Sukses

Tak Ingin Mobil Listrik Subsidi Sepi Peminat, Bayar Ganti Rugi Dealer akan Dipercepat

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko melaporkan, pembelian motor maupun mobil listrik tampaknya masih sepi peminat. Untuk motor listrik saja, sejauh ini jumlah pengajuannya baru datang dari 108 konsumen.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menggelontorkan sejumlah insentif untuk mempercepat pembelian kendaraan listrik. Nilai dari subsidi motor listrik senilai Rp 7 juta dengan kuota 200.000 unit, dan potongan pajak menjadi 1 persen untuk pembelian mobil listrik. 
 
Namun, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko melaporkan, pembelian motor maupun mobil listrik tampaknya masih sepi peminat. Untuk motor listrik saja, sejauh ini jumlah pengajuannya baru datang dari 108 konsumen. 
 
Agar kasus serupa tidak terjadi untuk pembelian mobil listrik bersubsidi, Moeldoko mengatakan, pemerintah sesuai arahan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan ingin pembayaran ganti rugi atau restitusi yang ditanggung dealer tidak terlalu lama. 
 
Sehingga, beban pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) mobil listrik dari 10 persen menjadi 1 persen yang ditanggung dealer bakal dibayarkan lebih cepat, tidak sampai setahun.
 
"Bagi pengusaha, khususnya bagi dealer, isunya adalah bahwa apabila saya mau membeli kendaraan listrik, dengan skema itu maka yang berjalan adalah restitusi. Kalau restitusi diberlakukan, ada pikiran berkembang, kalau restitusi akan setahun ini tagihnya," ungkapnya, Senin (22/5/2023).
 
"Kemarin Jumat rapat dipimpin pak Menko Luhut, kalau bisa sebulan-dua bulan pembayaran restitusi kenapa tidak. Ini sedang dievaluasi," kata Moeldoko. 
 
Moeldoko lantas memaparkan hasil analisa mengapa antusiasme pembelian motor listrik dengan subsidi Rp 7 juta masih lesu. Menurut hasil evaluasi, masyarakat tampaknya belum banyak tahu adanya program tersebut. 
 
Kemudian, sosialisasi dari kebijakan yang belum lama digulirkan ini pun belum terlalu masif. Sehingga pemakaian motor listrik dinilainya belum jadi konsumsi publik. 
 
"Intinya, kalau bisa semudah-mudahnya untuk masyarakat, kenapa harus sulit. Agar kebijakan subsidi 200 ribu sepeda motor listrik ini bisa terserap baik," ujar Moeldoko.
 
 
 
 
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

252 Dealer Siap Fasilitasi Penjualan Motor Listrik Subsidi

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mencatat per 19 Mei 2023 sudah terdata 252 dealer dari 10 produsen motor listrik, yang telah terverifikasi dan siap memfasilitasi penjualan motor listrik dengan bantuan pemerintah.

"Minat produsen untuk berpartisipasi dalam program bantuan EV tinggi," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin, dalam Media Briefing Terkait Electronic Vehicle (EV), di Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Dia mengungkapkan, diawal peluncuran program, hanya terdapat 3 produsen motor EV yang memenuhi syarat TKDN 40 persen.

Kemudian, Kemenkomarves juga mencatat Per 16 Mei 2023, terdapat 18 tipe motor listrik dari 10 produsen yang ikut berpartisipasi dalam program bantuan motor EV.

"Sementara, untuk program motor konversi, per 17 Mei 2023, terdapat 6 bengkel konversi yang terdaftar di platform digital Kementerian ESDM," ujarnya.

Lebih lanjut, untuk jumlah unit motor listrik baru dan konversi, berdasarkan data situs Sisapira, hingga 20 Mei 2023, tercatat 381 unit motor listrik yang sudah laku terjual.

Bahkan terbaru Per 20 Mei 2023, Kementerian ESDM telah menerima lebih dari 200 permohonan konversi sepeda motor bensin ke sepeda motor listrik.

Untuk mobil listrik, Wuling Air EV dan Hyundai Ioniq 5 sudah memenuhi syarat TKDN 40 persen dan konsumen sudah bisa mendapatkan diskon PPN.

"Wuling bahkan mengalami kenaikan penjualan sebanyak 80 persen sejak insentif berlaku," katanya.

Sedangkan, untuk produsen lainnya yang memenuhi persyaratan TKDN 40 persen dapat mendaftarkan produknya untuk berpartisipasi dalam program ini.

3 dari 3 halaman

Target Beri Subsidi 200 Ribu Motor Listrik, Permohonan Beli Baru 114 Unit

Pemerintah pada tahun ini target memberikan subsidi motor listrik senilai Rp 7 juta dengan kuota 200 ribu unit. Namun, sejauh ini jumlah pengajuan beli motor listrik baru datang dari 114 konsumen.

Direktur Komersial PT Surveyor Indonesia Saifuddin Wijaya mengatakan, saat ini sudah ada 18 model motor listrik dari 10 pabrikan dan 226 dealer yang terverifikasi. Sementara dalam proses registrasi terdapat 114 konsumen.

"Sampai hari ini, ada 112 motor yang konsumennya sudah masuk verifikasi. Sementara 2 diantaranya sudah mendapat STNK. Tentunya akhir bulan ini kita akan lakukan konsolidasi. Sistem ini baru efektif dijalankan 10 Mei, jadi angkanya belum banyak," ujarnya dalam gelaran Periklindo Electric Vehicle Show di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Saifuddin lantas memaparkan syarat konsumen yang berhak mendapat motor listrik dengan potongan subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Antara lain, penerima kredit usaha rakyat (KUR), konsumen penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), penerima bantuan subsidi upah (BSU), atau pelanggan 900 VA kategori penerima subsidi listrik.

Sementara untuk proses pengajuan pembelian motor listrik, calon konsumen bisa langsung mengajukan ke 226 dealer terverifikasi dengan turut menyertakan KTP. Selanjutnya, akan diproses apakah konsumen bersangkutan masuk dalam kriteria yang dipersyaratkan.

"Kalau sudah dilakukan, dimasukan ke dealer, maka selanjutnya tinggal administrasi kaitannya dengan STNK, langsung delivery motornya," kata Saifuddin.

Selain menjual motor listrik bersubsidi, pemerintah tahun ini juga menyediakan layanan konversi menuju kendaraan bermotor listrik berbasis baterai lewat bengkel resmi, dengan kuota 50.000 unit.

Kepala Subdit Penyiapan Program Konservasi Energi Kementerian ESDM Devi Laksmi menyampaikan, hingga 17 mei 2023 jumlah permohonan konversi motor listrik baru sekitar 200 unit. Data itu didapat dari 6 bengkel konversi yang sudah terverifikasi.

"Memang rata-rata paling banyak di daerah DKI Jakarta. Untuk bengkel konversinya yang sudah masuk di paltform digital ada 6," ucap Devi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini