Sukses

Menko Airlangga: Mobilitas di Sumatera Barat dan NTT Masih Meningkat

Mobilitas di luar Jawa-Bali mengalami penurunan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kecuali 2 Provinsi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, pergerakan atau mobilitas di luar Jawa-Bali mengalami penurunan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Kita lihat mobilitas di berbagai daerah telah terjadi penurunan, terutama hampir di semua area menurun," kata Airlangga di Jakarta, Senin (9/8/2021).

Berdasarkan data google mobility, lima provinsi yang mengalami penurunan mobilitas antara lain Sumatera Utara (-7,0 persen), Riau (-5,3 persen), Kalimantan Timur (-10,2 persen). Lalu ada Papua (-8,3 persen) dan Sulawesi Selatan (7 persen).

Sementara itu dua provinsi lainnya yakni Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menunjukkan peningkatan mobilitas. Masing-masing 0,8 persen dan 2,8 persen.

"Kalau dilihat dua provinsi yang mobilitasnya masih di atas positif yaitu Sumatera Barat 0,8 persen secara rata-rata dan Riau di area pemukiman masih 5 persen dan NTT 22 persen (area taman)," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aktivitas Toko

Meski mobilitas masyarakat tertahan, namun aktivitas untuk toko makanan, apotek dan pemukiman masih menunjukkan peningkatan di berbagai wilayah luar Jawa-Bali.

"Seperti juga di Jawa yang masih diberikan keleluasaan ataupun terkait dengan kegiatan di toko makanan atau apotek di daerah pemukiman," kata dia.

Dia menambahkan, kenaikan indeks mobilitas sejalan dengan tren kenaikan kasus aktif. Sehingga perlu tetap dilakukan pengetatan mobilitas dengan PPKM.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.