Sukses

Harga Emas Dunia Anjlok, Perusahaan Kanada Pangkas Produksi

Sejumlah perusahaan penambang emas di Kanada memperketat pengeluaran dengan pemotongan belanja produksi menyusul penurunan harga emas.

Sejumlah perusahaan penambang emas di Kanada memperketat pengeluaran dengan memotong belanja produksi menyusul penurunan harga emas selama beberapa waktu terakhir. Para analis menganggap langkah tersebut dapat mengganggu volume produksi emas dunia dalam beberapa tahun ke depan.

"Pertambangan adalah bisnis jangka panjang, jadi Anda tak perlu bertindak khawatir jika tak memangkas biaya produksi. Karena kedepannya hal tersebut justru akan memberi keuntungan, contohnya eksplorasi," ujar mitra transaksi logam dan tambang Ernst & Young, Jay Patel seperti melansir 680news.com, Selasa (6/8/2013).

Pemangkasan biaya merupakan tema dominan setelah para produsen emas besar di Kanada melaporkan penurunan laba kuartal II pada dua pekan lalu. Beberapa produsen didorong untuk menurunkan biaya proyeknya mengingat harga emas yang terus terkikis.

Salah satu perusahaan, Barrick Gold Corp tercatat mengalami penurunan biaya produksi terbesar mencapai US$ 7,8 miliar. Penghematan tersebut merupakan hasil dari pemangkasan biaya operasional dengan menghentikan pekerja sementara waktu dan memotong belanja modal.

"Kami siap untuk membuat keputusan-keputusan sulit, termasuk menangguhkan, menutup atau menjual aset," ujar CEO Barrick Jamie Sokalsky pekan lalu.

Dia kemudian menjelaskan, hasil proses tersebut dapat berdampak pada cadangan emas akhir tahun ini, termasuk tingkat produksi yang terprediksi. Jika mungkin, pihaknya akan mempertahankan pilihan untuk mengakses logam mulia tersebut di masa depan.

Sementara itu, Agnico-Elang Mines Ltd., mengumumkan rencana untuk memangkas biaya produksi sebesar US$ 250 juta selama satu setengah tahun ke depan.

Goldcorp Inc. sendiri mengungkapkan pihaknya tengah berupaya mencari dana penyelamatan di tambang Penasquito miliknya di Meksiko dikenakan biaya ganti rugi kerusakan sebesar US$ 1,96 miliar

Para analis mengatakan, langkah pemangkasan biaya produksi tersebut akan berdampak positif pada pendapatan di beberapa kuartal mendatang. Namun pihak penambang mungkin harus mengurangi volume produksi ke depannya.

"Rencana penambangannya akan dikendalikan arus kas dibandingkan nilai tambang dalam jangka panjang," kata Wakil Presiden dan Petugas Kredit Senior di Investors Service Moody, Darren Kirk.

Hasilnya, produksi emas diprediksi mengalami penurunan. Kirk menjelaskan, harga emas yang terus merosot telah membuat beberapa proyek tambang tidak mengungtungkan untuk berlanjut.

Banyak proyek tersebut akan dibekukan dan para produsen beralih fokus ke pengolahan bijih besi yang margin labanya lebih besar.

Beberapa perusahaan mengatakan, pihaknya akan tetap menghentikan proyek-proyek yang tak menguntungkan tersebut dalam beberapa waktu. Proyek tersebut baru akan dimulai lagi saat harga emas telah kembali pulih.

Analis tambang di Salman Partners Inc., David West juga mengungkapkan hal serupa. Pemangkasan biaya produksi lebih besar bisa dilakukan selama tiga hingga empat kuartal ke depan jika harga emas terus tertinggal. "Beberapa perusahaan lain lebih sabar, menunggu dan menimbang berbagai pendekatan," katanya.

Namun Kirk mengingatkan, beberapa biaya sulit untuk dikurangi. "Tantangannya adalah mereka harus menetralkan tekanan inflasi lazim menimpa industri ini selama beberapa tahun terakhir," terangnya.

Sementara itu, memecat para pekerja dan bernegosiasi dengan pemasok guna mendapat bahan produksi yang lebih rendah terasa lebih mudah dilakukan. Berbeda dengan biaya tenaga kerja dan bahan bakar yang cenderung menimbulkan tantangan.

Meski dihadapkan dengan kurangnya produk emas ke dpan, para analis tetap setuju bahwa pemotongan biaya produksi tetap perlu dilakukan.

"Struktur biaya sebagian besar perusahaan emas benar-benar diarahkan untuk mendorong naik harga emas," ujar Kirk.

Langkah ini hanyalah bagian dari siklus sebuah bisnis. Para produsen harus mampu bertindak dan mengubah harga emas nantinya. (Sis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini