Sukses

Dulu Orang Terkaya di Asia, Jatuh Bangun Wang Jianlin Lunasi Utang hingga Rugi USD 32 Miliar

Kekayaan miliarder Wang Jianlin berkurang hingga USD 32 miliar akibat kinerja jeblok perusahannya serta lilitan utang usaha yang kian menggunung.

Liputan6.com, Jakarta Sempat bermimpi saingi perusahaan hiburan terkemuka dunia, Walt Disney, mimpi taipan asal China, Wang Jianlin itu justru makin jauh dari harapan. Perusahaannya terlilit utang, kekayaan tergerus dan akhirnya terdepak dari jajarang orang terkaya dunia.
 
Wang Jianlin merupakan pemilik dari Dalian Wanda Group. Perusahaan raksasa di bidang real estate yang menguasai banyak hotel, mal, hingga sempat menguasai bisnis jaringan bioskop terbesar dunia, AMC Entertainment.
 
Dulunya Jianlin dinobatkan sebagai orang terkaya di Asia berkat kesuksesannya menginisiasi banyak bisnis di dalam dan luar China. Sayangnya sekarang tidak lagi, ia bahkan terlempar dari jajarang 30 orang terkaya di negaranya sendiri.
 
Pada masa kejayaannya, Jianlin sempat menguasai banyak properti mewah dunia. Membeli studio Hollywood Legendary Entertainment, properti mewah di Beverly Hills, sebuah jet pribadi Gulfstream G550, serta menjadi pengembang dari salah satu apartemen pencakar langit di Eropa, One Nine Elms di London.
 
Sayangnya, dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/3/2021) dalam kurun waktu 6 tahun terakhir kekayaannya sudah tergerus USD 32 miliar atau lebih dari Rp 448 triliun. Saat dinobatkan sebagai orang terkaya Asia pada tahun 2015, Bloomberg mencatat kekayaan Jianlin saat itu menyentuh USD 46 miliar atau setara lebih dari Rp 644 triliun.
 
Penyebab utamanya karena perusahannya terlilit utang bisnis yang diperkirakan bernilai USD 56 miliar setara lebih dari Rp 784 triliun. Sebagian besar utang perusahaan kabarnya akan jatuh tempo tahun ini, beberapa obligasi Dolar AS juga sudah membayang-bayangi Jianlin ditagih bulan ini.
 
Terbaru, demi melunasi utang tersebut, Wanda Group telah melepas mayoritas sahamnya di AMC, perusahaan asal Amerika Serikat pemilik jaringan bioskop terbesar dunia. Wang Jianlin menjual 27,9 persen saham Wanda Group di AMC awal Maret lalu, dan sekarang tersisa kurang dari 10 persen saja. 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek Pandemi

Mengoperasikan banyak jaringan perusahaan hiburan, Wanda Group jelas ikut menanggung kerugian besar selama pandemi. Banyak bioskop dan layanan hiburan lainnya terpaksa tutup selama pembatasan aktivitas publik. 
 
Salah satu anak usaha Wanda Group yang bergerak di bidang produksi film dan operator bioskop, Wanda Film Holdings melaporkan kerugian bersih tahunan yang diprediksi mencapai USD 1 miliar setara lebih dari Rp 14 triliun.
 
Wanda Group merupakan pemegang saham mayoritas di AMC sejak pembelian pada tahun 2012 senilai USD 2,6 miliar setara Rp 36,4 triliun. Sayangnya hantaman pandemi membuat industri sinema kian lesuh.
 
AMC melaporkan terancam bangkrut karena anjloknya pendapatan hingga 77 persen dan menyebabkan kerugian hingga USD 4,6 miliar atau lebih dari Rp 64,4 triliun sepanjang 2020. 
 
Begitupun bisnis Wanda Group di bidang properti komersial. Wanda Commercial Management, yang mengoperasikan banyak mal mewah di kota-kota besar China melaporkan penurunan penjualan dan laba perusahaan hingga 50 persen selama sembilan bulan pertama 2020.
 
Sikap keras pemerintahan Xi Jinping terhadap pasar kredit selama pandemi rupanya ikut mempengaruhi pembengkakan utang Wanda Group ke level tertinggi sejak 3 tahun terakhir. Sementara itu, lesuhnya pasar kredit Asia karena kekhawatiran investor terhadap banyak perusahaan properti, ikut memperlebar resiko utang Wanda Group. 
 
Tahun lalu, Wanda Group berhasil meraup dana talangan senilai USD 7,4 miliar setara Rp 103,6 triliun lebih dalam bentuk utang lokal dan luar negeri. Ini dipakai untuk menutupi utang perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu dekat, termasuk membayar obligasi domestik sebesar USD 4,9 miliar atau sekitar Rp 68,6 triliun yang jatuh tempo tahun ini.
 
Sebagai langkah antisipasi kerugian yang kian melebar, Wanda Commercial Group yang menyumbang hampir setengah dari pendapatan Wanda Group memutuskan akan menghentikan pembelian aset baru, terutama tidak akan melakukan ekspansi dengan menahan untuk tidak membeli plot tanah baru. 
 
Dengan resiko utang yang kian tak terbendung, dalam edaran penawaran pada bulan September, Wanda Group mengatakan kepada investor bahwa tingkat utang grup dapat “mempengaruhi” beberapa operasi bisnis.
 
"Wanda tidak memiliki alternatif nyata untuk strategi baru asset-light, utang perusahaan tidak dapat dipertahankan." sebut Brock Silvers, Kepala Investasi di Kaiyuan Capital di Hong Kong.
 
 
Reporter: Abdul Azis Said
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.