Sukses

Erick Thohir Bicara Kaitan Harga BBM Naik, Subsidi dan Proyek Strategis Nasional

Pemerintah memutuskan harga BBM naik pada 3 September 2022 lalu. Presiden Jokowi mengakui jika kenaikan harga BBM akan berdampak ke inflasi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara perihal keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Kenaikan harga BBM mulai dari jenis pertalite, biosolar, dan pertamax adalah cara untuk mengurangi pemborosan subsidi energi.

Kemudian alokasi subsidi energi dalam APBN dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek strategis nasional.

Seperti pembangunan jalan bebas hambatan, pembangunan bandara, pembangunan bendungan untuk irigasi pertanian, dan lain-lain.

Sepanjang tahun 2016 sampai 2022, pemerintah membangun 128 proyek strategis nasional dengan nilai investasi sebesar Rp 716,4 triliun. Sedangkan, subsidi alokasi energi dalam APBN tahun ini nilainya mencapai Rp 502 triliun.

Dia pun berjanji pemerintah akan menurunkan harga jual bahan bakar minyak Pertamina dengan syarat jika minyak mentah dunia mengalami penurunan harga.

"Banyak yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa? pasti kami turun," ujar dia melansir Antara di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

 

Pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM pada 3 September 2022 lalu. Presiden Jokowi mengakui jika kenaikan harga BBM akan berdampak ke inflasi.

Dari hitungan pemerintah, kata kepala negara, kenaikan harga BBM ini bisa meningkatkan inflasi hingga 1,8 persen.

"Kenaikan BBM ini yang sudah kita umumkan minggu lalu akan berimbas ke inflasi. Hitungan dari menteri naik di 1,8 persen,"ujar Jokowi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jokowi Tidak Tinggal Diam

Menghadapi kenaikan inflasi ini, Jokowi menegaskan dirinya tidak tinggal diam. Pemerintah mencari cara mengatasi inflasi ini dengan melakukan intervensi.

Caranya, pemerintah pusat meminta pemerintah daerah (pemda) bergerak dengan menggunakan 2 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU). Dana ini ditujukan untuk mengatasi inflasi melalui pemberian bansos. 

Kemudian adapula kucuran dari dana belanja tak terduga. Pemdan bisa memanfaatkan dana tersebut seperti untuk menutupi biaya transportasi yang terimbas kenaikan harga BBM.

"Di lapangan sebagai contoh saya pernah dilakukan saat harga bawang merah naik, karena ada kenaikan biaya transportasi, pemda tutup buat transportasi. Artinya harga bawang merah di pasar sesuai dengan harga di petani karena biaya transportasi ditutup pemda dan itu uang kecil," jelas Jokowi.

Cara yang sama juga dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga telur. Pemda saling bekerja sama untuk mengisi kekosongan bahan pangan dari satu wilayah dan memberikan dukungan anggaran dalam proses distribusi.

"Kalau semua Pemda begitu saya yakin inflasi kita bisa terjaga dengan baik," kata dia mengakhiri.

 

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani Waspada, Subsidi Energi 2023 Bisa Tembus Rp 340 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan kompensasi dan subsidi energi tahun 2023 bisa lebih dari Rp 340 triliun. Hal ini bergantung pada harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Angka Rp 340 triliun yang ditetapkan dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 tersebut harga minyak dunia sekitar USD 90 per barel.

"Subsidi yang kita akan sediakan di tahun depan masih cukup signifikan, lebih dari Rp 340 triliun dan itu berasumsi bahwa harga minyak akan ada di kisaran sekitar USD 90 dolar," kata Sri Mulyani dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2022: Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (7/9).

Fluktuasi harga minyak dunia menjadi penentu besaran anggaran yang akan disiapkan pemerintah untuk kompensasi dan subsidi energi. Ketidakpastian harga minyak tersebut menjadi pertimbangan pemerintah dan DPR saat ini.

Sekarang, patokan yang digunakan pemerintah untuk memprediksi harga minyak dunia dari lembaga-lembaga internasional yang kredibel dan kompeten. Salah satunya Bloomberg Konsensus dan lembaga internasional lainnya.

"Mereka akan proyeksikan seperti apa. Mungkin kita akan lihat bloomberg konsensus. Kita juga lihat dari banyak sekali outlook yang dilakukan," kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Resesi

Selain merujuk data lembaga-lembaga, pemerintah juga melakukan identifikasi yang sangat mendominasi harga minyak dunia. Pertama kondisi ekonomi negara-negara maju tahun depan seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Negara-negara tersebut diprediksi akan mengalami resesi setelah tahun ini dihadapkan kenaikan inflasi yang tinggi. Inflasi yang tinggi di AS pun direspon dengan kenaikan suku bunga yang tinggi oleh The FED dan likuiditas yang diperketat.

"Amerika-Eropa jelas akan menghadapi potensi resesi itu sangat tinggi Kenapa karena inflasi mereka sangat tinggi," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.