Sukses

Harus Ramah Investasi, Pembangunan Infrastruktur Tak Boleh Bertumpu APBN

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengebut pembangunan infrastruktur tak terbatas pada dana publik. Indonesia telah mengembangkan skema yang melibatkan sektor swasta.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menjelaskan, pembangunan infrastruktur tak terbatas pada dana publik. Indonesia telah mengembangkan skema yang melibatkan sektor swasta.

Dengan begitu, rencana pembangunan dan pengembangan infrastruktur harus bisa diterima oleh investor. 

Dari sisi pembiayaan, Suahasil menekankan perlu adanya analisa risiko dari pembiayaan. Sehingga, sebisa mungkin bisa diterima atau acceptable di mata investor.

"Acceptable untuk investor, untuk perekonomian karena membangun infrastruktur tidak hanya pakai public money," kata dia dalam T20 Event Indonesia Infrastructure Roundtable, Jumat (8/7/2022).

Ia mengungkapkan, dalam membangun infrastruktur saat ini bisa melibatkan perusahaan swasta. Dengan catatan, rencana pengembangannya bisa diterima oleh investor.

"Kita bahkan bisa mengorkestrasi sehingga membangun infrastruktur pun menggunakan private capital, market capital. Berarti kita perlu pastikan terhadap private sector-nya, investornya itu nyaman dengan struktur dan risikonya," kata dia.

Dengan adanya berbagai opsi pembiayaan ini, Suahasil menilai ini sebagai terobosan. Serta, meninggalkan pola pikir kalau segala pembangunan infrastruktur perlu menggunakan dana publik.

"Memang harus kita cari terobosan-terobosan ini kalau yang lebih yang paling primitif zaman dulu-dulu dahulu kala adalah bangun infrastruktur ya pakai uang pemerintah," ujarnya.

"Kita udah jauh banget dari situ kita udah sekarang bikin terobosan macam-macam," tambah Suahasil Nazara.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jangka Panjang

Suahasil upaya ini bagian dari mempersiapkan rencana jangka panjang. Sama halnya dalam rangka memitigasi tantangan-tantangan yang ada.

Apalagi, seluruh dunia telah bersepakat untuk melakukan transisi ke energi hijau dan ekonomi hijau. Artinya, ada kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan.

"kita tidak akan melupakan pembangunan pembangunan jangka menengah panjang kita, termasuk infrastruktur. Meskipun kita sibuk ngurusi jangka pendek kita sibuk mengurusi Bagaimana melindungi masyarakat dalam jangka pendek kita tetap bicara mengenai medium," tuturnya.

Melalui Forum yang digagas PT PII ini, ia berharap muncul berbagai terobosan ide mengenai langkah transisi energi. Khususnya ia menyoroti bagian pendanaannya.

"Salah satunya adalah terobosan di bidang pembiayaannya, financing-nya dan lebih spesifik lagi di dalam soal financing yaitu adalah mengenai risiko yang muncul dari pembiayaan infrastruktur yang harus kita buat dia menjadi lebih acceptable," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Subsidi Jangka Pendek

Pemerintah diketahui menambah subsidi ke sektor energi guna menahan harga bahan bakar minyak, listrik dan LPG. Menyusul harga komoditas internasional yang mengalami kenaikam terus menerus.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkap kenaikan harga komoditas masih dipicu oleh perang antara Rusia-Ukraina. Sehingga, sejumlah negara, termasuk Indonesia, melakukan antisipasi menjaga harga di dalam negeri.

Tujuannya, kata dia, guna menyajikan kebutuhan masyarakat dengan harga yang terjangkau. Hal ini, diyakini, hal yang sama dilakukan negara Eropa dan Amerika Serikat.

"Coba kalau kita hubungkan ada negara yang hidupkan lagi pembangkit listrik batubaranya ada negara yang merintis cadangan-cadangan minyaknya, ada negara yang kaya Indonesia, subsidi dan kompensasi untuk energi," kata dia dalam T20 Event Indonesia Infrastructure Roudtable, Jumat (8/7/2022).

"Jangka pendek ini adalah bentuk survival kita, karena apa? Kenapa melakukan itu semua? karena kita ingin melindungi masyarakat," tambahnya.

 

4 dari 4 halaman

Eropa dan Amerika Serikat

Ia mengisahkan, negara Eropa akan mulai kembali menghidupkan pembangkit listrik batu baranya. Kemudian, Amerika Serikat akan menjajaki lagi cadangan minyaknya.

Padahal, keduanya kini tengah berfokus pada pemanfaatan energi baru terbarukan. Sementara, langkah itu dilakukan dengan tujuan yang sama dengan Indonesia, melindungi masyarakatnya.

"Kalau dia bilang mau hidupin lagi kawal-kawal powerplant itu kenapa? Sebentar lagi winter, 'Kalau nggak saya nggak ada saya nggak bisa saja ini trik untuk masyarakat saya perlindungan masyarakat', kalau Amerika mengatakan rilis minyaknya ya perlindungan masyarakat," paparnya.

Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Indonesia, dengan menambah sibsidi dan kompensasi sebagai cara melindungi masyarakat. Sehingga harganya tidak naik terlalu tinggi.

"karena kita tahu fenomena yang kita hadapi adalah kenaikan harga," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini