Sukses

Tarif Terlalu Murah, Keandalan Listrik di Batam Tak Maksimal

Elen Setiadi menyoroti rencana Pemerintah, bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk meluncurkan pengembangan kawasan Rempang di Batam.

Liputan6.com, Jakarta - Masalah kepastian adanya listrik menjadi persosalan untuk merealisasikan investasi, salah satunya di wilayah Batam. Hal itu diungkapkan oleh PIt. Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi, Kementrian Koordinasi Bidang Perekonomian, Elen Setiadi.

Elen Setiadi menyoroti rencana Pemerintah, bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk meluncurkan pengembangan kawasan Rempang di Batam.

"Untuk 10 tahun ke depan, investasinya (pengembangan kawasan Rempang) sekitar Rp 300 triliun. Tentu ini membutuhkan listrik juga, walaupun mungkin akan dibangun dan lain sebagainya,"ujar Elen dalam acara Diseminasi RUPTL PT PLN Batam 2023-2032, yang disiarkan secara daring pada Jumat (26/5/2023).

"Jadi kalau kita bicara untuk perkembangan Batam ke depan, tidak ada jalan lain, kita harus melakukan sesuatu untuk meningkatkan keandalan listrik," sambungnya.

Dia mengungkapkan, persoalan yang bisa menjadi hambatan, adalah pengelola listrik ada beberapa wilus terutama yang dilakukan oleh PLN Batam.

"Kami catat, tarifnya bahkan sudah di bawah tarif nasional. Jadi hal itu perlu kita bicarakan," kata Elen.

"Kalau kita ingin keandalan, tetapi dengan harga yang murah mungkin bisa tapi keandalannya terbatas. Tetapi kalau kita ingin mengandalkan ke depan, dengan daya saing yang cukup, tentu penyedia listrik dalam hal ini PLN Batam dan wilus lainnya harus melakukan investasi," pungkasnya.

"Tentu investasi ini membutuhkan kepastian dari tarif dan lain sebagainya," tambah Elen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Transformasi Batam Menjadi Pusat Ekonomi Digital

Elen juga membahas rencana Pemerintah mentransformasi Batam tidak hanya untuk mendukung industri manufaktur saja, tetapi ke depan sebagai tujuan untuk menopang ekonomi digital.

"Oleh karena itu Pemerintah juga telah menetapkan di wilayah Batam, selain fasilitas RTZ diberikan juga diberifikan fasilitas kawasan ekonomi khusus. Salah satunya yang ditetapkan adalah Nongsa Digital Park," sebutnya. 

"Kita ingin kembangkan sesuai arahan Pak Presiden Nongsa Digital Park sebagai salah satu pusat data center nasional di Batam," ungkap Elen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.