Sukses

Dicecar DPR Soal Oksigen Langka, Begini Jawaban BUMN Farmasi

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan kelangkaan oksigen kepada BUMN Farmasi seperti Bio Farma, Indofarma dan Kimia Farma.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan kelangkaan oksigen kepada BUMN Farmasi. BUMN Farmasi sendiri terdiri dari Bio Farma, Indofarma dan Kimia Farma.

Anggota DPR Arya Bima menanyakan produksi oksigen yang kian susah ditemukan di lapangan. Bahkan dia sempat meminta BUMN Farmasi memproduksi oksigen.

"Jadi kalau oksigen bukan produk BUMN Farmasi ya? Kebutuhan oksigen disuplai oleh siapa? Kalau diminta diproduksi BUMN Farmasi mungkin tidak?" kata Bima dalam rapat, Jakarta, Rabu (7/7).

Mendapat pertanyaan itu, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menjelaskan, BUMN Farmasi tidak memproduksi oksigen. Namun, melakukan pemasaran di apotik di mana BUMN ini beroperasi.

"Bukan Pak. Paling kita sekedar distribusi di apotik. Ini kan bagian dari perusahaan gas. mereka sudah membagi produksi mereka ada untuk medis, dan industri. Selama ini ada diprosuksi untuk medis," katanya.

Honesti melanjutkan, selama ini peruhaan gas secara langsung mendistribusikan oksigen ke semua rumah sakit. Sementara BUMN Farmasi hanya melakukan pemasaran.

"Kebanyakan mereka langsung ke rumah sakit. kalau di kami untuk kebutuhan darurat dalam bentuk yang kecil tapi tak semua apotik menjual itu," jelasnya.

Sementara itu terkait kemungkinan produksi, Honesti menegaskan, sangat mungkin mengambil alih. Tetapi prioritas saat ini adalah perusahaan gas.

"Mungkin juga produksi. Tapi belum pernah kami ke sana. karena ada yang menggarap itu," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Waduh, Harga Oksigen di Jakarta Melonjak hingga 900 Persen

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan survei ketersediaan oksigen di DKI Jakarta selama masa PPKM Darurat. Hasilnya, harga oksigen di sejumlah toko di marketplace naik hingga mencapai 900 persen.

"Kita melakukan survei ketersediaan oksigen baik yang portabel maupun yang sifatnya tabung. Kita temukan kenaikan harga yang cukup tinggi banget, rentangnya itu 16-900 persen," kata Kepala Kanwil III KPPU Aru Armando dalam sesi teleconference, Rabu (7/7/2021).

Aru mengatakan, kenaikan harga tersebut terjadi untuk oksigen portabel merek Oxycan 500 cc yang dijual oleh 11 toko. Kisaran harganya Rp 58 ribu hingga Rp 450 ribu, dengan harga rata-rata Rp 275 ribu.

"Untuk toko yang menjual Oxycan dibawah harga rata-rata, stok barang tersedia tidak lebih dari 10 buah. Sedangkan yang menjual diatas harga rata-rata stoknya mencapai 17-280 buah," jelasnya.

Menurut Aru, terdapat perilaku toko yang memanfaatkan kesempatan tingginya permintaan untuk menaikan harga oksigen portabel.

Dari hasil survey marketplace A terhadap sample beberapa toko di Jakarta, dia menyebutkan, terdapat 11 toko yang menjual tabung oksigen ukuran 1 M3 dengan trolly dan regulator full set dengan kisaran harga Rp 800 ribu hingga Rp 1,594 juta.

"Untuk toko yang menjual dibawah harga rata-rata, stok ketersediaan barang kosong. Sedangkan yang menjual diatas harga rata-rata ketersediaannya 4-99 buah oksigen," tutur Aru.

3 dari 4 halaman

Pemerintah Peroleh Tambahan 800 Ton Oksigen dari Batam

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini sedang dilakukan penjemputan sebanyak 800 ton oksigen dari Batam untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa.

“Terindentifikasi ada tambahan oksigen yang bisa ditarik dari Pulau Batam 800 ton dan sekarang ISO tank sudah dikirim ke sana untuk ditarik ke Pulau Jawa,” kata Airlangga dalam Konferensi Pers Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali, yang disiarkan di YouTube Perekonomian RI, Rabu (7/7/2021).

Terkait ketersediaan oksigen, Airlangga menyebut bahwa beberapa ISO tank oksigen sudah sampai di Jakarta. Bahkan, saat ini dalam tahap persiapan untuk disalurkan agar siap digunakan oleh pasien Covid-19.

“Beberapa ISO tank sudah datang di Jakarta dan beberapa sedang dipersiapkan. Pemerintah menggunakan seluruh fasilitas yang ada, sehingga ketersediaan baik produksi nasional yang ada di Jawa maupun yang di luar Jawa semua ditarik,” katanya.

Di samping itu, untuk Oximeter (pulse oximeter) yang merupakan alat pengukur kadar oksigen dalam darah, rencananya akan dilakukan impor lantaran terbatasnya ketersediaan oximeter di dalam negeri.

“Ada beberapa oximeter yang akan dimasukkan ke Indonesia, dan kalau sudah waktunya akan dijelaskan berapa jumlahnya secara logistik oleh Kemenperin,” ujarnya.

Sebagai informasi, sejak akhir Juni 2021 pasokan oksigen dan tabung oksigen menipis di beberapa daerah, khususnya di Jakarta, sehingga berimbas ke sejumlah rumah sakit.

Hal itu disebabkan terjadinya lonjakan kebutuhan oksigen sektor medis mencapai 800 ton per hari, kemudian permintaan oksigen juga meningkat 5 kali lipat.  

4 dari 4 halaman

Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.