Sukses

Langkah BRI dalam Penerapan Ekonomi Karbon, Ini Strategi yang Dilakukan!

Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan Program Dekarbonisasi dan Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BRI menetapkan beberapa langkah strategis.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan Program Dekarbonisasi dan Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BRI menetapkan beberapa langkah strategis. Langkah strategis tersebut ditujukan untuk memastikan akuntabilitas dan kredibilitas dalam setiap langkah yang diambil BRI.

Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa BRI telah menyusun strategi berkelanjutan pada dimensi ESG untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2050 atau lebih cepat 10 tahun dari target pemerintah pada 2060.

"Selain itu, BRI membentuk Komite ESG yang diketuai langsung oleh Direktur Utama BRI, yang bertugas untuk menetapkan strategi, serta memonitor dan mengevaluasi implementasi strategi keberlanjutan di BRI," katanya.

"Perseroan juga membentuk unit kerja khusus (ESG Division) di bawah supervisi Direktur Kepatuhan, yang bertanggung jawab terhadap mengawal proses implementasi strategi keberlanjutan BRI," jelas Solichin.

Ia juga mengatakan, BRI mempertimbangkan concern dari seluruh stakeholders, parameter ESG Rating, serta berbagai global standard yang berlaku.

"Adapun partisipasi program dekarbonisasi dan penyelenggaraan nilai ekonomi karbon (NEK) sendiri termasuk sebagai salah satu inisiatif pada dimensi environmental, yaitu carbon emission management," kata Solichin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lakukan Perhitungan Emisi Karbon

Solichin menyebut, sebagai langkah awal mempertahankan resiliensi terhadap perubahan iklim, BRI melakukan perhitungan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan bisnis maupun operasional perseroan, baik scope 1, scope 2, bahkan scope 3.

"Dari perhitungan emisi karbon tersebut, BRI telah menetapkan target penurunan emisi dengan baseline tahun 2022 serta menetapkan target Net Zero Emission BRI pada tahun 2050,” sebutnya.

"Seluruh penghitungan emisi karbon BRI setiap tahunnya telah melalui tahap verifikasi oleh AA1000AS. Sementara itu, target penurunan emisi dan net zero emission BRI saat ini dalam proses validasi oleh SBTi (Science Based Target initiative)," jelas Solichin.

Dirinya pun menjelaskan, BRI telah mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk menurunkan emisi yang mencakup ketiga scope tersebut. Solichin mengungkapkan, untuk menurunkan emisi karbon pada scope 1 yaitu penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM), BRI telah menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional.

"Hingga kuartal II 2023, BRI telah menggunakan 97 mobil listrik dan 50 motor listrik," jelasnya.

Solichin juga membeberkan, upaya menurunkan emisi karbon pada scope 2 yaitu dalam hal penggunaan listrik, BRI melakukan pemasangan panel surya sebagai alternatif sumber daya listrik terbarukan.

"Hingga kuartal II 2023, sebanyak 12 unit kerja BRI telah terinstalasi panel surya," bebernya.

Solichin menjelaskan bahwa untuk menurunkan emisi pada scope 3, khususnya kategori financed emission, yaitu emisi dari kegiatan pembiayaan dan investasi, BRI fokus melakukan dukungan secara finansial dan non-finansial yang dibutuhkan kepada nasabah pinjaman dan investasi.

"Kategori financed emission tersebut digambarkan dari penyaluran pembiayaan BRI kepada kegiatan usaha di sektor hijau," jelasnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.