Sukses

BI Rate Cetak Rekor Tertinggi di Muka Bumi

"Ekonomi jadi semakin tidak terkendali," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo B Sulisto.

Tingginya suku bunga pinjaman mulai mendapat sorotan kalangan pelaku usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Sejak pertengahan tahun lalu, BI Rate yang merupakan suku bunga acuan bagi pemberian pinjaman industri keuangan, pelan-pelan merangkak naik hingga level 7,5%, bahkan hampir mendekati 8%.

Kalangan pengusaha khawatir, level BI Rate yang berlaku saat ini bisa berdampak terhadap kepercayaan investor.

Menurut Ketua Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Kadin Indonesia, Didik J. Rachbini, kenaikan BI Rate jangan terus menjadi instrumen pengetatan likuiditas yang pada akhirnya mengorbankan sektor riil.

"Kenaikan BI Rate sudah mendekati 8% merupakan rekor di muka bumi ini. Bisa masuk MURI (Museum Rekor Indonesia)," canda dia saat Konferensi Pers Catatan Awal Tahun : Kepemimpinan Ekonomi Baru 2014 di kantornya, Jakarta, Senin (27/1/2014).

Penyesuaian suku bunga acuan selama ini dilakukan untuk mempersempit defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan yang telah menyebabkan nilai tukar rupiah terdepresiasi. Defisit dipicu tingginya impor minyak mentah yang secara tegas menandakan kegagalan pemerintah mengelola subsidi bahan bakar minyak (BBM) termasuk fiskal Indonesia.

"Hal ini mendorong krisis kepercayaan pasar," tuding Didik.

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto menambahkan, langkah BI menaikkan suku bunga acuan tahun lalu memang sebagai upaya mencegah pelarian modal asing ke luar negeri. Padahal sejak 2005-2012, BI rate mengalami penurunan sehingga ekonomi dapat lebih stabil.

Namun, lanjutnya, kenaikkan BI Rate yang cukup tajam setahun terakhir telah membuat ekonomi Indonesia semakin menciut. Kondisi ini tentu saja mulai mengkhawatirkan kalangan pebisnis. Apalagi, cadangan devisa terus merosot dari US$ 125 miliar. "Ekonomi jadi semakin tidak terkendali," terang dia.

Kadin berharap, bank sentral dapat mengendalikan tingkat suku bunga dan tak menempuh jalan pintas melalui pengetatan likuiditas yang justru mengorbankan dunia usaha.(Fik/Shd)

Baca juga

BI Rate Diprediksi Tak Bergeming dari 7,5% Tahun Ini

Perdagangan RI Akhir 2013 Diprediksi Surplus US$ 785 Juta

Awali 2014, BI Pertahankan BI Rate 7,5%

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.