Sukses

Penambahan Kasus Virus Corona di AS Bikin Harga Minyak Turun

Kekhawatiran tentang kasus virus corona yang baru di Amerika Serikat melebihi tanda-tanda pemulihan permintaan minysk AS pada hari Kamis

Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran tentang kasus virus corona yang baru di Amerika Serikat melebihi tanda-tanda pemulihan permintaan minysk AS pada hari Kamis. Hal ini menjadi sentimen yang menyebabkan harga minyak turun.

Pasar juga dalam pola holding menjelang pertemuan pada 15 Juli dari panel pemantauan pasar Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.

Dikutip dari CNBC, Jumat (10/7/2020), minyak mentah berjangka Brent turun 90 sen, atau 2 persen, pada USD 42,39 per barel, setelah naik 0,5 persen pada hari Rabu.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate tergelincir USD 1,28, atau 3,13 persen, menjadi menetap di USD 39,62 per barel, setelah naik 0,7 persen pada hari sebelumnya.

"Dukungan harga minyak hilang setelah minggu ini karena kasus virus corona melonjak di beberapa negara bagian AS," kata Tamas Varga di PVM Oil Associates, seraya menambahkan bahwa kemungkinan penurunan harga akan terjadi.

Data dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan stok minyak AS turun 4,8 juta barel pekan lalu, jauh lebih banyak dari perkiraan para analis, karena permintaan mencapai level tertinggi sejak 20 Maret.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lonjakan Kasus Virus Corona di AS

Tetapi lonjakan kasus virus corona di beberapa negara bagian AS meningkatkan prospek penguncian baru yang kemungkinan akan mengurangi pemulihan berkelanjutan dalam permintaan bahan bakar.

Itu menjaga kontrak minyak mentah patokan dalam kisaran ketat minggu ini, meskipun memegang di atas USD 40 per barel.

Permintaan bensin AS turun di daerah-daerah di mana kuncian sedang dipulihkan, meskipun di Pantai Timur, di mana infeksi coronavirus terkendali, ia pulih dengan baik, Lachlan Shaw, kepala penelitian komoditas di National Australia Bank, mengatakan.

Amerika Serikat melaporkan lebih dari 60.000 kasus COVID-19 baru pada hari Rabu, peningkatan terbesar yang dilaporkan oleh suatu negara dalam satu hari.

Libya, yang pelabuhannya telah diblokir sejak Januari, sedang mencoba untuk melanjutkan ekspor setelah perusahaan minyak negara itu mengangkat force majeure di terminal minyak Es Sider pada hari Rabu. Namun, sebuah kapal tanker dicegah memasuki pelabuhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.