Sukses

Target Energi Terbarukan India dan China Ambisius, Permintaan Batu Bara Belum akan Surut

Produksi batu bara mentah China pada bulan Januari hingga November pada tahun 2023 meningkat 2,9 persem dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Permintaan batu bara dari China dan India digadang-gadangkan akan terus mMeningkateningkat, meskipun mereka menetapkan target konversi ke energi terbarukan yang ambisius.

“Jika India dan China masih tumbuh secara ekonomi pada tingkat yang layak untuk dekade berikutnya, kita tidak akan melihat permintaan batu bara menghilang dalam waktu dekat, secara global,” kata Ian Roper, ahli strategi komoditas di Astris Advisory Japan KK, dikutip dari CNBC International, Kamis (11/1/2024).

Pada 2023, penggunaan batu bara global mencapai rekor tertinggi, melampaui 8,5 miliar ton untuk pertama kalinya. Menurut laporan IEA, lonjakan itu didukung oleh tingginya permintaan di negara-negara berkembang seperti India dan China. 

Senada, IEA sebelumnya telah menyebut pihaknya belum melihat akan adanya perlambatan konsumsi batu bara, termasuk di India dan Asia Tenggara yang justru diproyeksikan tumbuh signifikan.

IEA mengungkapkan pangsa konsumsi listrik global China, yang 60 persen dihasilkan oleh batu bara, diperkirakan akan melonjak menjadi sepertiga pada tahun 2025, dibandingkan seperempat pada tahun 2015.

Adapun direktur pelaksana perusahaan manajemen investasi energi Tortoise Capital, Rob Thummel menjelaskan bahwa perekonomian India yang berkembang pesat juga berarti bahwa permintaan energi negara tersebut termasuk minyak dan gas alam akan meningkat secara signifikan.

Tercatat pada Maret 2023, produksi batu bara di India meningkat menjadi 893 juta ton pada tahun keuangan, melonjak hampir 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan produksi batu bara mentah China pada bulan Januari hingga November pada tahun 2023 meningkat 2,9 persem dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.

Sebaliknya, Amerika Serikat, yang merupakan konsumen batu bara terbesar kedua di dunia, mengalami penurunan penggunaan bahan bakar.

Institute for Energy Economics and Financial Analysis menyebut, jumlah batubara yang dikonsumsi negara tersebut setiap hari menurun sebesar 62 persen dari 2,8 juta ton menjadi 1,1 juta ton per hari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Emisi Global Sentuh Rekor Tertinggi di 2023

Secara global, emisi karbon dari bahan bakar fosil telah mencapai rekor tertinggi tahun lalu.

Emisi India diproyeksikan meningkat 8,2 persen pada tahun 2023, sementara emisi China diperkirakan meningkat 4 persen, menurut perkiraan terbaru dari Global Carbon Budget.

“Sasarannya ada pada China dan India, karena kedua negara tersebut saat ini menggunakan lebih banyak batu bara. Jadi emisi karbon mereka meningkat, bukan menurun,” kata Thummel.

Namun kedua negara telah mengadopsi dan menetapkan target energi terbarukan yang agresif.

75 persen listrik di India berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara.

Demikian pula, batu bara menyumbang 61 persen pembangkit listrik di China, meskipun negara ini diakui sebagai pemimpin dalam ekspansi energi terbarukan.

 

3 dari 3 halaman

Peningkatan hingga 80 Persen

Pada bulan Oktober lalu, pangsa batu bara dalam pembangkitan listrik meningkat menjadi 80 persen dibandingkan dengan 72 persen pada tahun 2022 pada periode yang sama, karena curah hujan yang lebih rendah dari biasanya membatasi pembangkitan listrik tenaga air.

Produksi batu bara pada bulan tersebut tumbuh lebih dari 18 persen YoY.

Hal ini mendorong China dan India akan terus bergantung pada batu bara sebagai sumber utama pembangkit listrik di tahun-tahun mendatang.

“Masih ada pertumbuhan bersih konsumsi batu bara di India selama setidaknya satu dekade, dan juga di China,” kata Roper.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.