Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sulit Naik dari Kisaran 5 Persen, Ini Faktornya

Ekonomi Indonesia secara fundamental lebih banyak ditopang oleh sektor jasa, dibanding sektor manufaktur, pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom senior sekaligus Rektor Unika Atma Jaya Jakarta, Agustinus Prasetyantoko membeberkan pandangannya tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum bisa melebihi kisaran 5 persen.

"Salah satunya adalah karena memang kita tumbuh dari sektor sektor yang tidak menyerap banyak tenaga kerja. Kita tumbuh dari efek kenaikan harga komoditas yang mendongkrak ekspor, yang masih terasa di kuartal I namun berkurang di kuartal II," kata Agustinus, dalam acara diskusi Forum Diskusi Denpasar 12 yang digelar secara daring pada Rabu (10/5/2023).

"Karena basis ekspor kita masih komoditas, dan harga komoditas tinggi, maka penghasilan kita dari ekspor itu relatif baik," bebernya. 

Agustinus menyebut, ekonomi Indonesia secara fundamental lebih banyak ditopang oleh sektor jasa, dibanding sektor manufaktur, pertanian, kehutanan, dan perikanan yang seharusnya bisa menjadi sektor tumpuan untuk masyarakat.

Dia memaparkan data yang menunjukkan pada kuartal pertama 2023, transportasi dan pergudangan merupakan salah satu sektor yang tumbuh paling tinggi di Indonesia, sebesar 15,93 persen, diikuti oleh informasi dan komunikasi sebesar 7,19 persen.

Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan hanya tumbuh 0,34 di kuartal I 2023, menurun drastis dari kenaikan 4,51 persen di kuartal sebelumnya.

"Hanya segelintir orang saja yang menikmati hasil dari sektor jasa ini dibandingkan manufaktur dan pertaninan," ujarnya.

"Kalau ekonomi Indonesia mau tumbuh lebih dari 5 persen, maka memang harus secara serius membuka peluang strategi kebijakan unuk mendorong industri manufaktur tumbuh lebih tinggi lagi," pungkas Agustinus.

Agustinus menambahkan, untuk mendorong ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi, maka diperlukan adanya re-industrialisasi di masa depan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Indonesia Perhatikan, Ini Bocoran Isu dari Bank Dunia Biar Ekonomi Tahan Banting

Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen menyoroti tiga hal yang bisa diperhatikan Indonesia dalam upaya mendorong ketahanan ekonomi di masa mendatang.

"Jalur pertama adalah penciptaan mata pencaharian yang berkelanjutan, cara yang paling berkelanjutan untuk keluar dari kemiskinan adalah (kemampuan) untuk bekerja," papar Satu Kahkonen, dalam acara peluncuran laporan Bank Dunia Indonesia Poverty Assessment di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Namun di Indonesia, Satu Kahkonen menyebut, pekerjaan seringkali tidak cukup untuk keluar dari kemiskinan.

"Petani menderita produktivitas rendah yang membatasi pendapatan mereka. Pekerja Non Pertanian baik di daerah pedesaan maupun perkotaan sering terlibat dalam sektor jasa bernilai rendah. Dan meskipun ini adalah kerja keras, sering kali bayarannya tidak cukup untuk keluar dari kemiskinan," katanya.

Kahkonen menyerukan, ancaman produktivitas yang rendah ini perlu diatasi dengan berbagai kebijakan yang saling melengkapi dan memberdayakan sektor swasta, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih produktif.

"Jalur kedua untuk menciptakan lingkaran ekonomi guna mendorong ketahanan ekonomi adalah melindungi rumah tangga dari pukulan, baik pada kesehatan ekonomi, maupun iklim," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Pandemi COVID-19

Bank Dunia melihat, pandemi COVID 19 merupakan salah satu contoh guncangan besar pada perekomonian dunia.

Ke depan, Bank Dunia mengakui, Indonesia juga masih belum aman dari guncangan selanjutnya.

"Indonesia rentan khususnya terhadap bencana terkait iklim, dan oleh karena itu memperkuat sistem perlindungan sosial dan meningkatkan inklusi keuangan sangat penting untuk meningkatkan ketahanan ekonomi," jelasnya.

Jalur ketiga dan terakhir, adalah pembiayaan investasi yang tepat.

Menurut Kahkonen, "dengan mengatasi dua jalur pertama, sehingga mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan dan melindungi rumah tangga dari guncangan akan membutuhkan upaya dan investasi serta sumber daya untuk membiayai upaya dan investasi tersebut".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini