Sukses

Cerita Maudy Ayunda Tak Berpikir Lama Saat Ditunjuk Jadi Jubir Presidensi G20 Indonesia

Sebagai Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda bertugas menyampaikan informasi penting terkait forum internasional tersebut agar bisa dipahami anak muda.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah baru saja menunjuk Maudy Ayunda sebagai juru bicara (jubir) untuk Presidensi G20 Indonesia.

Sebagai Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, dia bertugas menyampaikan informasi penting terkait forum internasional tersebut agar bisa dipahami anak muda.

Maudy pun dengan semringah menceritakan hal ini. Dia mengaku tidak perlu berpikir lama ketika ditanya kesediaan menjadi jubir Presidensi G20 Indonesia.

"Pertimbangannya nggak lama, langsung oke. Apa yang bisa aku lakukan untuk berkontribusi, akan aku lakukan kalau dampaknya positif, apalagi untuk Indonesia," kata Maudy melansir Antara di Jakarta, Kamis (7/4/2022).

Meski menyambutnya dengan gembira, Maudy mengakui harus banyak mempelajari berbagai isu G20. Perihala bagaimana menyampaikan kepada masyarakat atau mencari formula agar generasi muda memahami perihal G20.

"Aku harus mempelajari lebih dalam topik, isu prioritas yang didiskusikan. Aku menerima (informasi), mempelajari kemudian menyampaikan kembali," jelas dia.

Dia mengaku ini menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya. Namun meski terkesan berat, dia yakin bisa memahami karena ini sesuai dengan kesukaannya, yaitu belajar dan membaca.

Banyak sekali substansi Presidensi G20 Indonesia yang harus dia pelajari terkait jabatannya sebagai juru bicara. Tapi, dia yakin bisa mengemban tugas ini karena memiliki latar belakang yang memadai, yaitu lulusan ilmu pendidikan.

Maudy Ayunda meraih gelar master dari Stanford University dalam bidang administrasi bisnis dan pendidikan.

Sebelum menerikan tawaran sebagai juru bicara, Maudy mengaku banyak bertanya perihal tugasnya untuk memastikan keahliannya tepat dengan jabatan tersebut.

"Ketika dijelaskan (tugasnya) menyampaikan informasi ke generasi milenial dan Z, saya ingin mengusahakannya. Dengan latar belakang saya di bidang pendidikan, saya dapat kesempatan untuk berkontribusi dan kembali ke Indonesia," kata Maudy.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Persiapan Maudy

Presidensi G20 Indonesia masih berlangsung hingga November nanti. Maudy menyebut persiapannya sebagai juru bicara akan terus berjalan. Hal yang harus selalu dipelajari adalah informasi terkini tentang forum tersebut.

Persoalan menyampaikan informasi, Maudy berencana menggunakan akun media sosial miliknya supaya bisa berinteraksi langsung dengan anak-anak muda Indonesia

"Mudah-mudahan aku bisa komunikasikan dengan baik supaya teman-teman bisa mengerti dan tertarik secara personal dengan Presidensi G20 Indonesia," kata Maudy.

Dengan tugas barunya ini, Maudy mengaku mendapat banyak sekali pertanyaan bagaimana dengan aktivitasnya di dunia hiburan, yang sudah membesarkan namanya.

Dia seakan harus memilih antara menjadi juru bicara pemerintah dan berkegiatan di industri kreatif. "Kita, sebagai perempuan bisa menjadi berbagai peran," kata Maudy, dan menambahkan akan tetap berkegiatan di industri hiburan dan lainnya. yang selama ini dia geluti.

 

3 dari 4 halaman

Tugas Maudy Ayunda

Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, mengemukakan pertimbangan matang mereka menunjuk Maudy Ayunda sebagai juru bicara pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia.

"Maudy saat ini masih 27 tahun, tapi, prestasinya luar biasa. Dia representasi, profil anak muda Indonesia yang bisa berkarya di kancah nasional maupun internasional," kata Dedy.

Selain membintangi film, merilis album dan buku selama berkarier di dunia hiburan, Maudy juga dikenal sebagai sosok yang menomorsatukan pendidikan.

Dia juga dikenal baik oleh masyarakat, tidak hanya generasi Z dan milenial, tapi, juga generasi di atasnya.

Penunjukkan Maudy Ayunda sebagai juru bicara juga merujuk pada data Badan Pusat Statistik, bahwa usia muda berjumlah dua pertiga dari populasi Indonesia sejumlah 270,2 juta jiwa pada 2020. Populasi generasi Z mencapai 27,94 persen dari total jumlah penduduk, sementara generasi milenial sebanyak 25,87 persen.

"Generasi muda, masa depan Indonesia yang juga perlu mengerti urgensi Presidensi G20 Indonesia.

Maudy masuk ke tim juru bicara pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia, informasi yang dia sampaikan bertujuan agar isu G20 lebih membumi dan bisa sampai ke semua lapisan masyarakat.

Sejauh ini, tugas yang sudah menanti Maudy yaitu menyampaikan informasi terkait Konferensi Tingkat Tinggi, acara puncak forum G20 yang dihadiri kepala negara. Selain itu, dia juga akan menyampaikan agenda pendukung G20 secara rutin.

Sementara untuk isu yang lebih spesifik dan teknis, komunikasi akan disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk masing-masing bidang, yaitu Sherpa Track oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Finance Track oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

 

4 dari 4 halaman

Anak Mudah Harus Tahu Pentingnya Forum G20

Dedy melihat forum G20 penting diketahui oleh anak muda karena memiliki peran yang sangat strategis di kancah mancanegara. Negara-negara anggota G20 menguasai 60 persen populasi dunia, 75 persen perdagangan global.

Selain itu, negara anggota G20 juga menyumbang 80 persen Produk Domestik Bruto dunia.

"Kita bayangkan seberapa penting forum ini jika dilihat dari kontribusinya terhadap perekonomian dunia. Jika kita menjadi Presidensi G20, Indonesia memainkan peranan penting," kata Dedy.

Generasi muda bisa berkontribusi terhadap G20, misalnya dengan mengikuti forum Youth 20 yang menyuarakan isu kepemudaan. Jika tidak bisa mengikuti forum tersebut, tidak berarti sama sekali tidak bisa berpartisipasi.

Salah satu cara paling sederhana yang itu menggali wawasan tentang isu prioritas yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia, yaitu arsitektur kesehatan global yang inklusif, transformasi berbasis digital dan transisi energi berkelanjutan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.