Sukses

Menteri Suharso Targetkan Kontribusi Industri Manufaktur ke PDB Wajib di Atas 20 Persen

Menteri Suharso turut mengungkapkan, reindustrialisasi akan menjadi kunci penting transformasi ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan, kontribusi industri manufaktur di Indonesia masih rendah. Padahal Indonesia telah mengklaim diri sebagai negara industri.

Share industri manufaktur kita masih di bawah 20 persen, padahal kita telah mengklaim diri negara industri. Apalagi kita masuk industri 4.0, tapi sumbangan dari industri manufaktur belum tumbuh di atas 20 persen,” kata Suharso dalam acara puncak Indonesia Development Forum di Bali, Senin (21/11/2022).

Untuk menjadi negara industri, harusnya sektor manufaktur bisa berkontribusi di atas 20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). “Kita pernah menyentuh di atas 24 sampai 26 persen, tapi tak lama kontribusinya kembali turun di bawah 20 persen," jelas dia. 

Salah satu penyebab kontribusi industri manufaktur di Indonesia masih rendah karena Indonesia terlalu cepat kembali menjadi negara trader. “Ini karena ada perdebatan antara maker atau trader. Indonesia akan jadi maker atau trader karena ada pernyataan kalau lebih murah beli, kenapa harus bikin,” jelas Suharso.

Suharso turut mengungkapkan, reindustrialisasi akan menjadi kunci penting transformasi ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.

Hal ini seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, peningkatan share industri pengolahan terhadap produk domestik bruto juga menjadi prioritas.

“Industrialisasi ke depan harus menjawab kebutuhan lifestyle baru, yang sustainable, smart, and functional. Konsumen-konsumen kita semakin pandai, semakin smart, maunya affordable dan canggih,” pungkas Suharso.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kementerian PPN Gelar Indonesia Development Forum 2022, Cari Solusi Pembangunan yang Efektif

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) kembali menggelar Indonesia Development Forum (IDF) tahun ini.

IDF 2022 merupakan acara puncak dari serangkaian acara IDF yang sebelumnya sempat tertunda karena pandemi Covid-19.

Adapun forum ini diselenggarakan selama 2 hari pada 21 dan 22 November 2022 di Movenpick Resort Jimbaran, Jl Wanagiri No. 1, Badung, Bali.

Mengusung tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation”, IDF merupakan sebuah wadah bagi berbagai pelaku pembangunan di Indonesia untuk berkumpul dan bertukar gagasan serta pemikiran.

Sekretaris Kementerian PPN/Bappenas Taufik Hanafi memaparkan, acara Puncak IDF 2022 memberi ruang bagi pemangku kepentingan berdiskusi soal pembangunan di Indonesia.

"IDF 2022 memberi ruang bagi pemangku kepentingan pembangunan untuk saling berinteraksi dan berkolaborasi serta menyampaikan ide-ide pembangunannya kepada Pemerintah sebagai tahap inisiasi dengan harapan ada keluaran berupa dokumen usulan kebijakan pembangunan," ujar Taufik dalam sambutannya, pada acara puncak IDF di Bali, Senin (21/11/2022).

Taufik menambahkan gelaran IDF ini juga dilakukan selaras dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi demi menghasilkan ketahanan dan kesejahteraan ekonomi.

Selain itu, IDF juga menjadi sarana untuk mendorong efektifitas dalam pembangunan industri di indonesia.

Dalam pelaksanaan setiap tahunnya, Taufik mengungkapkan IDF akan terus mewadahi diskusi informatif untuk membahas berbagai isu di Indonesia.

"Kami juga terus melakukan inovasi dalam penyelenggaraan IDF setiap tahunnya," lanjut Taufik.

 

3 dari 3 halaman

Fokus IDF 2022

IDF 2022 berfokus pada pembangunan industri di Indonesia yang diharapkan dapat menginspirasi pembicara dan peserta IDF untuk memikirkan gagasan baru tentang peningkatan kapasitas industri di Indonesia di masa depan dalam menciptakan nilai tambah dari sumber daya yang dimiliki, serta merespons perkembangan pasar yang dinamis dan siklus perkembangan teknologi yang berlangsung makin cepat.

Hasilnya diharapkan dapat melengkapi, memperkuat, dan meningkatkan efektivitas kebijakan pembangunan industri yang ada sehingga mampu mendorong transformasi sosial dan ekonomi di Indonesia dalam mewujudkan visi menjadi negara maju, adil, dan sejahtera.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.