di Paris Saint-Germain.

Kapasitas stadion yang 89.000 kursi akan dipenuhi oleh pendukung Argentina, yang jumlahnya sepuluh dibanding satu dengan penggemar Prancis. Suara bergemuruh yang menakjubkan akan memenuhi seluruh stadion.

Mimpi mereka untuk sebuah trofi, setelah menanti selama 36 tahun, adalah secercah harapan bagi negara yang rusak oleh kekacauan ekonomi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Resesi

Argentina telah menghabiskan lebih banyak waktu dalam resesi daripada hampir semua negara lain sejak 1950-an dan telah mengalami inflasi dua digit selama beberapa dekade. Peso Argentina juga telah kehilangan 30 persen nilainya dalam beberapa bulan terakhir. Kurangnya cadangan uang tunai, investasi asing, dan kepercayaan pada rezim Presiden Alberto Fernandez membuat inflasi ke tingkat yang luar biasa sebesar 88 persen — dengan prediksi akan mencapai 100 persen pada tahun baru.

Antusiasme yang ditunjukkan oleh penggemar Argentina, dengan segala keterbatasan uang untuk bisa hadir di Qatar berbanding terbalik dengan pendukung Inggris dan Wales. Dengan inflasi di Inggris yang hanya sembilan persen, mereka justru seperti menghindari turnamen yang mahal di Qatar itu.

Namun terlepas dari masalah Argentina di dalam negeri, bahkan politisi senior di ibu kota Buenos Aires yakin Argentina bisa memenangkan Piala Dunia sekarang menjadi prioritas utama negara miskin itu.

Ditanya apakah mengangkat trofi lebih penting daripada mengatasi inflasi, Menteri Tenaga Kerja Kelly Olmos mengangkat bahu: “Kita harus terus bekerja melawan inflasi, tetapi satu bulan tidak akan membuat perbedaan besar."

“Kami ingin Argentina menjadi juara – orang-orang Argentina benar-benar pantas mendapatkan kegembiraan.”

 

3 dari 4 halaman

Little Buenos Aires

 

 

Lain lagi dengan Nicolas, 30, yang sekarang hampir tidak punya uang dan tinggal di komunitas penggemar Argentina yang ramai di Barwa Barahat Al Janoub, selatan Doha, yang dijuluki "Little Buenos Aires".

Kemarin, para penggemar sedang memanggang seekor domba yang disumbangkan oleh duta besar Argentina untuk Qatar pada barbekyu darurat di bawah spanduk raksasa Messi, saat lagu kebangsaan menggelegar dari pengeras suara.

“Saya tidak punya uang dan tidak tahu bagaimana saya akan pulang tetapi tidak mungkin saya bisa pergi, sekarang kita sudah sangat dekat untuk melihat Lionel Messi mengangkat Piala Dunia,” ujar Nicolas.

“Politisi kami telah mengecewakan kami, tetapi tim sepak bola kami tidak – mereka adalah satu-satunya harapan yang kami miliki.

"Pacar saya mendukung saya dan meminjamkan saya $500 (£410) ketika uang saya habis. Tapi saya tahu beberapa orang yang telah menjual rumah mereka untuk mencari uang untuk bepergian ke Qatar.”

“Orang-orang Argentina menderita tetapi mereka menyukainya karena begitu banyak dari kami yang ada di sini, dan bahkan menyumbangkan uang kepada kami agar kami dapat bertahan dan mendukung tim.

“Saya masih belum memiliki tiket untuk final tetapi akan memberikan apa saja dan segalanya untuk berada di sana, telah menonton lima pertandingan sejauh ini – dan saya yakin kami akan menang.”

4 dari 4 halaman

Satu-satunya Harapan

 

 

Tukang reparasi kulkas Sergio Pendola, 30, dari Buenos Aires, terbang ke Doha melalui Spanyol dan Arab Saudi untuk menyaksikan final Piala Dunia ketiganya.

 “Diego Maradona adalah tuhan kami, tetapi Lionel Messi memiliki peluang untuk menjadi dewa lain jika dia memenangkan Piala Dunia untuk kami – dan dia tidak akan mengecewakan kami," kata Pendola.

“Fans kami adalah orang ke-12 untuk tim. Saya telah menghabiskan seluruh tabungan saya sebesar $6.000 (£4.920) dan meminjam lagi $4.000 (£3.280) — tetapi banyak orang di sini yang telah berkorban lebih banyak lagi,”tambahnya.

Pendukung lainnya, Evelyn Galiano yang seorang koki di Andora minta ijin kepada bosnya untuk cuti selama sebulan demi melihat idolanya, Messi.

Dia berkata: “Ini adalah Piala Dunia terakhir untuk Messi, itu sebabnya saya di sini, dan itu melampaui semua harapan saya.

Evelyn tinggal di sebuah hotel sendirian, tapi saat ini kamarnya sudah bertambah dengan tiga orang pendukung lainnya yang kehabisan uang untuk akomodasi.

“Mereka menginap gratis – saya ingin membantu mereka. Saya merasa benar-benar aman karena kita semua adalah penggemar bersama.”

 

Sedangkan Gaston Didier-Lardet, 33, dari San Luis, dekat kota Argentina Mendoza, melakukan penerbangan 12 jam, 6.500 mil dari Australia, tempat dia bekerja di sebuah tambang.

Dia sekarang tinggal di blok bertingkat rendah di desa penggemar Argentina, dan berkata: “Ini bukan Sheraton tetapi suasana dengan para penggemar sangat bagus.

“Rasanya seperti di rumah sendiri — kami dikelilingi oleh penggemar, kami mengadakan barbeque dan musik.

“Saya punya tiket untuk final dan saya sangat beruntung. Saya gugup dan tidak akan tidur, tetapi saya menantikannya. Saya mungkin telah menghabiskan sekitar $10.000 (£8.200) tetapi sulit untuk menjelaskan alasannya – saya harus berada di sini.

“Saya pernah mendengar cerita gila tentang orang yang menjual rumah, mobil, harta benda, apa saja untuk melihat Messi mengangkat Piala Dunia itu.

“Kami tahu ini adalah kesempatan terakhirnya dan dia adalah Tuhan bagi kami. Saya pikir dia akan melakukannya.”

Para pendukung Argentina tak sabar menanti laga final menghadapi Prancis. Tak sabar menunjukkan kecintaan mereka kepada timnas Argentina, dan yakin Messi akan mengangkat trofi Piala Dunianya yang pertama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini