Sukses

Harga Minyak Naik Akibat Kurangnya Stok di AS

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 23 sen atau 0,3 persen pada USD 73,21 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada perdagangan Rabu, menuju kenaikan bulanan dan triwulanan, setelah data menunjukkan stok minyak mentah AS menyusut dan laporan OPEC meramalkan pasar yang kekurangan pasokan minyak tahun ini.

Dikutip dari CNBC, Kamis (1/7/2021), kontrak minyak mentah Brent untuk Agustus, yang akan berakhir pada Rabu, naik 28 sen atau 0,4 persen pada level USD 75,04 per barel pada 11:22 (1522 GMT.)

Kontrak September naik 17 sen pada USD 74,45 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 23 sen atau 0,3 persen pada USD 73,21 per barel.

Kedua patokan harga minyak dunia tersebut berada tepat di bawah level tertinggi yang terakhir dicapai pada 2018, dan akan mencatat kenaikan bulanan ketujuh mereka dalam delapan bulan terakhir.

Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa harga minyak Brent berada di rata-rata USD 67,48 per barel tahun ini dan WTI USD 64,54. Keduanya naik dari jajak pendapat Mei 2021 lalu.

Stok minyak mentah AS turun minggu lalu untuk minggu keenam berturut-turut karena penyulingan meningkatkan produksi sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan, kata Administrasi Informasi Energi.

Persediaan di Cushing, Oklahoma yang merupakan titik pengiriman untuk WTI, turun ke level terendah sejak Maret 2020.

"Dengan berlanjutnya penurunan persediaan minyak mentah Cushing dan pertemuan OPEC+ besok, saya memperkirakan harga minyak mentah akan naik karena pasar telah meminta lebih banyak pasokan," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertemuan OPEC+

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) akan bertemu pada hari Kamis. Kelompok ini mengembalikan pasokan 2,1 juta barel per hari (bph) ke pasar dari Mei hingga Juli sebagai bagian dari rencana untuk secara bertahap melepaskan rekor pembatasan produksi minyak tahun lalu.

Harapan untuk pemulihan luas menerima dorongan dari Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo, yang mengatakan pada hari Selasa bahwa permintaan diperkirakan akan meningkat sebesar 6 juta barel per hari pada 2021, dengan 5 juta barel per hari yang akan datang pada paruh kedua tahun ini.

Goldman Sachs memperkirakan bahwa permintaan akan kembali naik 2,2 juta barel per hari pada akhir 2021, meninggalkan kekurangan pasokan 5 juta barel per hari.

Namun, laporan internal OPEC yang dilihat oleh Reuters menyoroti bahwa pasar minyak dapat kembali ke kelebihan setelah kelompok tersebut diperkirakan akan mengurangi produksi minyak di bawah 6 juta barel per hari pada April 2022.

OPEC+ diperkirakan akan membahas perpanjangan potensial dari kesepakatan pasokan minyaknya saat ini di luar April 2022 ketika bertemu pada hari Kamis, dua sumber mengatakan kepada Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.