Sukses

Jual Jalan Tol Trans Sematera, Hutama Karya Bakal Kantongi Rp 34 Triliun

PT Hutama Karya (Persero) akan memiliki dana segar sekitar Rp 34 triliun dari Indonesia Investment Authority (INA)

Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) akan memiliki dana segar sekitar Rp 34 triliun dari Indonesia Investment Authority (INA). Ini merupakan hasil dari divestasi 3 ruas tol yang prosesnya akan rampung akhir tahun ini.

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkap, langkah ini untuk menekan utang yang dimiliki perusahaan. Tiga ruas jalan tol yang dimaksud Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, dan Tol Medan-Binjai.

Sebelumnya, Hutama Karya dan INA telah meneken Head of Agreetment (HoA) dengan INA untuk melepas tiga ruas tol tersebut.

"Jadi HK telah HoA dengan INA untuk asset recycle tiga ruas tol jalan tol. Semuanya sepanjang 350 km perkiraan Rp34 triliun," katanya dalam acara 'Ngopi Bareng BUMN', di Kementerian BUMN, Kamis (29/9/2022).

Budi menyebut, kalau pendapatan dari aset tersebut akan digunakan perseroan untuk menurunkan utang dari pembangunan tol sebelumnya. "Pendapatan dari asset recycle untuk menurunkan pinjaman Hutama Karya untuk membiayai ruas yang sudah dibangun tadi," jelasnya.

Budi menargetkan pada akhir tahun 2022 HK dan INA bisa menyelesaikan proses divestasi tiga ruas jalan tol trans sumatera tersebut. Diketahui, awal tahun 2022 lalu, penandatangan HoA telah dilakukan.

"Insyaallah akhir tahun ini deal dengan INA atas kesepatakan divestasi tiga ruas tol," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Ekonomis

Lebih lanjut, dia mengakui kalau pembangunan ruas Tol Trans Sumatera tidak ekonomis dari sisi investasinya. Ini juga jadi beban tugas yang didapatkan HK dari pemerintah.

Namun, setelah dibangun ternyata pertumbuhan ekonomi Sumatera pun berangsur naik secara bertahap. Bahkan, traffic penguna Tol Trans Sumatera juga semakin meningkat.

"Proses dari pembangunan pembiayaan ini sangat cukup bagus, ruas yang beroperasi 3 tahun menunjukkan peningkatan trafic. Beberapa daerah yang ada exit tol di Sumatera ada permintaan sambungan baru diatas rata-rata nasional ini menunjukkan ada manfaat," ujar dia.

Budi mengungkapkan kalau kedepannya Hutama Karya juga akan melepas sejumlah ruas tol. Kendati pihaknya masih akan melihat mana saja ruas tol yanh secara kelayakan sudah cukup mumpuni.

"Ya di ruas-ruas lain yang nanti kelayakannya sudah mulai cukup, kita akan (melihat peluang) nanti akan diminati investor," kata Budi Harto.

 

3 dari 4 halaman

Kembangka Aset

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan PT Hutama Karya (Persero) diberi penyertaan modal negara (PMN) non tunai berupa barang milik negara (BMN). Nantinya, ini akan dikembangkan oleh perusahaan guna menunjang bisnisnya.

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengonfirmasi hal tersebut. Ia menegaskan, BMN berupa tanah atau aset eks BPPN itu akan digunakan dalam pengembangan bisnis properti.

"Kita kembangkan, Hutama Karya juga punya bisnis sebagai pengembang properti, jadi dengan pemberian PMN Non Tunai dalam bentuk lahan itu akan kita kembangkan sesuai dengan bisnis kita dengan bangun properti," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN, Kamis (29/9/2022).

 

4 dari 4 halaman

Ramah Sakit hingga Apartemen

Budi mengatakan pengembangan bisnis nantinya akan menyasar kalangan menengah atas. Beberapa peluang yang bisa diambil, seperti pembangunan rumah sakit dan apartemen.

"Mungkin (targetnya) menengah keatas lah, ini kita cari kita juga kebetulan baru restrukturisasi ya, nanti kalau sudah membaik, kita akan mencari peluang-peluang kedepan," ungkapnya.

"Bisa jadi kita akan kerja sama dengan investor apakah itu Rumah sakit, kemudian apartemen, kemudian kita lihat perkembangannya," tambahnya.

Untuk diketahui, tahun ini Hutama Karya diusulkan mendapat aset setara Rp 1.938.044.104.000. Hutama Karya mendapatkan aset properti dari eks BPPN seluas 374.791 meter persegi di Karawaci, Tangerang dan Plaju, Palembang. Aset-aset negara itu diminta untuk dioptimalkan sebagai tambahan pendapatan Hutama Karya dalam rangka mencari pendanaan pada Jalan Tol Trans Sumatera.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.