Sukses

Kalah di ASEAN, RI Lebih Cocok Dibandingkan dengan Brasil & India

"ASEAN justru tidak sebanding. Coba bandingikan sama Brasil, India dan lainnya. Jadi susah bilang Indonesia masuk nomor berapa,"

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menilai posisi daya saing Indonesia yang masih kalah dari empat negara ASEAN sangat wajar mengingat bangsa ini memiliki kompleksitas tinggi dibanding negara tersebut.

Hal tersebut disampaikan Kepala BKF Kemenkeu, Bambang brodjonegoro menyusul laporan dari World Economic Forum (WEF) yang menunjukkan bahwa daya saing Indonesia melesat tajam dari peringkat 50 menjadi 38 besar dunia.  Sedangkan dibanding negara-negara ASEAN, Indonesia berada di posisi ke-5 atau di bawah Thailand, Filipina, Malaysia dan Singapura.

"Lihat naiknya dong. Tapi kalau dibandingkan Thailand dan Singapura wajarlah. Karena Indonesia jauh lebih kompleks dari empat negara itu," ujar Kepala Plt BKF, Bambang Brodjonegoro usai Rakor Pangan di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (4/9/2013).

Bambang menilai, kondisi Indonesia tidak bisa dengan mudah dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Meskipun bertetangga, namun karakteristik negara tersebut tidak sama dengan Indonesia.

"ASEAN justru tidak sebanding. Coba bandingikan sama Brasil, India dan lainnya. Jadi susah bilang Indonesia masuk nomor berapa," paparnya.

Kenaikan 12 peringkat di jajaran negara-negara dunia, kata Bambang, sudah menunjukkan perbaikan struktur yang lebih baik dari bangsa ini.  "Hanya saja, pemerintah harus tetap meningkatkan perbaikan dari sisi perizinan, korupsi dan sebagainya," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menambahkan, Indonesia perlu bersyukur atas prestasi tersebut. Pencapaian ini tidak terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia dan IPTEK di tanah air.

"Termasuk hal-hal yang menyangkut governance seperti misalnya bagaimana mengelola perizinan, serta isu-isu doing business yang semakin membaik," ujarnya.

Ke depan, lanjut Hatta, reformasi birokrasi harus diimplementasikan secara sungguh-sungguh dan mengiringi peningkatan belanja pegawai dengan pelayanan publik.(Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini