Sukses

Mengenal Roket Katyusha, Senjata ISIS Bombardir Bandara Afghanistan

Roket Katyusha ini digunakan ISIS melancarkan serangan ke bandara Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta Roket Katyusha digunakan ISIS melancarkan serangan ke bandara Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan. Tembakan roket itu terjadi di tengah evakuasi warga untuk lari dari kekuasaan Taliban.

Menurut laporan Al Jazeera, Senin (30/8/2021), beberapa roket itu berhasil ditangkal oleh sistem pertahanan. ISIS sudah mengakui bahwa mereka adalah pelakunya.

Melalui channel Telegram, situs berita ISIS menyebut enam roket Katyusha ditembakan ke bandara.

Roket buatan Rusia ini sebelumnya juga pernah memborbardir Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Irak pada awal 2020. Militer Irak mengatakan kelompok penjahat menembakkan delapan roket.

Sebagian besar rudal menghantam kompleks perumahan dan pos pemeriksaan keamanan di dalam zona itu, merusak gedung dan mobil serta melukai seorang tentara Irak.

Sering menjadi senjata andalan, lantas apa kehebatan Roket Katyusha ini? Dikutip dari berbagai sumber, Rabu (1/9/2021), Roket Katyusha pertama kali dibuat oleh Uni Soviet dan diterjunkan pada masa Perang Dunia II. bahkan, roket ini menjadi senjata paling ditakuti kala itu.

Roket ini dirancang oleh Georgy Langemak dan diproduksi oleh Plant Comintern in Voronezh. Roket ini memiliki mobilitas cepat dikarenakan peluncurnya menggunakan truk.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mampu Tembak Sasaran 20 Km

Saat Perang Dunia II, Uni Soviet menjadikan roket ini senjata rahasia, dikarenakan lokasi peluncurannya tanpa diketahui oleh musuh. Roket Katyusha juga dirancang untuk meninggalkan jejak seminimal mungkin.

Yang membuat musuh gentar, roket ini mampu menembak sasaran dengan jarak 20,4 kilometer dan bisa ditembakkan dalam jumlah banyak. Dengan daya ledak yang tinggi, tak heran beberapa sasaran yang memiliki pertahanan udara sering bobol dengan serangan sporadis roket ini.

Lalu, kenapa dinamakan Katyusha? Pada saat itu, Katyusha sebenarnya merupakan judl lagu yang poluler di Uni Soviet. Lagu ini secara garis besar menceritakan kerinduan seorang wanita terahadap kekasihnya yang tengah bertugas menjaga perbatasan. Ada teori yang mengatakan suara yang dihasilkan roket ini ketika diluncurkan sama dengan nada dari lagu tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Daftar Perang Gunakan Roket Katyusha

Saking populernya roket ini, setidaknya pernah digunakan dalam Perang Dunia II, Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Iran-Irak, Perang Lebanon 2006, Perang Sipil Libya pada 2011, Perang Syria, dan Perang Iraq Bagian Utara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.