Sukses

BRI Micro and SME Index Dorong UMKM Naik Kelas

BMSI adalah indeks yang dibuat BRI untuk menilai kondisi pelaku UMKM saat ini dan ekspektasi mereka hingga kurun 3 bulan mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut baik hadirnya indeks usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Indeks ini untuk mengukur aktivitas bisnis dan ekspektasi para pengusaha.

Anggota Dewan Pertimbangan Apindo Franky Sibarani menjelaskan, indeks usaha mikro dan kecil akan berdampak pada semakin banyaknya pelaku UMKM yang naik kelas. Hal tersebut otomatis berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pernyataan Franky disampaikan menanggapi hadirnya BRI Micro and SME Index (BMSI) yang diluncurkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada Rabu 11 November 2020.

“Bagus sekali inisiatif dari BRI, memacu UMKM untuk maju dan lebih banyak yang naik kelas. Semakin banyak UMKM yang terlibat akan lebih baik. Indeks ini bisa dikembangkan nanti, tentu dengan dukungan pemerintah, supaya lebih masif,” ujar Franky di Jakarta, Kamis (12/11/2020).

BMSI adalah indeks yang dibuat BRI untuk menilai kondisi pelaku UMKM saat ini dan ekspektasi mereka hingga kurun 3 bulan mendatang. Indeks ini terdiri atas dua indikator yakni Indeks Aktivitas Bisnis (IAB) dan Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis (IEAB).

BMSI bersifat nasional dan akan dipublikasikan rutin setiap kuartal oleh BRI. Sehingga Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan publik, khususnya di UMKM.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Data Tunggal

Franky menilai, BMSI merupakan hal yang beda dengan kebutuhan pendataan tunggal UMKM di Indonesia. Menurutnya, kehadiran indeks khusus ini tidak meniadakan kebutuhan akan hadirnya basis data tunggal UMKM. Karena itu, dia berharap pembuatan basis data UMKM dapat segera dibentuk oleh pemerintah.

“Satu data dari Usaha Mikro sampai Usaha Menengah kapasitasnya pasti berbeda. Sehingga akses ke indeks tentu yang Usaha Menengah akan lebih banyak. Sementara pendataan, kita perlu untuk pengembangan Usaha Mikro yang jumlahnya 63 juta. Leadnya harus oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan melibatkan semua stakeholder termasuk swasta, serta BUMN,” ujarnya.

Berdasarkan publikasi perdana BSMI pada kuartal III tahun ini, menunjukkan kondisi pelaku UMKM sudah mulai bangkit. Indeks UMKM tercatat naik dari 65,5 menjadi 84,4 per September 2020.

BSMI juga merekam ekspektasi pelaku UMKM yang meningkat hingga 109,3 untuk kuartal IV/2020. Peningkatan ini menandakan adanya optimisme pengusaha akan perbaikan kondisi ekonomi mulai akhir tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.