Sukses

Dibayangi Kekhawatiran Perang, Ini Sederet Komoditas Impor RI dari India dan Pakistan

BPS mencatat, Indonesia mengimpor pakaian rajut laki-laki dan perempuan dari India pada bulan Februari 2025.

OlehNatasha AmaniDiperbarui 09 Mei 2025, 12:52 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2025, 13:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan tengah meningkat antara India dan Pakistan dalam beberapa hari terakhir, menyusul baku tembak militer kedua negara di Garis Kontrol di Kashmir pada 25-26 April 2025.

Meningkatkan ketegangan militer kedua negara itu mendorong maskapai dari sejumlah negara untuk menangguhkan perjalan udara di kawasan India dan Pakistan, juga adanya beberapa peringatan perjalanan.

Selain perjalanan udara, ketegangan tersebut juga menimbulkan pertanyaan terkait dampaknya pada pasar, termasuk kebutuhan bahan baku yang diimpor dari India dan Pakistan.

Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag) total nilai impor Indonesia pada Januari-Desember 2024 dari India mencapai USD 5,66 miliar atau Rp 93,5 triliun. Adapun total impor Indonesia dari Pakistan yang mencapai USD 621,5 juta atau Rp10,2 triliun.

Angka tersebut mencerminkan besarnya nilai bahan baku dari India dan Pakistan yang diimpor Indonesia.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2025 tercatat beberapa produk impor non migas dari India yang masuk ke Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok, yaktu daging sapi, lemak mentega anhidrat, telur, bawang bombay, bawang putih, jagung manis olahan, anggur kering, jeruk keprok, Cabai, kunyit, tepung.

Adapun produk tepung, bubuk sayuran minyak kedelai, nira kelapa, gula, tomat, kentang, serta cokelat dan olahan makanan lain yang mengandung kakao, Mi, dan pasta.

BPS mencatat, Indonesia juga mengimpor pakaian rajut laki-laki dan perempuan dari India pada bulan Februari 2025.

Di bulan Februari, data BPS juga menunjukkan bahwa Indonesia mengimpor sejumlah produk makanan dan tekstil dari Pakistan.

Produk-produk tersebut yaitu sarden, jeruk Mandarin (termasuk jeruk keprok dan satsuma), produk tekstil, kain rajutan atau kaitan, jaket pria, pakaian dan pakaian rajut perempuan, pakaian bayi, sepatu olahraga, plastik, roda, serta kaca untuk kendaraan.

 

2 dari 3 halaman

Perang India - Pakistan, Munculkan Ancaman Nyata bagi Ekonomi Indonesia?

Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono, menekankan dampak perang ini terhadap Indonesia.

"Konflik apapun itu pasti akan berdampak buruk pada regional dan juga Indonesia, mengingat India dan Pakistan merupakan salah satu trading partners kita yang cukup signifikan di berbagai macam sektor," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ketegangan di wilayah tersebut akan berdampak signifikan pada perdagangan Indonesia dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia perlu mendorong perdamaian dan diplomasi untuk menyelesaikan konflik ini.

 

3 dari 3 halaman

Dampak Langsung Relatif Kecil

Menurut Dave, dampak langsung mungkin tidak sebesar negara-negara tetangga, tetapi dampak tidak langsungnya patut diwaspadai.

Penurunan ekspor komoditas utama seperti batu bara dan minyak kelapa sawit menjadi ancaman nyata bagi perekonomian Indonesia.

Gangguan rantai pasokan global juga berpotensi meningkatkan biaya logistik dan memicu inflasi. Situasi ini memaksa Indonesia untuk mempertimbangkan kembali strategi ekonomi dan politik luar negerinya.

EnamPlus