Sukses

Minimal 60 Persen Warga Harus Taat Prokes Agar Covid-19 Bisa Terkendali

pemerintah selalu melibatkan banyak pihak dalam setiap pengambilan keputusan penanganan pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan menejlaskan, pemerintah selalu melibatkan banyak pihak dalam setiap pengambilan keputusan penanganan pandemi Covid-19. Pemerintah juga melibatkan para akademisi dari berbagai kampus dan daerah di Indonesia.

"Kami mendengarkan banyak orang. Kami mendengarkan guru besar FK UI, asosiasi profesi kedokteran, Universitas Airlangga, UGM, dan lainnya," kata Menko Luhut dalam sebuah diskusi virtual, Jakarta, Selasa (20/7/2021).

Menko Luhut pun menjelaskan, garis besar yang perlu dipahami oleh masyarakat luas. Pertama ialah terkait dengan penanganan di hulu yang membutuhkan dukungan masyarakat. Hal ini menjadi kunci dalam pelaksanaan penerapan protokol kesehatan.

Luhut ingin, masyarakat turut serta mendukung pemerintah. Minimal 60 persen masyarakat menaati protokol kesehatan agar pengendalian virus segera bisa ditangani.

"Bagaimana mereka bisa patuh pada protokol kesehatan. Saya tidak minta 100 persen, kalau 60 persen saja sudah luar biasa," ungkap Menko Luhut.

Kedua, soal pemenuhan oksigen, obat dan tenaga kesehatan, tempat tidur dan vaksinasi. Terkait kebutuhan rumah sakit pemerintah telah mampu menyiapkan kebutuhan ini. Khususnya di kota-kota besar telah tersedia 3.500 tempat tidur yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19.

"Masalah rumah sakit atau tempat tidur sekarang kita bangun, Jakarta aja 3.500 atau lebih dan seluruh kota-kota besar sekarang kita bangun tempat-tempat karantina dan pengobatan-pengobatan di ICU," kata Menko Luhut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapasitas Biofarma

Mengenai obat, Menko Luhut mengakui dalam sebulan ini stoknya sedikit mengalami kendala. Sebab, Biofarma hanya mampu memproduksi 22 juta dosis di bulan ini. Namun ke depan Biofarma bisa mampu memproduksi hingga 50 juta per bulan.

Menko Luhut menyadari betul betapa pentingnya upaya penangan yang optimal dilakukan di hulu. Sehingga upaya-upaya berikut atau terusnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

"Ini sangat penting, di tengah ini kita bisa manage (atur). Sekarang sudah ada varian delta, sudah ada varian baru, jadi kita siap-siap menghadapi dinamika ini," tambahnya.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.