Sukses

Panas Bumi, Energi yang Dulu Ditakuti Tapi Kini Dicari

Indonesia disebut-sebut sebagai ladang panas bumi terbesar di dunia. Saat ini 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia

Pemerintah sedang menggenjot penggunaan energi baru terbarukan untuk mengurangi penggunaan energi fosil. Energi baru terbarukan yang paling banyak bisa didapatkan di Indonesia adalah panas bumi. Saat ini 40% kandungan panas bumi dunia berada di Indonesia.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan zaman dahulu gunung berapi dianggap mendatangkan bencana karena letusannya. Namun saat ini gunung berapi menjadi anugerah bagi bangsa ini, pasalnya gunung berapi menimbulkan panas bumi yang bisa dijadikan sumber energi listrik.

"Agama mengajarkan kepada kita di balik bencana itu selalu ada hikmah, rupanya dibalik ratusan gunung berapa ada magma, " kata Jero saat menghadiri rapat Rancangan Undang-undang (RUU) Panas Bumi, di gedung DPR, Jakarta, Senin (21/10/2013).

Jero menyebutkan di Indonesia ada 299 lokasi panas bumi.  Jika sumber tersebut dapat dikelola dengan baik maka akan menghasilkan listrik dengan kapasitas 28 ribu megawatt. Dengan titik sebanyak itu Indonesia menjadi ladang panas bumi terbesar di dunia karena 40% panas bumi di dunia ada di Indonesia.

"Panas bumi saja kalau kita gerakan itu keluarkan jadi energi listrik kita bisa gerakan itu menjadi 28 ribu MW," ungkapnya.

Namun sayangnya, pemanfaatan panas bumi untuk listrik saat ini masih kecil, baru mecapai 1.341 MW atau 4,6% dari potensi yang ada. Hal tersebut terjadi karena banyak hambatan dalam pengembangan energi panas bumi sehingga diperlukan Undang-undang (UU) khusus agar hambatan ke depan tidak lagi terjadi.

"Regulasi yang ada belum membuat pengembangan panas bumi optimal," jelasnya

Demi mengoptimalkan panas bumi, lanjut dia, membawa konsekuensi karena kegiatan panas bumi masuk dalam penambangan sehingga tidak bisa dilakukan di hutan konservasi hanya dapat dilakukan di hutan produksi dan hutan lindung. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.