Sukses

Top 3: Tarif KRL Bakal Naik, Jadinya Kapan Sih?

Informasi mengenai rencana kenaikan tarif KRL ini paling banyak menarik pembaca.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan penyesuaian tarif KRL (kereta komuter) tidak dilakukan dalam waktu dekat. Wacana kenaikan tiket KRL ini telah menjadi bahasan sejak awal 2022 mempertimbangkan berbagai aspek.

Ini ditegaskan Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati pada Jumat (13/5/2022). "Menanggapi pertanyaan media terkait kenaikan tarif KRL Jabodetabek, kami tegaskan bahwa Kemenhub tidak akan menerapkannya dalam waktu dekat," jelas dia.

Informasi mengenai rencana kenaikan tarif KRL ini paling banyak menarik pembaca. Selain itu, masih ada beberapa artikel lain yang tak kalah menarik.

Berikut daftar artikel yang paling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Sabtu (13/5/2022):

1. Tarif KRL Urung Naik dalam Waktu Dekat Ini

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan penyesuaian tarif KRL (kereta komuter) tidak dilakukan dalam waktu dekat. Wacana kenaikan tiket KRL ini telah menjadi bahasan sejak awal 2022 mempertimbangkan berbagai aspek.

Ini ditegaskan Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati pada Jumat (13/5/2022). "Menanggapi pertanyaan media terkait kenaikan tarif KRL Jabodetabek, kami tegaskan bahwa Kemenhub tidak akan menerapkannya dalam waktu dekat," jelas dia.

Saat ini, Kemenhub sedang mengkaji ulang kebijakan penyesuaian tarif KRL pasca Lebaran Idulfitri 2022. Hal ini mengingat, terdapat kenaikan harga bahan pokok yang mempengaruhi daya beli masyarakat.

"Sebelumnya kami sudah membuat kajian tentang penyesuaian tarif, namun untuk penerapannya akan mempertimbangkan berbagai kondisi yang berkembang," tegas dia.

Baca artikel selengkapnya di sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Harga Emas Dunia Hari Ini Tergelincir Kalah dari Dolar

 Harga emas dan logam mulia lainnya susut, dengan paladium turun lebih dari 8 persen. Penurunan harga emas hari ini dipicu investor berbondong-bondong berpindah ke dolar terdorong prediksi jika Federal Reserve AS akan tetap mengacu pada kenaikan suku bunga yang agresif.

Melansir laman CNBC, Jumat (13/5/2022), harga emas turun 1,5 persen menjadi USD 1.823,79 per ounce. Harga emas berjangka AS turun 1,7 persen menjadi USD 1.823.

“Dolar menguat karena hal-hal yang berpotensi terlihat negatif di AS, yang merugikan emas. Juga, pasar menyadari kemungkinan melihat kenaikan suku bunga yang cukup agresif,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Dolar yang menjadi saingan safe-haven tercatat menguat ke posisi tertinggi baru dalam 20 tahun. Ini membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya didorong kekhawatiran bahwa kebijakan moneter yang lebih ketat untuk menjinakkan lonjakan inflasi akan merugikan ekonomi global.

Baca artikel selengkapnya di sini

3 dari 3 halaman

3. Pemerintah Evaluasi Larangan Ekspor CPO

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan akan terus memantau dan mengevaluasi dampak larangan ekspor CPO atau minyak sawit mentah beserta turunannya terhadap perekonomian nasional.

"Ini akan terus kita evaluasi. Yang jelas memang prioritas pemerintah jelas, jaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Kepala BKF Febrio Kacaribu dalam sesi jumpa media secara virtual, Jumat (13/5/2022).

Febrio menyatakan, pemerintah saat ini tengah berfokus untuk menjaga daya beli masyarakat, salah satunya lewat ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau di pasaran. Lantas pemerintah ingin mengelolanya lewat kebijakan-kebijakan yang dibuat.

"Kita lihat hari demi hari, pertumbuhan ekonomi tetap terjaga, daya beli masyarakat, dan ketersediaan bahan pokok tetap terjaga," sebut dia.

Baca artikel selengkapnya di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini