Sukses

Menko Airlangga: El Nino Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menjamin pertumbuhan ekonomi tidak akan terganggu dengan adanya ancaman El Nino

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menjamin pertumbuhan ekonomi tidak akan terganggu dengan adanya ancaman El Nino atau kemarau panjang.

Lantaran, pihaknya bersama Kementerian dan Lembaga terkait telah mempersiapkan mitigasi pertumbuhan ekonomi terhadap ancaman El Nino. Pemerintah telah mengadakan rapat terbatas, dan disepakati bahwa hingga akhir tahun 2023 stok beras tersedia harus bisa di atas 2,2 juta.

"Terkait El Nino kita akan melihat di semester II. Namun, mitigasinya kemarin kita sudah rapat disektor pangan menghendaki agar stok beras menjelang akhir tahun itu bisa diatas 2,2 juta. Jadi ini kemarin yang sudah dirapatkan di rapat terbatas dengan Bapak Presiden dan arahan kepada Bulog nya sudah jelas," kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (7/8/2023).

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut 63 persen atau 439 Zona Musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino tau kemarau panjang, puncaknya hingga bulan September nanti. Kemarau tersebut bisa menyebabkan kekeringan di berbagai daerah, sehingga dapat berdampak pada sektor pertanian.

Prediksi BMKG

Kendati demikian, meski akan memasuki musim kemarau, BMKG menyebut wilayah Indonesia kemungkinan akan juga berpotensi mengalami hidrometeorologi yang dipengaruhi oleh dua samudra dan topografi yang bergunung-gunung di sepanjang khatulistiwa. Di mana satu wilayah mungkin mengalami kekeringan, sementara tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi. 

Menko Airlangga pun menanggapi laporan dari BMKG tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian sedang mempersiapkan lahan untuk ditanami benih padi yang kuat terhadap perubahan cuaca.

"Tentu ada laporan dari BMKG yang menjadi perhatian, namun dari Kementerian Pertanian sudah menjanjikan beberapa daerah lahan untuk pertanian yang bisa digenjot dengan dipersiapkannya spesifikasi benih tertentu, yaitu benih yang relatif lebih tahan terhadap perubahan cuaca," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ada Ancaman El Nino, Peningkatan Produksi Lokal Jadi Kunci Ketahanan Pangan

Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) melihat adanya ancaman dari badai kemarau atau El Nino di Indonesia terhadap pasikan pangan seperti beras. Untuk itu diperlukan upaya untuk menggenjot produksi dari petani lokal.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menuturkan panen padi yang semakin bergeliat di tengah ancaman El Nino seperti sekarang ini, menjadi angin segar bagi semua pihak.

“Adanya El Nino memunculkan prediksi penurunan produksi beras pada tahun ini yang diperkirakan menurun sampai 5 persen. Namun dengan menyulut produksi padi di daerah kian digenjot, pasokan tentu akan bertambah, sehingga sumber serapan Perum Bulog untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dapat semakin meningkat,’ ujar Ketut dalam keterangannya, Sabtu (5/8/2023).

Informasi, Presiden Joko Widodo menegaskan jajarannya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mengantisipasi ancaman krisis pangan global.

Terlebih menurut BMKG puncak El Nino sudah mengemuka mulai Agustus sampai September. Peningkatan ketahanan pangan nasional tersebut salah satunya diupayakan melalui peningkatan produksi pangan agar dapat memberikan jaminan ketercukupan pangan di dalam negeri.

“Pemerintah konsisten dan terus terus memprioritaskan beras produksi dalam negeri sebagai komponen utama pengisian CBP dan pemasok program hilirisasi pangan. Untuk itu, NFA telah menugaskan Perum Bulog untuk semaksimal mungkin melakukan penyerapan gabah dan beras dalam negeri secara optimal,” ucap Ketut.

 

3 dari 3 halaman

Harga Gabah

Untuk mendukung hal tersebut, NFA telah menerbitkan instrumen peraturan untuk menyesuaikan harga gabah dan beras sekitar 20 persen guna menjaga keseimbangan baru. Melalui penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diatur dalam Perbadan 6/2023, keberlangsungan industri perberasan nasional bisa terus terjaga stabil baik di tingkat petani, penggilingan, hingga pedagang.

Presiden Joko Widodo pun meminta Bulog agar semakin meningkatkan stoknya dari yang telah di-secured sebanyak 1,3 juta ton per Agustus ini menuju target serapan 2,4 juta ton sampai dengan akhir tahun 2023.

Dengan itu, Bulog tentu membutuhkan serapan produksi dalam negeri yang berasal dari daerah-daerah. Dalam hal ini, NFA senantiasa menjaga kepastian harga dan offtaker terhadap hasil produksi petani guna melindungi harga hulu-hilir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini