Sukses

Harga Minyak Naik Imbas Pemangkasan Produksi Melebihi Perkiraan

Harga minyak naik tipis pada hari Selasa

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik tipis pada hari Selasa karena OPEC dan sekutunya memangkas produksi lebih dari yang disepakati pada bulan Juni, meskipun kekhawatiran permintaan bertahan karena meningkatnya kasus COVID-19 di Amerika Serikat.

Dikutip dari CNBC, Rabu (15/7/2020), harga minyak mentah berjangka Brent naik 18 sen, atau 0,42 persen, menjadi menetap di USD 42,90 per barel, setelah bergerak lebih rendah di awal sesi. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 19 sen, atau 0,47 persen, lebih tinggi pada USD 40,29 per barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC +, telah memberikan kepatuhan sebesar 107 persen dengan pengurangan produksi minyak yang disepakati pada bulan Juni, kata sebuah sumber OPEC + pada hari Selasa.

Pasar sangat menunggu berita dari OPEC + tentang penurunan produksi berikutnya. Komite Teknis Bersama OPEC bertemu pada hari Selasa, dengan Komite Pengawasan Bersama Menteri akan bertemu pada hari Rabu.

Di bawah pakta pasokan yang ada, OPEC + diatur untuk mengurangi rekor penurunan produksi minyak 9,7 juta barel per hari (bph) menjadi 7,7 juta bph dari Agustus hingga Desember.

"Spekulasi OPEC + telah menekan pasar, dan sekarang data kepatuhan keluar, dan itu mendukung," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembatasan Sosial di Sejumlah Negara

Namun, pasar tetap berhati-hati pada kekhawatiran bahwa negara-negara bagian dapat meningkatkan tindakan penguncian seperti yang dilakukan California pada hari Senin, mengikuti langkah serupa di negara-negara lain, seperti Florida dan Texas.

Pembatasan baru juga diperkenalkan di Asia dan Australia.

Pasar minyak bergerak lebih dekat ke titik keseimbangan karena permintaan secara bertahap meningkat, sekretaris jenderal OPEC mengatakan pada hari Senin.

Laporan bulanan OPEC mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh dengan rekor 7 juta barel per hari tahun depan, tetapi permintaan itu masih akan lebih lemah daripada pra-COVID.

Impor minyak mentah China bulan Juni mencapai tertinggi harian dan bulanan, data menunjukkan.

Namun, analis Citi mengatakan kenaikan pasokan yang membayangi dapat membebani harga karena ketidakpastian permintaan. Morgan Stanley mengatakan permintaan minyak tidak mungkin melebihi level pra-COVID hingga akhir 2021.

Analis memperkirakan bahwa cadangan bensin AS turun 900.000 barel dan persediaan minyak mentah sebesar 2,3 juta barel pekan lalu, sebuah jajak pendapat pendahuluan menunjukkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.