Sukses

YLKI Tak Permasalahkan KRL Impor dari Jepang, Syaratnya Ini

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Djarot Tri Wardhono, juga mendukung upaya peremajaan sarana KRL yang sedang dilakukan oleh PT KCI, karena usia sarana kereta yang akan pensiun.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, menyatakan sangat mendukung wacana peremajaan kereta rel listrik (KRL). Pihaknya tidak mempermasalahkan KRL akan impor dari Jepang atau melalui pengadaan dalam negeri, yang terpenting masyarakat bisa menggunakan KRL dengan nyaman.

Hal itu disampaikan Tulus dalam Diskusi Publik Peningkatan Layanan Kereta Komuter untuk Pergerakan Ekonomi INSTRAN, secara virtual, Kamis (13/4/2023).

Tulus menjelaskan, peran KRL cukup besar. Selain mengurangi kemacetan, KRL juga menjadi instrumen pendorong pertumbuhan ekonomi di Jabodetabek. "Saya kira kalau KRL sebagai intitas transportasi masal di Indonesia khususnya di Jabodetabek itu memang tentu saja sebagai sarana pertumbuhan ekonomi logic sekali. Tingkat keandalan dari KRL itu memang sebagai instrumen pendorong pertumbuhan ekonomi," kata Tulus.

YLKI tidak mempermasalahkan impor KRL bekas dari Jepang, yang terpenting pelayanan KRL kedepannya harus andal, baik dari segi infrastruktur hingga Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Bahkan, YLKI mendukung wacana pengadaan KRL dari dalam negeri.

"KRL harus andal, dari sisi infratsrukturnya, SDM-nya. Artinya. kita perlu melihat aspek keberlanjutan pengelolaan KRL, ini saya melihat akhir-akhir ini dinamikanya kurang ke arah yang berkelanjutan, mulai soal tidak terpenuhinya impor," ujarnya.

"Ketika KRL didedikasikan untuk keperluan ekonomi tentu saja harus ditingkatkan keandalannya, infrastrukturnya, SDM-nya untuk mendorong KRL sebagai entitas pendorong ekonomi," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Djarot Tri Wardhono, juga mendukung upaya peremajaan sarana KRL yang sedang dilakukan oleh PT KCI, karena usia sarana kereta yang akan pensiun.

"Kami memahami bahwa Kebutuhan peremajaan, nah ini didorong oleh usia pakai sarana yang sudah terlalu lama Serta adanya kebutuhan untuk mengakomodasi peningkatan penumpang," ujar Djarot.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kemenhub: Peremajaan KRL Itu Penting, Jumlah Penumpang 523,6 Juta di 2040

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menyampaikan jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) diproyeksikan akan terus meningkat hingga 523,6 juta orang pada 2040.

Dibalik polemik impor KRL bekas dari Jepang, DJKA mendukung upaya peremajaan sarana KRL yang sedang dilakukan oleh PT KCI, karena usia sarana kereta yang akan pensiun.

"Kami memahami bahwa Kebutuhan peremajaan, nah ini didorong oleh usia pakai sarana yang sudah terlalu lama, serta adanya kebutuhan untuk mengakomodasi peningkatan penumpang," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Djarot Tri Wardhono, dalam Diskusi Publik Peningkatan Layanan Kereta Komuter untuk Pergerakan Ekonomi secara virtual, Kamis (13/4/2023).

Dukungan ini telah disampaikan dalam bentuk surat rekomendasi teknis yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dengan tanggal 19 Desember 2022.

"Selain itu terkait dengan peningkatan pelayanan KRL secara umum DJKA sudah mengeluarkan rekomendasi teknis melalui surat Direktur Jenderal Perkeretaapian pada tanggal 19 Desember Tahun 2022 tentang kemajuan sarana daerah Jabodetabek," kata Djarot.

Adapun berdasarkan data yang dilaporkan oleh PT KCI, realisasi penumpang tertinggi sebelum pandemi sudah menyentuh angka 336,3 juta orang penumpang pada 2019. Jumlah penumpang diproyeksikan akan terus meningkat hingga 523,6 juta orang pada 2040.

Guna mengakomodasi pertumbuhan tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas angkut dari 436 juta orang penumpang pada 2023, menjadi 517 juta orang pada 2026.

"Sehingga kami sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh badan usaha operator, maupun sektor lain untuk memenuhi kebutuhan ini selama sesuai dengan regulasi yang berlaku dan tetap memperhatikan aspek keselamatan," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Apresiasi

Disisi lain, DJKA juga sangat mengapresiasi Langkah PT KCI yang sudah meneken kontrak dengan PT INKA untuk mengadakan sarana baru KRL buatan dalam negeri.

Hal ini menunjukkan komitmen pemberdayaan industri dalam negeri sesuai dengan amanah Perpres nomor 29 tahun 2018 tentang pemberdayaan industri.

"Dalam regulasi tersebut diamanahkan bahwa pembangunan atau pengadaan barang dan jasa yang menggunakan APBN atau APBD pemanfaatan aset di bawah penguasaan negara, maka harus mendahulukan penggunaan produk dalam negeri," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Impor KRL Bekas Jepang Tak Direstui, Menko Luhut Buka Suara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan hasil review (tinjauan) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan acuan utama terkait impor kereta rel listrik (KRL).

Hasil review BPKP menyatakan tidak merekomendasikan impor KRL bekas dari Jepang yang diajukan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

“Kita baru lihat audit saja, kalau ada pertimbangan lain dari audit BPKP, akan kita lihat lagi nanti,” kata Luhut ditemui usai konferensi pers mengenai update kerja sama Indonesia-Tiongkok di Jakarta, Senin.

Luhut menambahkan pihaknya juga masih akan menggelar rapat lanjutan untuk melihat pertimbangan lain dari pemangku kepentingan lainnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.