Sukses

Simak, Rahasia BRI Selamatkan 2,8 Juta UMKM Terdampak Corona

BRI hingga kini sudah menyelamatkan lebih 2,8 juta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) hingga kini sudah menyelamatkan lebih 2,8 juta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dengan total kredit mencapai Rp 180 triliun.

“Sampai hari ini kita sudah menyelamatkan lebih dari 2,8 juta para pelaku UMKM, dengan total kredit hampir 180 triliun. BRI mengerjakannya dalam waktu yang cepat,” kata Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI) Supari, dalam BRI sharing session bersama Liputan6.com, Rabu (5/8/2020).

Menurutnya, penyelamatan yang dilakukan BRI tidak kalah dengan penyelamatan bencana-bencana nasional lainnya. Namun yang berbeda, dari sisi upaya yang dilakukan tidak dipublikasikan saja.

Lanjutnya, separah apapun krisis yang terjadi UMKM jangan sampai mati begitu saja. Oleh karena itu pada April-Mei BRI melakukan penyelamatan UMKM. Seperti penyesuaian-penyesuaian kewajiban UMKM dalam menghasilkan cash flow dengan restrukturisasi.

“Bentuknya restrukturisasi penyesuaian nasabah, dengan kapasitas nasabah yang omzetnya sudah turun sampai dengan 30 persen. Banyak yang dilakukan modelnya mulai penundaan pokok, penurunan suku Bunga dan penundaan bunga, ini adalah bagian-bagian penyelamatan para pelaku usaha UMKM,” jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

UMKM Nasabah BRI

Ia menyebut UMKM yang diselamatkan oleh BRI, yakni UMKM nasabah BRI yang omzetnya turun sampai 20 persen. Lalu UMKM yang selalu berkontribusi, patuh pada kewajibannya, dan tidak bermasalah sebelum pandemi.

“Jadi kita sudah punya kriteria-kriteria yang tentunya kriteria itu mudah di akses, dan dipenuhi oleh masyarakat, karena dalam kondisi seperti ini siapapun akan terkena dampak pandemi ini, tidak terkecuali nasabah yang kecil, terpencil  mereka akan terdampak,” ujarnya.

Oleh karena itu, BRI pun sigap dalam mencermati dan membuat skema-skema penyelamatan agar pelaku UMKM tidak semakin jatuh. Dengan menerapkan strategi membangun digitalisasi di BRI.

“Kita sudah membangun inisiatif transformasi proses menuju digitalisasi, itulah yang menuntun BRI sehingga bisa melakukan penyelamatan yang luar biasa dalam tempo yang singkat,” ujarnya.

Demikian, transformasi BRI yang disebut dengan evolusi yang dimulai tahun 2018 membantu BRI dalam menghadapi krisis, dan melakukan penyelamatan dengan BRISPOT, BRILink, untuk mengantisipasi aktivitas bertatap muka langsung dengan nasabah UMKM.   

3 dari 4 halaman

Direktur BRI Supari: Nyawa Kami Ada di Sektor UMKM

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus berupaya berkontribusi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Alasannya, sektor UMKM merupakan nyawa bagi BRI dan juga negara karena merupakan penggerak perekonomian Indonesia.

“Sampai hari ini, 78 persen dari portofolio kredit UMKM, 40 persen diantaranya usaha mikro. Jadi sesungguhnya nyawa BRI dan rohnya ada di sana,” kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, dalam BRI sharing session bersama Liputan6.com, Rabu (5/8/2020).

Supari menyebut, UMKM sangat penting bagi BRI dan negara. Jika UMKM mengalami masalah maka BRI juga akan bermasalah. Selain itu, UMKM juga menjadi penggerak utama perekonomian negara ini.

Ia pun mengebutkan setidaknya ada 3 hal penting yang dikontribusikan oleh UMKM. Pertama, penanggulangan kemiskinan. Jelas Supari, disitulah UMKM memegang peran penting khususnya terkait penyerapan tenaga kerja.

“Kalau sekarang hamper 62 juta UMKM, penyerapan dari mikro saja kurang lebih 105 juta orang yang mencari nafkah di usaha mikro pada umumnya. Begitulah peran pada pengentasan kemiskinan,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Pemerataan

Kedua, peran pemerataan yang ruangnya luar biasa tidak tersekat-sekat oleh geografis, ada di mana saja, ada di desa, pasar, dan kaki lima, sehingga UMKM memiliki peran penting dalam pemerataan perekonomian di negara ini.

Ketiga, era teknologi dan informasi yang bisa diakses oleh pelaku UMK, sehingga UMKM menjadi kontributor terhadap ekspor dan devisa negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.