Sukses

Harga Minyak Turun 1 Persen Jelang Pertemuan OPEC

Harga minyak sedikit mengalami tekanan karena adanya kekhawatiran permintaan akan terpukul karena bertambahnya kasus positif Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak ditutup sedikit lebih rendah pada perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pelaku pasar tengah menunggu hasil pertemuan negara-negara produsen minyak OPEC di akhir pekan ini yang diperkirakan akan merekomendasikan kenaikan produksi.

Harga minyak sedikit mengalami tekanan karena adanya kekhawatiran permintaan akan terpukul jika beberapa pemerintahan kembali melakukan lockdown karena kasus positif Corona terus melonjak.

Mengutip CNBC, Selasa (14/7/2020), harga minyak Brent berjangka turun 1 sen menjadi USD 43,23 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate turun 45 sen atau 1,1 persen menjadi USD 40,10 per barel.

Organisasi Kesehatan Dunia atau The World Health Organizatio (WHO) melaporkan rekor peningkatan harian dalam kasus Corona global pada hari Minggu, dengan total naik lebih dari 230 ribu kasus.

Di Amerika Serikat (AS), membukukan rekor melonjak penderita Corona pada akhir pekan karena Florida melaporkan peningkatan lebih dari 15.000 kasus baru dalam 24 jam, rekor untuk negara bagian mana pun.

Pelaku pasar tengah gelisah ketika Komite Pemantauan Bersama Tingkat Menteri (JMMC) dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersiap untuk bertemu pada hari Selasa dan Rabu untuk merekomendasikan tingkat pengurangan pasokan.

OPEC dan sekutu-sekutu termasuk Rusia atau dikenal dengan kelompok sebuah kelompok yang dikenal dengan OPEC + diperkirakan akan menambah produksi mereka menjadi 7,7 juta barel per hari (bph) setelah pemulihan permintaan minyak global.

Apapun hasil keputusan dari pertemuan OPEC + ini pasti akan mempengaruhi gerak harga minyak ke depannya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Minyak Naik Dipengaruhi Data Prediksi Jumlah Permintaan Dunia

Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak naik lebih dari 2 persen pada hari Jumat setelah Badan Energi Internasional (IEA) menaikkan perkiraan permintaan tahun 2020.

Namun di sisi lain rekor kasus virus corona baru di Amerika Serikat membuat harapan untuk pemulihan cepat dalam konsumsi bahan bakar sedikit tertahan.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/7/2020), harga minyak mentah Brent naik 90 sen, atau 2,2 persen, pada USD 43,25 per barel, dan minyak AS naik 93 sen, atau 2,3 persen, menjadi USD 40,55 per barel.

Brent sedikit berubah pada minggu ini sementara minyak mentah AS ditetapkan untuk penurunan mingguan sekitar 1 persen.

IEA yang berbasis di Paris menaikkan perkiraan permintaannya menjadi 92,1 juta barel per hari (bph), naik 400 ribu bph dari prospeknya bulan lalu, mengutip penurunan kuartal kedua yang lebih kecil dari perkiraan.

Namun, lebih dari 60.500 kasus COVID-19 baru dilaporkan di Amerika Serikat pada hari Kamis, mencetak rekor harian. Penghitungan juga merupakan hitungan harian tertinggi untuk negara mana pun sejak patogen muncul di China akhir tahun lalu.

"Sementara pasar minyak tidak diragukan lagi telah membuat kemajuan yang besar, dan di beberapa negara, percepatan jumlah kasus COVID-19 adalah pengingat yang mengganggu bahwa pandemi tidak terkendali," kata IEA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.